Inovasi Alas Kaki Anti-bakteri Mahasiswa UM

AbsoSiGel Solusi Atasi Bau Tak Sedap Sepatu, Surya 8 Juli 2017

AbsoSiGel Solusi Atasi Bau Tak Sedap Sepatu, Surya 8 Juli 2017

Download Surya 8 Juli 2017

Pasti semua pernah merasakan sebal ketika ada bau tidalc sedap dari sepatu orang lain atau mungkin din sendiri usai kena hufan atau Jarang dicuci Nah, mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Malang (UM) memiliki solusinya dengan inovasi AbsoSiGeL

INOVASI baru itu adalah sol sepatu dengan lapisan silica gel yang bisa menyerap kelenibaban dan bau pada sepatu. Penemu inovasi ini adalah mahasiswa FMIPA UM yaitu Rani Wahyu Andani, ST Ulfawanti intan Subadra, Ika Putri Nurlaily, Sintia Arianti. dan Egidia Nafisatul Naflroh. Mereka dibimbing Nuru! Hidayat SSi MSi.

“Saat kuliah kan seeing praktikum, sehingga harus melepas sepatu. Dari hal itu, seeing tercium bau tidak sedap karena kotor atau tak peenah ganti sepatu. Kotor mungkin gak sempat mencuci sepatu karena sibuk atau mungkin hanya punya satu sepatu,” kata Rani, Jumat (7/7).

Dari peoblem di sekitar mereka, kemudian di dapat solusinya. Mereka berpikir mengenai alas kaki anti bakteri. Dosen pembimbing mereka memberi saran menggunakan silica gel yang bisa menyerap keringat atau air. Karya inovasi mereka ini diikutkan dalam ProgramKreativitas Mahasiswa (PKM) dan mendapatkan pendanaan dari Kemeristek Dikti pada 2017.

“Kami mergerjakan proyeknya setelah mendapal pembiayaan mulai Maret 2017,” ujar Rani, mahasiswa semester lima.

Dipaparkan Rani. AbsoSiGel memiliki cara keija yang sederhana. Sifat silica gel adalah menyerap H20 dan menetralkan kelembaban. Sedang AbsoSiGel memiliki tiga lapis yaitu paling bawah yang bersentuhan pada sepatu dengar kertas flekson.

Sedang silica gel dipasang di lapisan sol paling tengah. Untuk bagian atas adalah lapisan yang bersentuhan dengan kaki.

Simpelnya. sol dimasukkan ke daiam sepatu,

Jika sering dipakai, jangan lupa dijemur di bawah terik matahari. “Kami membuat sesuai ukuran sepatu yaitu mulai ukuran 36 sampai 44.
Namun, kalau pesan khusus seperti untuk high heels ya harus dibikin dulu,” kata dia, Ternyata animo pembeli cukup besar. Menumt Rani,
hingga kinl sudah terjual lebih dari 100 pasang sepatu. “Kami juga menjual offline dan online. Yang offline misal saat ada Car Free Day (CFD). Sedang online memanfaatkan media soslal agar lebih menjangkau kalangan luas, seperti Instagram. Line, WA Tokopedia dan Facebook.” jelas Rani.

Karena akan ada monitoring dan evaluasi (monev) eksternal untuk PKM UM. menurut Rani, pihaknya sementara menampung pemesanan untuk konsentrasi. Setelah itu akan dimulai produksi lagi.

Tentang personel timnya, masing-masmg punya kemampuan. seperti menangani medsos, kemasan dan lainnya.Sedang harganya dipastikan ramah di kantong.

Sepasang harganya Rp 30.000. Agar tak berhenti di titik ini, para mahasiswa ini ingin agar sol sepatu mereka bisa untuk pijat refleksi,Untuk itu, mereka konsultasi dengan dosen Fakultas Kedokteran (FK)Universitas Brawijaya (UB).

“Awalnya, kami sampai datang ke tempat praktiknya di RS Hermina.

Ternyata beliau malah terbuka untuk konsultasi di FK UB,” terang Rant.

Ke depan, ia ingin produksi ini tidak berhenti sekedaruntuk PKM. Namun bisa menjadi peluang usaha dan pekerjaan boat orang lain. Sebab, sudah ada yang mau bekeija untuk menjalankan produksinya.

“Karena ini. kami juga jadi lebih tabu soal insol dan login terns memper-baiki produknya agar awet dan tahan lama, sehingga usaha ini berkelanjutan ke depannya,” pungkas Rani,(sylvianita widyawati]

Leave a Reply

Your email address will not be published.