Bahasa Inggris Rasa Thailand

Koran Surya 23 Juni 2016

Koran Surya 23 Juni 2016

Bahasa Inggris Rasa Thailand

Artikel; NAILAH SA’DIYATUL FITRIAH Mahasiswa Sastra Inggris 
Universitas Negeri Malang/tengah PPL/KKN di Thailand

SEBAGAI mahasiswa sastra Inggris sudah sewajarnya harus menguasai bahasa Ing- gris, lisan maupun tulisan. Namun, berada di Thailand Selatan, ternyata tak mudah berbicara bahasa intemasional ini dengan sembarang orang yang saya temui.

Berada di Thailand bahasa yang harus dikuasai adalah bahasa Thai, kecuali di beb- erapa daerah di Thailand Selatan, seperti Patfani, Yala, dan Narathiwat, bahasa Mel- ayu masih bisa dipakai karena mayoritas warga di sini berbahasa Melayu untuk komunikasi sehari-hari.

Berbeda di Nathawee, Songkhla, utamanya di sekolah tempat saya mengabdi. Kese- harian warga di sini berbahasaThai dan hanya 10 persen warga yang berba- hasa Melayu. Pun di sekolah saya mengabdi, hanya po’oh (kepala sekolah) yang lancar berbahasa Inggris dan dua guru yang setidaknya paham bahasa Inggris.

Para siswa juga masih sedikit yang paham bahasa Inggris karena mereka memelajari bahasa Inggris dalam mata pelajaran English conversation dengan keunikan bahasa Inggris ala Thailand.

Misalnya, jika di Indonesia siswa memanggil guru dengan sapaan Mr, Ms, atau Mrs, di Thailand gum disapa teacher. Namun dengan pengucapan beda dari pronunciation bahasa Inggris standard, yaitu tisye. Juga pada kosakata finish mereka mengucap – kannya finit.

Entah mengapa mereka sulit sekali mengucapkan bunyi ch dan sh. Selain salah pen- gucapan, beberapa gum yang berani dan paham berbahasa inggris juga masih men- erjemahkan bahasa Inggris tak sesuai kaidah bahasa Inggris pada umumnya. Mereka cenderung menyusunnya sesuai pola bahasa Thai.

Seperti, “I can speak English little little, teacher.” “Teacher, she don’t study, teacher. She tualk walk and run run even/day, teacher.” “What today teach teacher?”

Dari contoh tersebut terlihat mengajar bahasa Inggris di Thailand lebih sulit dibandi- ngkan di Indonesia. Saya butuh semangat 66, bukan lagi semangat 45 untuk menga- jarkan bahasa Inggris kepada siswa di sini. Apalagi jika bahasa Inggris yang saya gu- nakan untuk berkomunikasi dengan beberapa guru di sini, butuh tenaga ekstra untuk bisa memahamkanny a,

Perbedaan bahasa bukanlah satu-satunya masalah untuk tidak berkomunikasi. Inilah jembatan untuk saling mengerti perbedaan bahasa dan pola budaya antar komuni – kan, Tak ada yang tidak mungkin selama mau mencoba dan berusaha, termasuk un- tuk bisa memahami bahasa Inggris orang Thailand yang unik bagi telinga Indonesia.

(http: I Isurabaya. tribunnews. com/2016/06/22/coba-simak-apa-yang-lucu-dari bahasa-inggris-rasa-thailand-ini) 

Leave a Reply

Your email address will not be published.