Universitas Negeri Malang Potong 50 Persen Jam Perkuliahan

Universitas Negeri Malang Potong 50 Persen Jam Perkuliahan

MALANG KOTA – Barangkali Universitas Negeri Malang (UM) adalah kampus pertama di Malang yang menerapkan sistem pembelajaran baru. Konsepnya disesuaikan dengan mahasiswanya yang didominasi generasi milenial (orang yang lahir antara tahun 1980–2000).

Penerapan kurikulum baru diungkap Rektor UM Prof Dr H Ah Rofi’uddin MPd saat berdiskusi dengan Direktur Jawa Pos Radar Malang Kurniawan Muhammad di Rektorat UM kemarin (18/7).

Prof Dr H Ah Rofi’uddin MPd

”Kurikulum di UM sudah kami bongkar. Saat ini, penghuninya anak-anak generasi milenial sehingga kami menyesuaikan,” ujar Rofi’uddin.

Dalam pertemuan tersebut, Rofi’uddin didampingi dua wakilnya. Yakni, Warek II Prof Dr Wahjoedi ME MPd dan Warek IV Dr I Wayan Dasna MSi MEd. Sementara Kum–panggilan Kurniawan Muhammad–didampingi General Manager (GM) Don Virgo, Pemimpin Redaksi (Pemred) Mardi Sampurno, dan jajaran manajer lainnya.

Rofi’uddin memaparkan, kecenderungan generasi milenial dengan generasi sebelumnya itu berbeda. Menurut dia, sistem belajar generasi zamannya cenderung sistematis.

”Dulu, berpikirnya kan urut. Anak sekarang (milenial) tidak bisa. Mereka meloncat-loncat,” tambahnya.

Lantas, bagaimana sistem pembelajaran generasi milenial? Dia menjelaskan, sistem pembelajarannya memaksimalkan information and technology (IT).

”Selama ini perkuliahan dilaksanakan selama 16 kali pertemuan (dalam satu semester). Tapi, kami berpikir, apakah cukup kalau hanya 8 kali pertemuan?” ucap Rofi’uddin.

Jika perkuliahan dilaksanakan 8 kali tatap muka, berarti sisanya memanfaatkan IT. Misalnya, konsultasi melalui aplikasi WhatsApp maupun video call. Dengan kata lain, ada pemotongan 50 persen jam perkuliahan di dalam kelas.

”Kuliahnya bisa di mana saja. Tidak harus bertemu dalam satu kelas,” kata dia.

Rencananya, konsep tersebut akan diterapkan pada Agustus 2018. Bersamaan masuknya mahasiswa baru. Sambil menunggu masuknya perkuliahan, saat ini Rofi’uddin fokus mempersiapkan perlengkapannya.

”Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sedang kami siapkan. Tentunya, belanja bandwidth (data internet) kami akan tinggi,” tuturnya.

Rofi’uddin menegaskan, pihaknya menyiapkan metode pembelajaran baru itu karena mendapat amanah dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Sebagai perguruan tinggi negeri (PTN) yang bergerak di bidang pendidikan, UM diminta mempersiapkan metode pembelajaran terkini.

”Kami diamanahi Kementerian sebagai learning innovation,” terangnya.

Sumber dari: http://www.radarmalang.id/universitas-negeri-malang-potong-50-persen-jam-perkuliahan/

Leave a Reply

Your email address will not be published.