Dosen Tidak Hanya Ngajar di Kampus, tetapi Juga Terjun ke Masyarakat

Prof Dr Imam Mukhlis SE MSi,  Guru Besar Universitas Negeri Malang (UM) yang Konsen dengan Ketahanan Pangan, Pembangunan Berkelanjutan dan Pengentasan Kemiskinan
Sejak SMA Prof Dr Imam Mukhlis SE MSi senang  pelajari hal-hal mengenai ekonomi meskipun saat itu berada di jurusan biologi. Bagi Prof Imam, ekonomi adalah cara bagaimana orang bertindak dalam memenuhi kebutuhan hidup karena ilmu ini sangat melekat dengan kebutuhan manusia.

MALANG KOTA- Ketertarikan pada bidang ekonomi itulah yang membawa Prof Imam Mukhlis SE MSi saat mudanya menempuh pendidikan SI Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Jember (Unej). Dia merupakan mahasiswa angkatan 1997.

Kemudian pada tahun 2002 menyelesaikan jenjang Magister Sains pada bidang Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.

Prof Dr Imam Mukhlis SE MSi, guru besar Universitas Negeri Malang (UM)

Dan setelah itu dia mulai menetap di Malang dengan mengajar di salah satu kampus swasta dan menyelesaikan jenjang doktor pada bidang Ilmu Ekonomi di Universitas Brawijaya (UB) Malang pada tahun 2009.

“Pengalaman  selama menjadi dosen di Universitas Malang (UM) sejak tahun 2004  akhirnya membawa saya pada minat dibidang ketahanan pangan, pembangunan keberlanjutan dan juga pengentasan kemiskinan,” tutur Prof Imam.

Setelah 16 tahun menjadi dosen UM, dia pun mendapatkan gelar tertinggi akademik sebagai guru besar pada tahun 2021.

SARAT PRESTASI: Prof Imam ketika menerima penghargaan dari Rektor UM Prof Dr AH Rofi’udiin pada 2020 lalu


Pada saat dikukuhkan, Prof Imam menmbacakan orasi ilmiah dengan judul “Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan dalam Pembangunan Berkelanjutan”

Prof Imam menyadari kemiskinan di Indonesia masih menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi semua pihak. Karena itulah, dia mencari cara bagaimana mendorong masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.

Tentu pemerintah juga harus andil dalam memberikan fasilitas publik seperti jalan, jembatan, pendidikan hingga fasilitas pendidikan. “Karena idealnya memang hal itu menjadi tanggung jawab negara,” imbuhnya.

Tidak hanya melalui karya-karya ilmiah, pria kelahiran Kediri, Jawa Timur tersebut juga turut berkontribusi demi mendorong masyarakat untuk ikut serta terlibat dalam pembangunan.

Menurutnya, menjadi profesor tidak hanya duduk di ruangan dan  mengajar saja, tetapi juga ikut serta berkegiatan sekaligus menggerakkan masyarakat untuk berinovasi.

Salah satu program dia jalankan adalah Rotasi Institute yang sudah digencarkan di dua daerah, Kediri dan Malang. Program yang sudah berjalan selama dua tahun tersebut melibatkan masyarakat setempat untuk ikut mengelola sumber daya yang ada di sekitarnya.

BERDAYAKAN MASYARAKAT: Prof Imam bersama salah satu warga binaan dan sayuran hidroponik yang dikembangkan


“Seperti di Kediri, Desa Jongbiru, Kecamatan Gampengrejo memiliki banyak sekali sampah yang memenuhi bantaran Sungai Brantas, sehingga bisa memanfaatkan itu untuk kemudian diolah dan menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat,” terangnya.

Dia juga selalu menekankan kepada mahasiswa untuk terus berkreasi dan berinovasi. Karena semakin majunya jaman, maka akademisi harus dapat mengimbanginya.

Sebab tantangan ke depan tidak bisa dijawab tanpa adanya kreativitas dan inovasi.

Program-program yang telah dilakukan oleh Rotasi Institute dapat menjadi contoh kretivitas dan inovasi, terutama oleh generasi muda untuk lebih mengenal lingkungan sekitarnya.

Lingkungan seperti di Desa Jong Biru Kabupaten Kediri tersebut memiliki sumberdaya ekonomi yang kuat.

Namun tanpa transfer pengetahuan dari para akademisi kepada masyarakat setempat, maka tidak akan terwujud inovasi dalam penanganan sumber daya tersebut.

Beberapa inovasi yang sudah disalurkan pada program Rotasi Institute di Desa Jong Biru adalah proses penanganan sumberdaya limbah menggunakan model ekonomi sirkular.

Sehingga dapat memberikan multiflier effect bagi lingkungan sekaligus menghasilkan nilai ekonomi dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Hal tersebut menunjukkan bahwa UM peduli terhadap lingkungan serta pembangunan ekonomi di masyarakat dengan cara terjun langsung menyelesaikan masalah di bawah. (dur/nen)

Sumber|https://radarmalang.jawapos.com/pendidikan/20/03/2023/dosen-tidak-hanya-ngajar-di-kampus-tetapi-juga-harus-terjun-ke-masyarakat/