Benarkah Indonesia Sudah Bangkit? Malang Post 21 Mei 2016

scan up load0011-page-001

Benarkah Indonesia Sudah Bangkit? Malang Post 21 Mei 2016

Benarkah Indonesia Sudah Bangkit?
Malang Post 21 Mei 2016

 

INDONESIA telah memperingati hari kebangkitan Nasional 108 tahun lamanya, namun benarkah Indonesia sudah bangkit ? Pertanyaan tersebut
patut disampaikan dalam rangka memperingati hari kebangkitan nasional kali ini. Sebagai warga Negara Indonesia telah tnenjadi kewajiban bagi rakyat Indonesia untuk mengisi hari-hari kebangkitan nasional dengan hal-hal yang dapat menjadikan Negara Indonesia lebih baik lagi.

Tanggal 20 Mei 1908 merapakan hari berdirinya Budi Oetomo yang saat ini dikenal dengan hari Kebangkitan nasional. Penetapan hari Kebangkitan Nasional ditandai dengan munculnya semangat persatuan, kesatuan. dan nasionalisme rakyat Indonesia. Saat Jepang dan Belanda menduduki
Indonesia, lemahnya perlawanan dari bangsa Indonesia untuk mengusir penjajah menjadikan bangsa ini dijajah berratus-ratus tahun lamanya. Berdirinya organisasi Budi Oetomo merupakan pintu awal kesadaran awal
rakyat Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan penjajah.

Pada awalnya, organisasi Boedi Oetomo yang didirikan oleh Dr Wahidin Sudiro Husodo hanya bergelut dalam bidang pendidikan dan sosial budaya.
Sekolah Boedi Oetomo didirikan dengan tujuan untuk melestarikan Kebudayaan Jawa, dan mengajarkannya kepada generasi penems. Jika saat ini kita memandang kualitas pendidikan di Indonesia, makna Kebangkitan
Nasional tersebut hanya sekedar catatan sejarah bagi negeri ini. Begitu banyak kelemahan dan permasalahan dalam si stem pendidikan yang diberlakukan selama ini.

Kompetensi Guru

Kompetensi guru saat mengajar peserta didik menjadi kunci dari mutu pendidikan. Republika 24/03/2015, minimnya jumlah guru di daerah membuat setiap guru kerap mengajar pelajaranyang tak sesuai dengan latarbelakang ilmu yang mereka miliki. Kurangnya jumlah guru pada
mata pelajaran tertentu membuat pihak sekolah memaksakan kesediaan guru yang ada untuk mengajar beberapa mata pelajaran. Alasantersebutlah yang dijadikan pembenaran bagi pihak sekolah untuk mengijinkan guru
mengajar bukan pada bidangnya. Radar Bangka 18/05/2016, Ketua
Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangka Belitung, Drs. Hardiyono, mengungkapkan bahwa masih banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidang kompetensinya, hal ini dinilai tidak efektif untuk
meningkatan mutu pendidikan.

Kualitas pendidikan di Indonesia akan semakin menurun jika jumlah tenaga pendidik yang diturunkan untuk mengajar di sekolah-sekolah tidak memiliki
ilmu dan keahlian yang sesuai dengan bidang studi yang dijamya. Perlu ada langkah tegas yang diambil untuk mengatasi degradasi kualitas pendidikan
dalam hal keahlian guru dalam mengajar. Seperti berita yang dilansir oleh Jawa pos (26/11/2014) dimana para gum sekolah dasar

(SD) yang tak memiliki ijazah Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) sebentar lagi haras menanggalkan tugasnya. Pasalnya, Dinas Pendidikan Bangkalan, akan mengganti mereka dengan guru yang sesuai dengan
bidangnya. Hal ini merupakan langkah tepat yang dilakukan dinas pendidikan karena dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Sekolah Dasar.

Dampak Penuranan Kualitas Saat kualitas tenaga pendidik mengalami penurunan, maka akan menimbulkan ketidak-puasan orangtua yang telah menitipkan anaknya di sekolah. Khusus di sekolah swasta, pihak sekolah perlu mempertahakan kualitas pendidikan yang dita-warkan untuk menjaga reputasi sekolah dimata orangtua murid. Sekolah swasta biasanya sangat

Oleh:

