Mengenal Fenomena Radikalisme & Cara Menyikapinya di Aula Graha Cakrawala, Universitas Negeri Malang

SURYA.co.id – Paham tentang keagamaan yang mengacu pada fondasi agama yang sangat mendasar dengan fanatisme keagamaan yang sangat tinggi, tidak jarang membuat penganut dari paham/aliran itu menggunakan kekerasan kepada orang yang berbeda paham/aliran.

Itu untuk mengaktualisasikan paham keagamaan yang dianut dan dipercayainya untuk diterima secara paksa.

Hingga saat ini, fenomena radikalisme di Indonesia masih menjadi topik menarik yang belum menemukan sebuah titik.

Mengenal Fenomena Radikalisme & Cara Menyikapinya di Aula Graha Cakrawala, Universitas Negeri Malang

Kompas.com//Mengenal Fenomena Radikalisme dan Cara Menyikapinya di Aula Graha Cakrawala, Universitas Negeri Malang

Oleh karenanya, moderatisme diharapkan menjadi penetral sekaligus solusi problematika itu.

Universitas Negeri Malang (UM), kembali menghelat sebuah kegiatan yang sarat manfaat.

Kuliah umum dan diskusi interaktif yang diselenggarakan Selasa (3/12/2019) di aula Graha Cakrawala dengan pemateri tunggal Habib Ali Zainal Abidin Al-jufri.

Ia adalah pakar aswaja internasional dan tokoh moderat. Tema acara itu adalah mengukuhkan moderatisme (wasathiyah) dalam kehidupan beragama.

Sebagaimana sambutan yang telah disampaikan Rofi’udin, Rektor UM.

“Kegiatan itu untuk menguatkan prinsip moderatisme sebagai seorang akademis di lingkungan universitas. Ini sangat relevan dengan kondisi kita hari ini,” tuturnya.

Kegiatan itu tidak hanya diikuti mahasiswa. Dosen namun beberapa perwakilan dari ormas dan tokoh agama juga turut hadir, salah satunya Nur Faiz, mahasiswa pascasarjana.

“Di sini kami tercerahkan dengan penjelasan Habib Ali yang sangat gamblang mengenai konsep wasathiyah,” ungkap Nur Faiz.

Dalam ceramah, ia mengategorikan radikal ke dalam dua bagian, yakni radikal yang memiliki pemikiran terlalu keras dan radikal radikal yang terlalu toleran misalnya menganggap semua agama sama.

Dalam kuliah umum berbahasa Arab itu, peserta tampak sangat antusias.

Banyak peserta bertanya pada sesi tanya jawab hingga panitia terpaksa membatasi jumlah penanya.

Pada akhir ceramah, ia mengatakan, orang boleh membenci kekafiran mereka dan membenci kemaksiatan mereka, tetapi tidak boleh membenci orangnya. Itu karena mereka juga sama-sama makhluk ciptaan Allah.

“Bertoleransilah, berbuat baiklah kepada mereka yang berbeda agama, tetapi bukan dengan menghadiri acara-acara keagamaan mereka,” katanya seperti disampaikan penerjemah Jindan.

Artikel: Afkhoriyatul Hilmi Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang afkhoriyatul.1902317@students.um.ac.id

Sumber dari: https://surabaya.tribunnews.com/2019/12/10/mengenal-fenomena-radikalisme-cara-menyikapinya-di-aula-graha-cakrawala-universitas-negeri-malang?page=all

Leave a Reply

Your email address will not be published.