Tim Dosen Tata Busana UM Ajak Warga Gedangan Malang Membuat Batik

MALANG KOTA – Tim Dosen Tata Busana Universitas Negeri Malang yang diketuai oleh Dra. Hapsari Kusumawardani, M.Pd mengadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sumberejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang, yang merupakan desa binaan UM dengan tema pewarnaan batik dengan zat warna sintetis sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Tim dosen Tata Busana UM berfoto bersama usai pelatihan membatik di Gedangan, Kabupaten Malang (ist)

Sasaran kegiatan ini adalah para ibu-ibu PKK yang aktif dan selalu bersemangat dalam merintis usaha pembuatan batik khas desa sumberejo yang diberi nama “Batik Sujo”. Dalam sambutannya Hapsari mengutarakan harapannya ke depan, batik sujo dapat terus berkembang menjadi icon Desa dengan ciri khas motif yang dimilki dan kualitas warna yang bagus sehingga dapat bersaing dipasaran. Hal senada juga diungkapkan oleh Romlah, Kepala Dusun Sumberejo, melalui kegiatan PKM ini Ibu-Ibu PKK dapat banyak belajar tentang pewarnaan batik yang selama ini masih sangat terbatas sehingga kedepannya batik sujo benar-benar menjadi industri kreatif milik desa dan dapat menjadi sentra kampung batik seperti yang di cita-citakan.

Meskipun batik sujo relatif baru dirintis, ibu-ibu PKK sudah menghasilkan banyak kain batik yang diproduksi untuk melayani pesanan dari warga sekitarnya. Dimulai dari pembuatan seragam untuk aparat desa, KUD, perkumpulan warga, tamu dari luar desa bahkan sekarang sudah merambah ke instansi Pendidikan. Mereka kebanjiran order untuk membuatkan seragam siswa dan guru yang ada di desa Sumberejo.

Dengan ciri khas motif “Ontong, Buah Nangka, dan sumber air” yang terinspirasi dari melimpahnya hasil kebun masyarakat Sumberejo dan warna yang dihasilkan, batik sujo kini sudah dikenal dan dinikmati oleh masyarakat.

Kehadiiran Tim PKM dosen Tata Busana UM memberikan pengalaman dan pengetahuan baru bagi Ibu-ibu PKK dalam mengembangkan usaha batik yang dikelola saat ini. Warna batik yang dihasilkan semakin variatif sehingga menaikkan nilai jual dan minat konsumen ke depannya.

Salah satu perwakilan peserta pelatihan mengungkapkan betapa antusiasnya mereka dan semakin bersemangat dengan adanya kegitan ini. Banyak ilmu baru yang didapatkan sehingga mereka semakin tertantang untuk terus mengeksplore hasil batik yang dihasilkan.

Mereka juga berharap kegiatan seperti ini tidak hanya sekali saja diberikan di sana, dalam kesempatan lain mereka ingin diajarkan Teknik membatik dengan metode dan pewarnaan yang lain agar tidak terbatas pada batik cap yang dimiliki saat ini.(*)