Lepas Sepatu Ternoda Tawadu’

Surya 2 Agustus 2016_1

Surya 2 Agustus 2016_1

Surya 2 Agustus 2016

Artikel :DINA NISRINA Mahasiswa Universitas Negeri Malang/
peserta PPL-KKN di Thailand

Lepas Sepatu Ternoda Tawadu’

ADA yang unik di sekolah Wiengsuwamvittayakhom School di Narathiwat, Thailand, tempat saya mengajar selama beberapa bulan ini. Kelas pertama yang saya ajar termasuk kelas VIP, tak heran bila siswa selalu menanggalkan sepatunya setiap kali masuk kelas. Apalagi kelas senantiasa dingin karena ber-AC.

Saya pun ikut melepas sepatu saat mengajar mengajar di kelas tersebut.Yang terjadi, para siswa malah melihat ke arah kaki saya yanghanya mengenakan kaos kaki dan mereka mencoba menahan tawa.

Usai mengajar, saya barn sadar. Hampir di semua kelas, siswa melepas sepatu mereka dan menata rapi di sisi dinding. Aksi lepas sepatu ini juga terjadi di ruang guru. Siswa yang kebetulan ada keperluan di ruang guru, juga melepas alas kaki mereka sebelum masuk. Padahal lantai di ruang guru tak berlapis karpet.

Baru ketika mengajar kelas bukan kelas VIP dan saya bemiat melepaskan sepatu, seorang murid mengingatkan saya agar tak ‘menanggalkan alas kaki.

“Cikgu, tak payoh lepas kasuk, cikgu,” ujar si murid yang berarti, Bu Guru, tak usah melepas sepatu ibu.

Murid itu menambahkan, cukup murid saja yang melepas sepatu. Guru tidak usah.

Selepas mengajar di kelas tersebut, saya masih penasaran, mengapa guru tak melepas sepatu sama seperti murid-muridnya?

Pada salah satu guru saya mendapat penjelasan yang masuk akal. Katanya,  begitulah aturan dari Kerajaan Thailand. Sekolah ini merupakan sekolah kerajaan atari sekolah yang mengikuti norma-norma kerajaan. Salah satu norma tersebut adalah siswa wajib melepas sepatu bila masuk ke dalam ruangan apa pun kecuali kamar mandi, scdangkan guru tidak.

Melepas sepatu adalah tanda tawadu, bahwa menjadi murid tidak boleh sombong sebab belum mempunyai ilmu yang cukup.Hanya guru yang boleh memakai sepatu di dalam kelas sekaligus menjadi simbol bahwa murid harus senantiasa hormat terhadap guru,

Selain itu, melepas sepatu juga meredam kesenjangan sosial antar siswa yang biasanya sibuk memamerkan merek sepatu. Ternyata, banyak makna dari sekadar melepas sepatu.

Tidak cukup sampai di situ, para siswa pun wajib menata sepatu berjajar rapi di tepi kelas karena sengaja tidak disiapkan rak sepatu, agar melatih siswa menata sepatu setiap terlihat berantakan. Ada guru khusus yang selalu berkellling melihat kerapian para siswa. Bila sepatu

Leave a Reply

Your email address will not be published.