Manfaatkan Eceng Gondok Sebagai Pengganti Listrik

Manfaatkan Eceng Gondok  Sebagai Pengganti Listrik , Malang Post 12 Juni 2017.

Manfaatkan Eceng Gondok Sebagai Pengganti Listrik , Malang Post 12 Juni 2017.

Malang Post 12 Juni 2017.

MALANG -Masyarakat yang sadar akan kesehatan lingkungan, selama ini memanfaatkan solar cell sebagai pembangkit energy listrik. Solar cell selama ini dibuat menggunakan semi konduktor yang biaya produksinya mahal dan limbahnya cenderung beracun.

Dekan FMIPA Universitas Negeri Malang (UM) Dr Markus Diantoro MSi mencoba membuat solar cell dari bahan alami eceng gondok. Tumbuhan liar yang biasanya dibiarkan saja tumbuh ini nyatanya bisa bermanfaat bagi lingkungan. Tumbuhan ini seringkali dimanfaatkan untuk membuat bahan anyaman, namun, temyata secara kimia tumbuhan ini mempunyai manfaat bagi lingkungan.

“Saya manfaatkan ini yang sudah pasti murah, mudah didapatkan dan tidak berbahaya. Limbahnya juga mudah terdegradasi,” katanya.

Dijelaskannya, dari satu kilogram daun eceng gondok diekstrak dan dicampur dengan bahan kimia ZNO, SN02, atau T102 kemudian disinari cahaya matahari. Bahan tersebut bisa menyalakan satu buah lampu LED 1/4 watt.

la menguraikan, manfaat eceng gondok ini ada pada bahan alami berwarnanya. Bahan tersebut bisa digunakan sebagai konduktor solar cell karena wama dapat memantulkan atau menyerap energi matahari.

“Ternyata memang bahan alami tumbuhan berwama, seperti eceng gondok sangat berpengaruh untuk membuat solar cell ini,” tukasnya.

Karena alami, eceng gondok ini tidak meninggalkan limbah yang mampu mencemari lingkungan. la menjelaskan, kandungan pada eceng gondok berupa selula asetat yang digabungkan dengan zenk oksida, dan gravit akan membuat super kapasitoryang fungsinya adalah lebih ringan dari baterai. Lebih tipis, namun kemampuan lebih besar berkali lipat.

Dengan pengaplikasian ini nantinya, sollar cell berbahan dasar eceng gondok ini akan mampu menghasilkan energy listrik yang berkapsitas tinggi, namun ramah lingkungan.

Namun sayangnya bahan alami tersebut bam menghasilkan efisiensi sebesar 1 persen. “Sedangkan semi konduktor efisiensinya bisa 10-14 persen. Jadi masih membutuhkan banyak pengembangan dan penelitian,” katanya. (sin/oci)

Leave a Reply

Your email address will not be published.