24 Peserta Disabilitas Ikut UTBK SNBT di Universitas Negeri Malang

SURYAMALANG.COM, MALANG – Sebanyak 24 peserta disabilitas mengikuti UTBK Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) di Universitas Negeri Malang (UM). Pada pelaksanaan UTBK hari ketiga, Rabu (10/5/2023), Rektor UM Prof Hariyono MPd melakukan visitasi ke salah satu ruang tes di gedung B24 FMIPA dimana ada salah satu peserta adalah tuna rungu. Ia didampingi mahasiswa UM Ahmad Fauzan Haridin sebagai Juru Bahasa Isyarat (JBI). 

24 Peserta Disabilitas Ikut UTBK SNBT di Universitas Negeri Malang

sylvianita widyawati/Sebanyak 24 peserta disabilitas mengikuti UTBK Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) di Universitas Negeri Malang (UM). Pada pelaksanaan UTBK hari ketiga, Rabu (10/5/2023), Rektor UM Prof Hariyono MPd melakukan visitasi ke salah satu ruang tes di gedung B24 FMIPA dimana ada salah satu peserta adalah tuna rungu. Ia didampingi mahasiswa UM Ahmad Fauzan Haridin sebagai Juru Bahasa Isyarat (JBI). 

Kehadirannya untuk membantu peserta itu jika ada informasi atau pengarahan dari pengawas ruang. Sehingga yang disampaikan mengerti. “UM adalah kampus yang inklusif. Sehingga teman-teman juga punya kesempatan untuk ikut tes. Tujuan visitasi ini untik mengecek petugas dan fasilitasnya,” jawab Hariyono. 24 Orang disabilitas itu terdiri dari tuna daksa 23 serta tuna rungu satu orang.

Informasi dari pengawas, peserta tidak kesulitan dalam menerjemahkan atau melaksanakan tes. Untuk peserta tuna daksa, mereka menjalani tes di ruang atau gedung yang bisa diakses. “Kami sadar belum semua gedung kami sudah dirancang akses disabilitas,” tuturnya. Namun informasi yang diperolehnya, peserta bisa hadir dengan baik dan  mereka tidak mengalami kesulitan mulai dari sarana prasarana sampai tesnya.

Terkait apalah ada kuota khusus bagi calon mahasiswa disabilitas, ia menjawab tidak ada. “Jika mereka lolos ya kami terima. Materi soal untuk disabilitas juga sama persis atau setara dengan yang sehat,” kata Hariyono. Salah satu prodi unggulan di UM yang bisa dipilih adalah Pendidikan Luar Biasa (PLB) yang punya konsen untuk mendampingi anak berkebutuhan khusus.

“Karena ada prodi ini, ketika ada anak yang berkebutuhan khusus di UM, kita mudah mencari pendamping baik dari dosen maupun mahasiswa,” paparnya. Sebagian besar gedung di UM sudah ramah dengan disabilitas. Menurut Ochan, panggilan akrab mahasiswa ini, tugasnya sebagai pendamping peserta disabilitas sangat berkesan.

“Kesan saya sebagai pendamping peserta tadi bagi saya salah satu pengalaman yang menyenangkan dan seru,” katanya pada suryamalang.com. Kegiatan itu sebagai upaya mengenalkan kampus sebagai seorang mahasiswa UM. Ia terpilih sebagai pendamping peserta karena ia masuk UKM GEMPITA (Gerakan Mahasiswa Peduli Inklusi dan Disabilitas) UM.

UKM ini bergerak di bidang pemberdayaan inklusi dan disabilitas serta melakukan advokasi, pendampingan dan juga melakukan  pelayanan kepada teman-teman disabilitas di UM. “Saya terpilih bertugas karena salah satu pengurus UKM GEMPITA menunjuk saya yang bisa bahasa isyarat dan juga saya adalah Juru Bahasa Isyarat (JBI) yang masuk ke dalam Tim JBI di kampus UM,” ceritanya.

Tugasnya di kegiatan itu adalah melakukan pendampingan yang memberikan Informasi mengenai sistem/proses UTBK yang tidak dimengerti oleh Peserta dan mengenalkan kampus UM maupun tenaga pendidik dan kependidikan di UM.

Sumber|https://suryamalang.tribunnews.com/2023/05/10/24-peserta-disabilitas-ikut-utbk-snbt-di-universitas-negeri-malang.