UM dan GuangXi Normal University Lakukan Program Pertukaran Mahasiswa BIPA

 
29/05/2019 – 18:42 | Views: 5.41k

Universitas Negeri Malang menyelenggarakan berbagai program BIPA, salah satunya program kerja sama pertukaran mahasiswa dengan GuangXi Normal University (GXNU), Tiongkok. Program ini diberi nama Program 3+1 GuangXi Normal University yang diselenggarakan

TIMESINDONESIA, MALANG – Program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) merupakan program yang diselenggarakan di beberapa kampus di Indonesia, termasuk Universitas Negeri Malang (UM). 

Program ini bertujuan untuk memperkenalkan bahasa Indonesia pada skala internasional, sehingga bahasa Indonesia bisa menjadi salah satu bahasa yang digunakan dalam interaksi-interaksi masyarakat dunia.

UM-dan-GuangXi-2.jpg

Selain itu, program BIPA juga bisa menjadi salah satu upaya meningkatkan hubungan kerja sama antara universitas di Indonesia dengan universitas-universitas di luar negeri, sehingga dapat menjadi peluang untuk melakukan penelitian-penelitian bersama.

Selain itu, program BIPA juga bisa menjadi salah satu upaya meningkatkan hubungan kerja sama antara universitas di Indonesia dengan universitas-universitas di luar negeri, sehingga dapat menjadi peluang untuk melakukan penelitian-penelitian bersama.

Universitas Negeri Malang, khususnya Fakultas Sastra, telah menyelenggarakan berbagai program BIPA, salah satunya program kerja sama pertukaran mahasiswa dengan GuangXi Normal University (GXNU), Tiongkok. Program ini diberi nama Program 3+1 GuangXi Normal University yang diselenggarakan perdana di tahun 2018 lalu. 

Kedua universitas saling bertukar mengirimkan 8 mahasiswa. Fakultas Sastra memilih Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin untuk mengelola program ini. Dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Ibu Ariva Luciandika, M.Pd. ditunjuk sebagai koordinator, sedangkan Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin, Ibu Octi Rjeky Mardasari, MTCSOL. ditunjuk sebagai wakil koordinator.

UM-dan-GuangXi-3.jpg

Program 3+1 dilaksanakan selama 1 tahun dengan berbagai kegiatan di dalam kelas maupun di luar kelas. Seluruh mahasiswa GXNU mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan mahasiswa lain di UM. Mereka mendapatkan KTM, jas almamater, diberi akses ke siakad dan perpustakaan, serta mendapatkan KHS setiap akhir semester. 

Akan tetapi, mereka juga diwajibkan mengikuti perkuliahan selama 16 kali pertemuan dengan tanggung jawab 18 sks. Berbagai kegiatan pembelajaran harus dilakukan, termasuk pembelajaran di luar kelas.

Selama 1 tahun belajar di Fakultas Sastra, mahasiswa GXNU melakukan berbagai kegiatan belajar di luar kelas, salah satunya ekskursi budaya ke Bromo. Melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat belajar budaya asli suku Tengger dan berinteraksi langsung dengan masyarakat di sana. Mahasiswa diberi tugas mewawancarai masyarakat Tengger agar dapat mengenal lebih dekat budaya lokal Tengger dan memahami pola interaksi yang terjadi di antara masyarakat.

UM-dan-GuangXi-4.jpg

Selain ekskursi budaya ke Bromo Tengger, mahasiswa juga melakukan jelajah pariwisata alam di Indonesia, yaitu ke Paralayang dan Omah Kayu yang berada di Kota Batu. Mahasiswa dapat menyaksikan keindahan alam Indonesia dengan nuansa pegunungan yang segar. Setelah itu, mahasiswa ditugaskan untuk mempresentasikan tentang pariwisata alam Indonesia di kelas menurut opini mereka.

Selain berkunjung menikmati budaya dan pariwisata, mahasiswa juga diberi pengalaman membuat kerajinan khas Indonesia, seperti batik, topeng, dan tas sulam. Mahasiswa berkunjung ke salah satu sekolah yang sedang mengadakan kegiatan membatik massal, yaitu SDN Blimbing 4 Malang.

Pada kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya diajarkan proses pembuatan batik, tetapi juga berinteraksi dengan seluruh siswa, dewan sekolah, dan guru-guru di sekolah tersebut. Hal ini bertujuan melatih mahasiswa belajar pola komunikasi verbal yang spontan dan kontekstual dengan lingkungan sekitar. 

Untuk menambah keterampilan mereka, mahasiswa juga mengikuti pelatihan menyulam. Mahasiswa disediakan tas yang sudah jadi, kemudian mereka menghias tas dengan menyulam berbagai pola di atas tas. Tas sulaman yang sudah mereka buat sendiri bisa dibawa pulang sebagai hasil karya.

UM-dan-GuangXi-5.jpg

Menyulam merupakan salah satu keterampilan khas Indonesia yang juga dipelajari dengan sangat serius oleh seluruh mahasiswa. Hal ini tentu menjadi pengalaman berharga yang tidak terlupakan. Menyimak proses menyulam dari awal hingga akhir dari pelatih juga dapat berfungsi meningkatkan keterampilan menyimak mereka.

Pada semester 2, mahasiswa tidak hanya berkesempatan belajar berbahasa Indonesia di kelas dengan para dosen, tetapi mereka juga mengikuti kelas tari dan gamelan. Tari dan gamelan tradisi menjadi salah satu matakuliah yang harus mereka ampu. 

Di akhir semester, dilakukan penutupan program dan mahasiswa harus menampilkan tari serta gamelan yang sudah dipelajari. Mahasiswa sangat luwes melakukan beragam gerakan tari dan mahir memainkan gamelan sebagai musik tradisional Indonesia.

Seluruh kegiatan program BIPA yang dilakukan mahasiswa GuangXi Normal University selama 1 tahun di UM memberikan berbagai pengalaman menarik sekaligus keterampilan-keterampilan yang bisa mereka eksplorasi lebih lanjut saat kembali ke Tiongkok. (*)

Sumber dari: https://m.timesindonesia.co.id/read/215851/20190529/184259/um-dan-guangxi-normal-university-lakukan-program-pertukaran-mahasiswa-bipa/

Leave a Reply

Your email address will not be published.