Mengajar Murid Tunarungu Menggunakan Aplikasi Berbasis Teknologi Android

SURYA.co.id | MALANG – Manusia dengan cacat fisik, mental, motorik, bahkan rohani sering kali menjadi kaum marjinal dari pergaulan masyarakat.

Begitu banyaknya jumlah orang-orang unik ini, beberapa kampus di Indonesia membuka jurusan khusus Pendidikan Luar Biasa.

Di luar negeri jurusan semacam itu disebut special education karena orang-orang yang dididik memanglah manusia luar biasa.

Pelayanan pendidikan dianggap sebagai upaya mencerdaskan serta memaksimalkan prestasi mereka sesuai potensi tertinggi yang dimiliki.

Universitas Negeri Surabaya (Unesa) adalah salah satu kampus yang menyelenggarakan jurusan PLB sejak Orde Baru.

Waktu itu bernama Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa.

Banyak kegiatan pengembangan kualitas pendidikan calon guru diprakarsai Unesa.

Misalkan saja seminar internasional sekaligus lesson study.

Lesson study sebenarnya adalah budaya Jepang.

Di sana masyarakatnya menyebut sebagai jugyo kenkyu.

Kegiatan itu sama seperti micro teaching di kampus Indonesia.

Dua guru inklusif berprestasi tinngkat nasional tampil mempraktikkan cara mereka mengajar murid tunarungu menggunakan aplikasi Android.

Aplikasi itu untuk belajar bahasa Inggris serta teknik mengajarkan logaritma kepada anak berkebutuhan khusus.

Terakhir, lesson study diisi dosen teladan yang mengajarkan anatomi fisiologi kepada mahasiswa tunanetra.

Lesson study dinilai oleh seorang supervisor.

Sampai sekarang conference rutin ke-16, Hideo Nakata dari Tsukuba University berwenang menilai kompetensi guru berprestasi itu dalam proses belajar pembelajaran.

Acara yang diselenggarakan di Gedung Wiyata Mandala Kampus Lidah Wetan Unesa itu diselenggarakan Sabtu (25/8/2018).

Pembicara berasal dari ibu inspiratif yang memiliki anak berkebutuhan khusus di India, Ruchi Goya.

Dia selalu mengajarkan kemandirian anaknya menggunakan teknologi terkini.

Ada juga perwakilan dari Belmawa Kemenristek yang mengupas tuntas kebijakan-kebijakan pendidikan inklusif.

Yang terakhir yaitu Kamarulzaman dari Malaysia yang berbicara mengenai pembelajaran anak berkebutuhan khusus menggunakan asistif teknologi.

Diharapkan, kegiatan Unesa yang memadukan antara teori dalam seminar dengan praktik di lesson study dapat menulari kampus lain, terutama yang menjadi tetangga.

Strategi mempersiapkan pendidik berkualitas memang harus lebih banyak diberikan kesempatan praktik lalu memperbaiki sendiri dari apakah sudah pantas menjadi pendidik atau belum.

Nor Laili Mahasiswa Pendidikan Luar BiasaUniversitas Negeri Malang nurlaili.whiztale@gmail.com

Sumber dari: http://surabaya.tribunnews.com/2018/10/23/mengajar-murid-tunarungu-menggunakan-aplikasi-berbasis-teknologi-android?page=all

Leave a Reply

Your email address will not be published.