Sesko TNI Gandeng UM Sebagai Tempat Kuliah Perwira Di Pascasarjana

SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Universitas Negeri Malang (UM) menjalin kerjasama dengan Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI, Selasa (2/4/2019).

Nota kesepahaman dilakukan antara Rektor UM Prof Dr Rofi’uddin MPd dan Direktur Kerjasama Sesko TNI, Marsekal Pertama TNI Firdaus Syamsudin SIP.

“Kami kerjasama untuk kuliah pascasarjananya, S2 dan S3 buat perwira,” jelas Firdaus pada SURYAMALANG.COM usai acara.

SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati/Rektor Universitas Negeri Malang (UM) Prof Dr Rofi’uddin MPd (kanan) dan Direktur Kerjasama Sesko TNI, Marsekal Pertama TNI Firdaus Syamsudin SIP (kiri) saat penandatanganan kesepakatan di UM, Selasa (2/4/2019).

Dikatakan, perwira siswa (pasis) usai ikut pendidikan di Sesko TNI selama 7,5 bulan memerlukan pendidikan tinggi lanjutan di lembaga pendidikan tinggi yang diakui Kemenristekdikti.

“Ini yang tidak dimiliki TNI. Sehingga harus kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi.”

“Sedang Sesko TNI ini sudah pendidikan paling tinggi di TNI,” kata dia.

Karena itu digandeng sejumlah perguruan tinggi untuk mengkonversi pendidikan di Sesko selama 2100 jam mata pelajaran jika kuliah di pascasarjana.

Karena itu usai kerjasama dilakukan rapat lanjutan terkait konversinya berapa SKS.

Sehingga waktu tempuhnya di pendidikan tinggi formal bisa dikurangi.

“Kalau dari kerjasama dengan perguruan tinggi lain yang sudah ada bisa dikonversi dengan waktu satu tahun,” jawabnya.

Menurut dia, setiap tahunnya pasis (perwira siswa) rata-rata 150 an orang.

Mereka dari TNI AD, AU, AL. Tahun ini Polri juga mulai gabung di Sesko TNI dengan pangkat Kombes.

Kegiatan pasis di Sesko TNI akan dimulai pada April mendatang.

“Di Sesko pembelajarannya mulai pagi sampai menjelang magrib,” tandasnya.

Dikatakan, perwira yang usai ikut Sesko masih berpeluang jadi perwira tinggi.

Untuk itu minimal perlu gelar akademiknya harus S2 atau S3.

Sedang pilihan prodi di pascasarjana diserahkan pada perwira sendiri.

“Ada yang ingin linier dengan S1 nya. Tapi boleh juga tidak linier,” jawab Direktur Kerjasama ini.

Sedang Rektor UM menyatakan terkait konversi, UM pernah melakukan dengan menghargai pada pengalaman belajarnya.

“Ada dasarnya terkait setara berapa SKS,” kata Rofi’uddin.

Karena baru ini bekerja sama dengan Sesko TNI, maka belum pernah melakukan konversi.

“Ini kerjasama pertama kali,” jelas rektor.

Biasanya kerjasama dalam bentuk pendidikan non degree atau tanpa gelar.

Beda dengan kerjasama yang dilakukan ini.