Ganjar Pranowo Singgung Kebakaran Bromo di Universitas Negeri Malang, Jawab Solusi Mitigasi Bencana

 

SURYAMALANG.COM, – Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo menyinggung kebakaran Bromo saat mengisi kuliah umum di Universitas Negeri Malang. 

Ganjar Pranowo hadir sebagai narasumber pada Minggu, (16/10/23) di Graha Cakrawala yang dihadiri ratusan mahasiswa. 

Kuliah umum tersebut bertema Kreativitas dan Produktivitas Generasi Muda untuk Indonesia Emas 2045.

Membahas beberapa masalah yang terjadi di Indonesia saat ini, Ganjar Pranowo menyinggung tiga aspek yakni iklim global, energi dan pangan.

Selain itu, Ganjar Pranowo juga menyinggung potensi laut, hutan dan pariwisata di Indonesia. 

Seperti diketahui, Indonesia baru saja dilanda kebakaran yang salah satunya terjadi di Gunung Bromo, pada 6-15 September 2023.

Kebakaran yang terjadi karena penggunaan flare saat foto prewedding itu mengubah hamparan padang savana menjadi lautan abu.

Ganjar Pranowo mengisi kuliah umum bertema Kuliah Kebangsaan Kreativitas dan Produktivitas Generasi Muda untuk Indonesia Emas 2045 di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM), Senin (16/10/2023)

Ganjar Pranowo mengisi kuliah umum bertema Kuliah Kebangsaan Kreativitas dan Produktivitas Generasi Muda untuk Indonesia Emas 2045 di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM), Senin (16/10/2023) (SURYAMALANG.COM/Purwanto)

Dampak kerugian akibat kebakaran yang terjadi di Gunung Bromo tersebut mencapai Rp 89,76 miliar.

Selain Gunung Bromo, kebakaran hutan juga terjadi di beberapa kawasan seperti Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua dan beberapa daerah lain.

Menyoroti hal tersebut, Ganjar Pranowo menyebut sistem subtail dan deteksi dini menggunakan teknologi dan digital menjadi hal yang penting.

Meski memakai AI (Artificial Intelligence) untuk memantau tapi menurut Ganjar Pranowo mitigasi risiko dan vakuasi jauh lebih cepat.

“Maka menjaga lingkungan menjadi penting, terknologi digital bisa masuk dan bermanfaat bagi sekitarnya” jelas Ganjar Pranowo. 

Selain itu, Ganjar Pranowo juga membahas pemberdayaan wisata di Indonesia yang menurutnya bisa lebih baik dari Bhutan.

Ganjar Pranowo menyapa mahasiswa yang hadir saat kuliah umum bertema Kuliah Kebangsaan Kreativitas dan Produktivitas Generasi Muda untuk Indonesia Emas 2045 di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM), Senin (16/10/2023).

Ganjar Pranowo menyapa mahasiswa yang hadir saat kuliah umum bertema Kuliah Kebangsaan Kreativitas dan Produktivitas Generasi Muda untuk Indonesia Emas 2045 di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM), Senin (16/10/2023). (SURYAMALANG.COM/Purwanto)

Bhutan merupakan nama negara di Asia yang secara lokal dikenal dengan nama Druk Yul atau Negeri Naga Guntur.

Letak Bhutan berada di Asia Selatan, berbatasan dengan China di utara, dan negara India di selatan.

Bhutan juga dikenal sebagai salah satu destinasi wisata paling mahal di dunia dan dianggap sebagai surga bagi para selebriti dunia maupun para wisatawan kelas atas.

Salah satu daya tarik di sana adalah kerajaan di Gunung Himalaya yang masih alami dengan pemandangan gunung bersalju nan indah.

Membahas situasi di Bhutan, Ganjar Pranowo menyoroti alasan kenapa negara itu jadi wisata favorit yang eksklusif. 

Menurut Ganjar Pranowo, Bhutan berhasil membawa kebudayaannya yang sangat tradisional sekali.

Sehingga orang-orang berbondong-bondong datang dan pergi ke sana. 

Hal serupa tidak mustahil dilakukan di Indonesia. 

Salah satu solusinya adalah dengan menerapkan ecotourism dan vokasi keterampilan wisata dengan harga penginapan serta makanan yang murah dan terjangkau. 

Untuk mewujudkan hal itu butuh terbangun sebuah kelompok sadar wisata sehingga ecotourism bisa terwujud.

Ekowisata atau ekoturisme merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal, serta aspek pembelajaran dan pendidikan.

Sumber|https://suryamalang.tribunnews.com/2023/10/16/ganjar-pranowo-singgung-kebakaran-bromo-di-universitas-negeri-malang-jawab-solusi-mitigasi-bencana?page=2.