Intoleransi, Buah Pengabaian Pendidikan Multikultural
Intoleransi, Buah Pengabaian Pendidikan Multikultural
N. Fidayat Mahasiswa FIP UM
SEBAGAI bangsayangmultikultural, Indonesia selalu dihadapkan masalah konflik yang muncul silihberganti. Intoleransi memang kerap menjadi penyebab munculnya konflik Indonesia ini. Hal itu disebabkan oleh adanya keanekaragaman suku, agama, ras, dan etnis yang kerap teijadi benturan satu sama lain.Benturan-benturan itu memang merupakan suatu keniscayaan bagi manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari adanya interaksi satu sama lain
Namun begitu, jikabenturan dapat itu tidak diimbangi dengan sikap toleransi dan cinta damai dalam setiap individu dalam masyarakat maka dapat menjadi konflik. Konflik yang tidak ditangani secara cepat dan tepat, bukan tidak mungkin menjadi penghambat stabilitas nasional atau bahkan menjadi penyebab investor asing untuk berpikir ulang menanamkan sahamnya di Indonesia.
Tentu, kejadian serupa beserta dampak-dampak negatif yang menyertainya tidak diharapkan untuk kembali terulang. pihak-pihak terkait dapat segera berbenah dan belajar dari hal-hal yang telah terjadi itu. Jangan sampai seperti keledai, yang jatuh di lubang yang sama!
Lembaga Pendidikan sebagai salah satu pihak yang tak lepas dari masyarakat perlu menanggapi isu intoleransi di atas dengan serins, salah satunya sekolah. Sudah tak dapat dipungkiri lagi, sekolah sebagai benteng moralitas bangsa perlu menanamkan nilai-nilai karakter, diantaranya toleransi dan cinta damai. Pengintegrasian nilai-nilai karakter itu merupakan amanat yang tertuang dalam dokumen “Kerangka Acuan Nasional Pendidikan Karak disebabkan oleh adanya keaneka- ter oleh Kemendiknas 2010”.Dokumen tersebut berisikan pedoman pengintegrasian 18 nilai karakter dalam sistem persekolahan.Jika sekolah menerapkan kedelapanbelas nilai karakter itu dalam pembelajaran dan budaya sekolah, siswa akan