Lima Guru Besar Dikukuhkan, Rektor UM Pesan Ini Bukan Terminal Akhir Berkarya

 

SURYAMALANG.COM|MALANG-Rektor Universitas Negeri Malang (UM) Prof Dr AH Rofi’uddin MPd mengukuhkan lima guru besar baru, Kamis (16/12/2021). Mereka adalah Prof Dr Drs Dwiyono Hari Utomo MPd MSi, Prof Dr Endah Tri Priyatni MPd, Prof Dr Rina Rifqie Mariana MP, Prof Dr Sukarni ST MT dan Prof Dr Fatchur Rohman MSi.

“Tadi disuguhi pidato ilmiah dengan ragam bidang ilmu. Ada Prof Dwi dengan Iklim mikro, Prof  ekosistem, energi terbarukan. Dari tata boga bicara bagaimana keamanan pangan dan soal penguatan literasi membaca guru dan siswa lewat pertanyaan 3T (tersurat, tersirat dan tersorot),” jelas Rektor UM saat pidato pengukuhan. 

Lima Guru Besar Dikukuhkan, Rektor UM Pesan Ini Bukan Terminal Akhir Berkarya

Rektor Universitas Negeri Malang Prof Dr AH Rofi’uddin MPd saat pengukuhan lima gubes baru, Kamis (16/12/2021). 

Menurut Rektor, menjadi profesor bukanlah sebagai terminal akhir berkarya. “Bagi publik,  masyarakat tidak berkepentingan dengan gelar yang kita punya. Yang diharapkan masyarakat adalah adalah apa yang Anda lakukan dengan apa yang Anda tahu,” kata dia.

Sedang Ketua Senat UM Prof Dr Suko Wiyono mengatakan, dengan pengukuhan lima profesor ini, maka UM mendapat tambahan SDM yang kapasitasnya diakui. Dikatakan, jabatan gubes adalah pengakuan kompetensi di bidang akademik. 

Prof Endah dari Fakultas Sastra mengatakan literasi membaca siswa masih rendah berdasarkan hasil tes PISA (Programme for International Student Assesment). PISA adalah salah satu sistem penilaian internasional yang digelar tiga tahun sekali untuk menguji literasi suatu negara pada anak-anak usia 15 tahun.

“Untuk menguatkan literasi membaca, kuncinya pada pertanyaan provokatif karena mendorong berpikir,” jelas dia. Karena itu, pemerintah mengadakan asesmen nasional untuk menggantikan unas, papar Gubes Pendidikan Bahasa Indonesia ini.

Tujuannya untuk membangun literasi membaca hingga numerasi. Ini harus dibudayakan pada semua mapel karena semua sifatnya masih teks dan visual. Jawaban siswa bisa berbeda dengan guru asal bernalar dan ada alasannya. Ia pernah melakukan penelitian, bagaimana membuat pertanyaan provokatif 3T memang tidak mudah.

Bahkan guru pun merasakan begitu. Maka harus ada gerakan menyeluruh agar bisa  membuat pertanyaan 3T itu. Harusnya ini sudah dibisakan sejak pra TK. Tapi ketika ke sekolah/kuliah justru dihadang untuk tidak bertanya. Sedang Prof Sukarni mengangkat bahan bakar alternatif dari mikroalga. Alasan mengangkat ini karena mikroalga memiliki produktovitas biomassa yang tinggi.

Ia meneliti ini sejak 2013, terutama mikroalga yang dibudidayakan di air laut. Kemudian Prof Rina mengangkat tentang implentasi kebijakan keamanan pangan di sektor informal. Keamanan pangan berimplikasi pada kesehatan. Sehingga harus diperhatikan.

Sedang Prof Facthur, Gubes bidang Ilmu Ekologi mengatakan seiring waktu, keadaan ekosistem mengalami perubahan, pergeseran dan cenderung mengalami penurunan kualitas dari tiga gatra yaitu tanah, air dan udara. Sylvianita widyawati

Sumber| https://suryamalang.tribunnews.com/2021/12/16/lima-guru-besar-dikukuhkan-rektor-um-pesan-ini-bukan-terminal-akhir-berkarya