Ekonomi Sirkular sebagai Cara Pemenuhan Kebutuhan Masyarakat

MALANG KOTA- Pada tahun 2022, Rotasi Institute mendapatkan penghargaan sebagai Pemenang Terbaik 1 Kategori Lembaga Penelitian Indonesia’s SDGs Action Award 2022 yang diselenggarakan oleh BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional).

Program kelembagaan tersebut bekerja sama dengan mahasiswa dan alumni.

“Harapannya dapat menyasar generasi milenial agar mereka dapat berkontribusi mengurangi masalah dalam masyarakat,” terang Prof Dr Imam Mukhlis SE MSi .

TERJUN LANGSUNG: Prof Imam tidak hanya berkutat di kampus saja. Dia juga melakukan diversifikasi pangan melalui budidaya pertanian.

Caranya, dengan melakukan pendampingan langsung dan berkolaborasi dengan masyarakat untuk memanfaatkan sumberdaya yang ada di sekitar.

“Dari situ, kami membuat progam ekonomi sirkular untuk mengolah sampah di Kediri,” tuturnya.

Ekonomi sirkular merupakan cara untuk memakai sumber daya dalam jangka waktu selama mungkin.

Secara teknis, warga mengolah sampah dengan memilah 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Barang-barang yang dapat didaur ulang seperti sampah sayuran atau organik akan dijadikan pupuk dengan maggot.

Pupuk digunakan untuk tanaman, di mana tanaman dikonsumsi dan sisanya akan menjadi sampah lagi, dan akan terus diolah seperti itu.

DIAPRESIASI BAPPENAS: Prof Imam (dua dari kiri) bersama para petani. Dia menghadirkan sistem pertanian ramah lingkungan dengan sisten daur ulang sampah melalui Rotasi Institute.


Project yang kedua berada di Desa Karangdoro, Kabupaten Malang. Pada daerah ini, Prof Imam dan tim menerapkan program urban farming di mana sangat cocok dengan keterbatasan lahan yang dihadapi.

Pengembangannya menggunakan sistem pertanian yang mengoptimalkan peran ekosistem serta mengurangi dampak negatif ke lingkungan.

“Meskipun hanya memanfaatkan lahan terbatas, urban farming diharapkan dapat berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi sekitar melalui akses terhadap ketersediaan pangan sehat,” tuturnya.

Selain itu, pemanfaatan sampah organik yang diolah menjadi pupuk juga diterapkan, sehingga berdampak baik pada lingkungan.

Dari project tersebut sudah menghasilkan berbagai tanaman seperti sayuran, jagung, dan juga singkong.

Paling tidak, hasil perkebunan itu dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat sekitar.

Dengan melibatkan masyarakat, diharapkan akan berdampak pada kesempatan kerja sehingga pendapatan warga juga meningkat.

Dari program tersebut juga menjadi bukti nyata bahwa akademisi tidak hanya mengembangkan keilmuan secara akademis.

Tetapi justru bagaimana bisa memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat.

“Masyarakat bisa memanfaatkan sumber daya ekonomi secara mandiri, kemudian juga sekaligus mengatasi masalah lingkungan,” tutupnya.

Kedepan, program Rotasi Institute akan memperluas daerah sasaran sehingga lebih banyak lagi masyarakat yang terbantu. (dur/nen).

Sumber|https://radarmalang.jawapos.com/pendidikan/20/03/2023/ekonomi-sirkular-sebagai-cara-pemenuhan-kebutuhan-masyarakat/