Surat TugasPola Bangunan Bunker Welirang Mirip di Bareng

Surat TugasPola Bangunan Bunker  Welirang Mirip di Bareng , Jawa Pos Radar Malang 2 Maret 2017

Surat TugasPola Bangunan Bunker Welirang Mirip di Bareng , Jawa Pos Radar Malang 2 Maret 2017

Surat TugasPola Bangunan Bunker  Welirang Mirip di Bareng , Jawa Pos Radar Malang 2 Maret 2017

Surat TugasPola Bangunan Bunker Welirang Mirip di Bareng , Jawa Pos Radar Malang 2 Maret 2017

Jawa Pos Radar Malang 2 Maret 2017 (1)

Jawa Pos Radar Malang 2 Maret 2017 (2)

MALANG KOTA – Tim napak tilas Jawa Pos Radar Malang menemukan kesamaanantara bunker di Jalan Welirang I, Kelurahan Oro-Oro Dowo, dengan yang ada di Kelurahan Bareng

Kesamaan ini terungkap dalam peninjauan kedua yang dilakukan tim Radar Malang dan Pemkot Malang, kemarin (1/3). Dwi Cahyono, tim napak tilas dari unsur Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang itu memaparkan kesamaan kedua bunker tersebut. Yakni, pemilihan lokasi, struktur bangunan, hingga kondisi sosial masyarakatnya.

Berdasarkanlokasi, bunker dijalan Welirang berada di lereng sungai. Dengan memanfaatkan kemiringan tanah yang ada, pembangunan bunker lebih mudah.

“Lokasinya satu pola dengan bunker di Kelurahan Bareng. Yakni di DAS (daerah aliran sungai) yang memiliki kemiringan tanah dan pas di pengkolan (kelokan) sungai,” papar Dwi saat meninjau bunker di Jalan Welirang, kemarin.

Jika diukur dari permukaan tanah, Dwi memperldrakan, bunker berada di kedalaman sekitar 3,5 meter. Pembangunahnya di lapisan tanah padas (tanah keras), tidak di tanah aluvial yang berada di lapisan pertama. Hal itu didasari atas pertimbangan kekuatan dan juga tersembunyi dari permukaan tanah

Meski saat ini berada di permukiman padat penduduk, Dwi yakin, pada zaman pemerintahan Belanda, bunker tersebut lokasinya tersembunyi. Ada hutan rimbun yang menjadi kamuflase, layaknya bunker di Kelurahan Bareng. “Dulu, daerah sekitar ini rimbun karena berada di belakang perumahan. Sehingga, saat ada serangan, bisa langsung melakukan evakuasi darurat dengan melintasi pinggiran sungai,” kata dosen sejarah Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Malang (UM) itu.

Dwi mengaitkan keberadaan bunker dengan perumahan warga Eropa di Jalan Welirang. Dia yakin, bunker tersebut untuk mengevakuasi warga di jalan Welirang saat ada serangan. “Tampaknya lebih dipenmtukkan bagi warga Jalan Welirang, bukan warga Jalan Bromo. Ini dilihat dari jaraknya,” terang pria kelahiran Tulungagung tersebut.

Mengenai struktur bangunan, Dwi juga memaparkan kesamaan dengan bunker di Kelurahan Bareng. Di antaranya, keberadaan dua buah pintu yang menjadi akses masuk-keluar, serta sirkulasi udara. Selain itu, lorong kecil dengan pintu ganda yang berfungsi sebagai blokade dan perlindungan.

Bedanya dengan bunker di Kelurahan Bareng, luas ruangan yang di Jalan Welirang lebih kecil. Lebarnya sekitar dua meter, dengan panjang sekitar lima meter. Ketinggian permukaan tanah dengan atap bunker, sekitar 2,5 meter. Dwi memperkirakan, bunker tersebut dibangun sekitar tahun 1930-an. (Iil/c4/dan)

Leave a Reply

Your email address will not be published.