Memperkuat Representasi Keberagaman Dalam Pendidikan Inklusif

MALANG – Masyarakat perlu didorong untuk memiliki cara pandang lebih luas dalam memahami pendidikan inklusi.

Konsep pendidikan inklusif tidak terbatas hanya untuk disabilitas saja. Stigma negatif dan rasa kasihan telah membentuk cara pandang masyarakat mengenai disabilitas.

Stigma itu dapat menghambat penyandang disabilitas untuk dapat menjadi bagian dari masyarakat Indonesia seutuhnya.

Keinginan adanya perubahan mindset masyarakat terhadap cara pandang penyandang disabilitas dan pendidikan inklusif tersebut menjadi gagasan awal penulisan dua buku.

Yaitu Buku Pegangan (Bacaan) Pendidikan Inklusif untuk guru berjudul “Nuraga Sang Guru: Sebuah Kisah Kebhinekaan dalam Pendidikan Inklusif”.

LAUNCHING : Mark Heyward Direktur Program INOVASI dan Rektor UM Dr Hariyono dalam launching dua buku pegangan pendidikan inklusi. (UM for Radar Malang)

Untuk orang tua, buku pegangan itu berjudul “Menumbuh dan Membumi: Anakku, Anakmu, Anak Ibu Pertiwi”.

Buku-buku tersebut disusun oleh Ahsan Romadlon Junaidi, Setia Adi Purwanta, Pamitkasih, Galuh Sukmara, Diah Kartika Estie, Susanti Mayangsari dan Rosi Ponk Kristian.

Proses penyusunan buku berlangsung selama dua tahun pada masa pandemi.

Diskusi di antara penulis dan narasumber yang terdiri dari orang tua anak berkebutuhan khusus, dokter, psikolog, psikiater, kepala sekolah dan guru dilakukan secara online.

Buku ini melibatkan dua editor dan seorang ilustrator untuk memperindah tampilan konten.

“Semua diawali dari gagasan adanya representasi keberagaman dalam pendidikan inklusi. Disabilitas tidak sebagai objek semata tapi juga dapat berpartisipasi dalam pengembangan pendidikan inklusi,” ujar Ahsan Romadlon Junaidi, Dosen Departemen Pendidikan Luar Biasa dan Kaprodi S2 Pendidikan Khusus Universitas Negeri Malang.

Rektor UM Dr Hariyono dan Mark Heyward Direktur Program INOVASI dalam seremoni launching buku pegangan inklusi. (UM for Radar Malang)


Kedua buku ini dapat digunakan oleh para guru dan orang tua untuk menemani pelajar disabilitas dalam proses pembelajaran mereka.

Kedua buku berisikan strategi pembelajaran, pemahaman karakteristik anak dan dapat digunakan sebagai alat bantu dan informasi sistem rujukan bagi sekolah mitra dan informasi bagi orang tua.

Tulisan dalam buku ini telah melalui proses peninjauan, uji keterbacaan dengan orang tua, guru, organisasi disabilitas, ahli disabilitas dan universitas untuk mendapatkan masukan mereka.

Peninjauan itu menyempurnakan buku pegangan berdasarkan masukan terutama dari orang tua dan guru sebagai pengguna utama buku pegangan.

Buku pegangan ini dikemas secara sederhana agar mudah digunakan oleh guru dan orang tua.

Konten buku ditujukan bagi orang tua dan guru yang tidak memiliki latar belakang pendidikan khusus.

Produk buku ini juga akan mendukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta Kementerian Agama untuk mendukung sekolah – madrasah yang memiliki anak penyandang disabilitas.

Buku pegangan telah dikembangkan oleh penyandang disabilitas, ahli dari universitas sebagai tim pengembang dan melibatkan orang tua, guru, dan ahli medis untuk mengumpulkan informasi awal tentang konten tersebut.

TELEKONFERENSi : Felicity Lane, First Secretary for Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI) Hub, Kedutaan Besar Australia di Jakarta hadir secara daring. (UM for Radar Malang)


Kedua buku pegangan ini merupakan hasil kerja sama antara Program Kemitraan Indonesia dan Pemerintah Australia melalui Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI).

Kerja sama itu dalam rangka mendukung penyelenggaraan pendidikan inklusif di Indonesia.

Kedua buku disusun berdasarkan living experience penulis penyandang disabilitas dan orang tua yang memiliki anak disabilitas.

Launching kedua buku ini dilangsungkan seiring dengan acara Pameran dam Bedah Buku Pegangan (Bacaan) Pendidikan Inklusif pada Kamis, 11 Mei 2023, di Aula Gedung Kuliah Bersama A20 Lt. 9 Universitas Negeri Malang. Hadir dalam acara ini:

  1. Felicity Lane (First Secretary for Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI) Hub, Kedutaan Besar Australia di Jakarta);
  2. Dr. Hariyono, M.Pd (Rektor Universitas Negeri Malang);
  3. Aswin Wihdiyanto, S.T., M.A (Plt Direktur PMPK Kemendikbud); dan
  4. Mark Heyward (Direktur Program INOVASI).

Program ini terselenggara atas kerja sama Departemen Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Malang dan INOVASI yang diikuti oleh dosen, guru, dan orang tua dari sekolah penyelenggara pendidikan inklusif.(*/fin)

Sumber|https://radarmalang.jawapos.com/pendidikan/12/05/2023/memperkuat-representasi-keberagaman-dalam-pendidikan-inklusif/