Kuliah sambil Jualan Gorengan, Wiwin Dipanggil Mbak Weci

Kuliah sambil  Jualan Gorengan,  Wiwin Dipanggil  Mbak Weci, Jawa Pos Radar Malang 12 Maret 2017

Kuliah sambil Jualan Gorengan, Wiwin Dipanggil Mbak Weci, Jawa Pos Radar Malang 12 Maret 2017

Kuliah sambil  Jualan Gorengan,  Wiwin Dipanggil  Mbak Weci, Jawa Pos Radar Malang 12 Maret 2017

Kuliah sambil Jualan Gorengan, Wiwin Dipanggil Mbak Weci, Jawa Pos Radar Malang 12 Maret 2017

Jawa Pos Radar Malang 12 Maret 2017

Jawa Pos Radar Malang 12 Maret 2017

Banyak cerita menginspirasi yang mengiringi para wisudawan terbaik di Malang selama menjalani perkuliahan. Ada yang kuliah sambil jualan gorengan, ada pula yang sudah menikah sebelum menempuh studi.

SALAH satu wisudawan terbaik itu adalah Wiwin Januaris, mahasiswi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Universitas Negeri Malting (UM). Mahasiswi yang juga penerima beasiswa Bidikmisi ini menjalani kuliahnya dengan penuh perjuangan. Sebab, meski sudah mendapat beasiswa, masih banyak kebutuhan lain yang barns dia penuhi. Maka, dia pun rela jualan gorengan di kampus.

Meski begitu, pemudi asal Singosari tersebut dinobatkan sebagai mahasiswa terbaik nonakademik pada wisuda ke-85 tahun 2017, Sabtu (4/3) lalu. Wiwin berhasil memperoleh IPK cumm laude dengan nilai 3,76. Selam itu, dia berhasil meraih seabrek prestasi nonakademik. Banyaknya prestasi inilah yang mengantarkan dia menjadi wisudawan terbaik nonakademik.

Artinya, yang dinilai bukan hanya IPK-nya, tetapi juga prestasi nonakademiknya. Prestasinya yang paling menonjol adalah di bidang tulis menulis. Sehingga, meski nilai IPK-nya bukan yang tertinggi, dia tetap dinobatkan sebagai wisudawan terbaik

Wiwin menyatakan, bisa menempuh studi di UM adalah anugerah. Sebab, dia terlahir dari keluarga tidak mampu. Keinginannya untuk meneruskan kuliah awalnya sempat tertunda, karena tidak punya biaya. Ayahnya, Abdul Wakhid, adalah kuli bangunan dengan penghasilan tidak menentu, sedangkan ibunya, Parlik, adalah buruh tank “Tapi, saya sangat bersyukur karena dapat meraih beasiswa Bidikmisi untuk
menempuh kuliah,” ujar alumnus SMKN 2 Kota Malang ini, (3/3).

Meskipun kuliahnya telah dijamin Bidikmisi, dara berusia 23 tahun itu tidak mau menggantungkan dirinya hanya dengan beasiswa. Lantaran,
beasiswa tersebut kurang mencukupi kebutuhannya sehari-hari. “Saya putuskan untuk jualan gorengan di kampus sejak semester satu hingga enam,” kenang dia.

Setiap pagi, Wiwin, selalu membawa empat boks gorengan ke kampus. Boks itu ditenteng di tangan kanan dan kirinya. Sementara, perlengkapan kuliahnya dimasukkan dalam tas ransel. Empat boks tersebut, lanjut dia, berisi jajanan pasar. Ada wed, tahu berontak, tempe,
menjes, dan jajanan pasar lain. “Begitulah rutinitas saya setiap hari. Bahkan, saya lebih dikenal dengan sebutan Mbak Weci, ketimbang Wiwin di kampus,” cerita gadis kelahiran 1994 itu.

Boks tersebut, imbuhnya, sering dititipkan di kantln kejujuran. Namun, karena banyak mahasiswa yang tidak bayar, akhirnya dia putuskan menunggui jajanannya selepas kuliah. Tidak hanya jualan, perempuan yang aktif di UKM Sanggar Minat UM itu, juga mengajar di sanggar
saat malam.

Di tengah kesibukan kuliah, berdagang, serta mengajar, anak kedua dari tiga bersaudara ini mampu meraih prestasi dalam bidang menulis. Tahun 2014, dia dipercaya untuk menjadi pemateri tingkat nasional dalam Pekan ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) Ke-27 yang diadakan Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Ditambah lagi, dia berhasil menjadi
tutor mahasiswa asing dalam Program Critical Language Scholarship (CLS) Ohio University, Amerika Serikat yang diadakan Ohio University.

Prestasi tersebut berlanjut di tahun 2015, dialolos sebagai finalis dalam National Paper Competition UNY Accounting Fair yangdiadakan Universitas Negeri Yogyakarta. Selanjumya tahun 2016, produknya berupa sabun Starwash berhasil lolos program kreativitas mahasiswa nasional.

Selain itu, pada tahun ini, dia menjadi juara I di International National Education (INE) dalam Online Writing Competition. Kemudian, dia juga dinobatkan sebagai juara I pada National Essay Competition yang diadakan Indonesia Youth Education. Tidak hanya itu, dia pun lolos sebagai penulis dalam buku berjudul Dimensi Woktu yang diadakan Passion Writer Academy.

Wiwin menyatakan, sejak Januari 2016, dia berhenti jualan gorengan. Lantaran, dia mengembangkan usaha baru yang dirilis bersama dua orang temannya. Yaitu, membuat produk sabun yang bernama Starwash. Produk yang berhasil menjuarai Pimnas Dikti tersebut mendapatkan dana Rp 5 juta untuk pengembangan usaha. (Ids/c4/lid)

Leave a Reply

Your email address will not be published.