TETTI MANULLANG, S.PD

Mahasiswa Magister Sams Akuntansi,
           Universitas Gadjar Mada

Penerima Beasiswa LPDP Rl PK-25

memprioritaskan keinginan dan harapan orangtua peserta didik. Sekolah akan berlomba-lomba untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi siswa demi menjaga kepercayaan orangtua pada sekolah.Faktanya di sekolah swasta* banyak orangtua yang mem-persalahkan cara guru dalam mengajar anak mereka. Hal itu dapat dilihat dari jumlah keluhan orangtua kepada pihak sekolah. tidak dapat dipungkiri bahwa, jumlah keluhan orangtua disekolah swasta jauh lebih banyak dibandingkan dengan sekolah
Negeri. Berdasarkan analisis, hal tersebut dikarenakan mahalnya biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh orangtua sehingga harus sebanding dengan kualitas pengajaran yang diberikan sekolah. Orangtua merasa berhak untuk mendapatkan kualitas yang terbaik.

Beberapa contoh diantaranya adalah banyaknya jumlah keluhan orangtua mengenai kemampuan guru di dalam kelas yang dinilai tidak menunjang
perkembangan anaknya di sekolah. Rendahnya kreatifitas guru di dalam kelas pun menjadi salah satu keluhan yang disampaikan pihak orangtua kepada pihaksekolah. Sebenarnya, Dalam hal ini tidak bisa semata-mata
hanya menyalahkan guru yang mengajar.

Pihak sekolah perlu berbenah diri mengenai hal ini. Perlu diselidiki lebih lanjut apakah latarbelakang pendidikan guru tersebut telah sesuai dengan kompetensi yang harus dimilikinya dalam mengajar. Ketidaksesuaian la-
tarbelakang guru dengan matapelajaran yang diampu oleh guru tersebut akan berdampak pada kemampuan membagikan ilmu, mengedalikan kelas, serta aremantau perilaku semua siswa yang di ajaranya.

PENYIMPANGAN
KEAHLIAN

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun ajaran 2013/2014 terdapat 41.017 guru SD di wilayah DKI Jakarta dari 3.060 sekolah, baik sekolah negeri maupun swasta. Banyak sekali guru yang mengajar di Sekolah Dasar dan TK namun bukan merupakan sarjana dari jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ataupun PAUD (Pendidikan Anak Usia
Dini). Khususnya disekolah swasta, yang membuka lowongan mengajar bagi lulusan dari berbagai bidang ilmu untuk mengajar pada tingkat SD dan TK.
Banyak sekali sekolah swasta yang mempekerjakan guru SD dan TK dari berbagai disiplin ilmu yang notabene bukan merupakan lulusan dari jurusan PGSD ataupun PAUD.

Dengan menempatkan guru sesuai bidangnya, diharapkan kualitas siswa lulusan SD dan TK akan semakin meningkat. Hal tersebut dikarenakan, guru sebagai orang yang mengendalikan kelas merupakan individu yang ahli dalam bidangnya. Keterbatasan jumlah guru menjadi alasan klasik yang disajikan dalam permasalahan ini. Namun, pada sekolah swasta alasan ini seharusnya tidak dapat diberlakukan. Yayasan sekolah dapat dengan mudah mencari guru yang sesuai dengan bidang yang dibutuhkan dengan menawarkan kompensasi atau tunjangan yang dapat menarik minat guru untuk mengajar disekolah tersebut. Ironisnya, sekolah-sekolah swasta tetap banyak mempekerjakan guruguru yang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai.
Pemerintah serta pengambil kebijakan terkait harus membuat peraturan agar permasalahan tersebut tidak berlarut-larut.Kementrian Pendidikan dan kebudayaan harus mewajibkan guru SD berasal dari jurusan PGSD. Dengan mewajibkan guru SD memiliki ijasah PGSD maka kompetensi yang diharap-
kan oleh dinas pendidikan akan sejalan dengan outcomes dari kinerja guru saat mengajar. Hal yang postitif akan terjadi pula jika pemerintah dengan tegas mengganti guru Non-PGSD, hat ini akan menyebabkan guru-guru lintas bidang tersebut berpindah • ke bidang yang sesuai dengan pendidikannya sehingga, mereka dapat lebih maksimal mengembangkan value diri yang berkaitan dengan bidang yang benar-benar dikuasinya.

Hari Kebangkitan Nasional harus digunakan sebagai pemacu untuk semakin memperbaikikualitas pendidikan di Indone¬ sia. Jangan biarkan 108 tahun waktu yang telah dilewati bangsaIndonesia menjadi sia-sia tanpa perbaikan kualitas para tenagapendidik negeri ini. Kebangkitan tanpa perbaikan kualitas tidak dapat disebut sebagai kebangki¬ tan yang sesungguhnya.(*)

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.