Dosen UM Raih Summa Cumlaude dalam Ujian Disertasi ISI Surakarta

MALANG KOTA – Agus Sunandar, SPd MSn dosen seni tata busana Universitas Negeri Malang meraih gelar doktoral. Sabtu (6/5) Agus menjalani ujian terbuka disertasi di Tugu Hotel Malang.

Agus menjalani S3 di Institus Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Dalam ujian disertasi, para dewan penguji meluluskannya dengan predikat summa cumlaude atau IPK 4.0.

Dosen UM Raih Summa Cumlaude Ujian Disertasi ISI Yogyakarta

PAPARAN : Agus Sunandar dalam pidato akademik ujian terbuka S3 ISI Yogyakarta di Hotel Tugu Malang.

Ujian terbuka di Tugu Hotel berlangsung secara daring dan luring. Dewan Penguji terdiri dari 9 orang dipimpin Dr Dra Sunarmi MHum, Direktur Pasca ISI Surakarta.

Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) menjadi salah satu anggota dewan penguji. Mas Menteri hadir secara daring.

Dengan kelulusan ini, Agus menjadi doktor seni angkatan ke-85 dari ISI Surakarta.  Pidato akademik promovendus Agus berjudul Comformance Garudheya.

Dia menjelaskan bahwa carnival adalah salah satu kegiatan kebudayaan yang ada sejak masa lalu, baik di dunia Barat maupun di dunia Timur, termasuk Indonesia.

“Dahulu kita mengenalnya dengan istilah arak-arakan, bersih desa, dugderan, garebeg, larung sesaji, bahkan pawai budaya,” katanya.

Sampai sekarang, kegiatan kebudayaan ini masih banyak dilaksanakan dalam bentuk karnaval modern. Agus menyebut, Comformance Garudheya adalah cara mempresentasikan Garudheya dalam sebuah presentasi karya seni.

Pengkarya menggabungkan 3 entitas yang dipahami dan dilakukan oleh pengkarya. Yaitu,  peragaan busana (fashion show), seni pertunjukan (performing art) dan seni performans (performance art).

Tiga entitas itu berwujud pada conformance, sebagai bentuk baru penyajian karya pada medan seni atau konteks yang berbeda.

Garudheya adalah mitologi Hindu kuno yang telah lama ada di Nusantara bersamaan dengan proses-proses kebudayaan seperti perdagangan dan persebaran agama-agama.

Garudheya, kendati berasal dari mitologi Hindu kuno, namun keberadaannya di Nusantara telah mengalami penyesuaian atau pelokalan.

Agus mempunyai banyak pengalaman terlibat dalam banyak kegiatan fashion carnival. Menurutnya, ini menjadi renungan untuk menciptakan bentuk baru kostum karnaval.

Dia menggali dan memasukkan potensi nilai lokal sebagai muatan dalam karya. Alihlingkup merupakan temuan Agus sebagai metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni. Ini sekaligus bentuk presentasi baru dalam penyajian karya.

Tahapan penciptaannya dimulai dari pengamatan, tinjauan sumber dan karya. Misalnya, pengamatan terhadap fashion carnival, nilai-nilai lokal, eksperimentasi bahan dan teknik penciptaan.

Juga, proses evaluasi dan perenungan sebelum masuk pada tahap akhir yaitu perwujudan karya. Comformance Garudheya, terdiri dari tiga karya. Yaitu, Garudas, Garujuang dan Garujaya.

Ketiganya masing-masing bersumber pada relief Garudheya Candi Kidal Malang. Alihlingkup dianggap sebagai temuan metode baru dalam penciptaan karya seni dan Comformance sebagai cara baru penyajian karya.

Comformance dapat dijadikan rujukan bagi pengembangan keilmuan. Serta, menjadi bandingan bagi karya-karya serupa yang memanfaatkan nilai lokal sebagai muatan dalam wujud presentasi baru dan sesuai dengan zamannya.

Penyajian dan presentasi karya dalam bentuk Comformance dapat memberikan alternatif kepada masyarakat dalam menikmati karya seni dengan pengalaman seta kedalaman makna yang berbeda.(*/fin)

Sumber|https://radarmalang.jawapos.com/pendidikan/09/05/2023/dosen-um-raih-summa-cumlaude-dalam-ujian-disertasi-isi-surakarta/