KEN AROK BUKAN PENCURI ?

KEN AROK  BUKAN PENCURI?, Malang Post 22 Agustus 2017

KEN AROK BUKAN PENCURI?, Malang Post 22 Agustus 2017

Download Malang Post 22 Agustus 2017

MALANG — Identitas Ken Arok, raja pertama kerajaan Singasari masih jadi perdebatan di kalangan sejarawan hingga kini. Pihak yang kontra dengan kitab Pararaton, menolak sebutan bahwa Ken Arok adalah pcncuri, perampok dan penjudi. Beberapa pihak bahkan menyebut Pararaton sudah dimanipulasi oleh penjajah, untuk mengubah fakta sejarah kerajaan di Indonesia.

Namun. arkeolog Malang, Dwi Cahyono menyebut sampai sekarang tidak ada bukti sejarah lain yang mematahkan identitas Arok sebagai pencuri dan penjudi. Belum ada, bukti sejarah berupa lisan yang dituliskan dalam lontar seperti Pararaton, maupun prasasasti fisik yang bisa mematahkan identitas Arok sebagai rakyat jelata, pencuri dan penjudi yang menggulingkan penguasa dan naik tahta.

“Cerita soal Arok atau Angrok, hanya ada di Pararaton, Negarakertagama dan prasasti Mula Malurung. Negara kertagama dan Mula Malurung. ceritakan raja pertama Singasari bemama Rangga Rajasa, yang diduga adalah Angrok. Sedangkan, Pararaton lebih rinci soal hidupnya,” kata Dwi kepada Malang Post kemarin.

Tak ada sumber sejarah valid yang bisa membuktikan bahwa Arok adalah anak dari selir raja seperti yang jadi pendapat kontra Pararaton. Sebaliknya, Pararaton secara telanjatig, sebanyak separuh dari seluruh kitab, menceritakan hidup Arok yang penuh hitam putih, Yakni, ketika dia dibuang ke makam bayi oleh ibunya Ken Ndok, dan ditemukan oleh Lembong, seorang pencuri

“Pararaton merinci Angrok tumbuh di keluarga pencuri, Sekitar 10 tahun, dia melenyapkan dua lembu milik tetua desa Bagaimana dia lari dari rumah, menggelandang di jalanan, dan akhimya berkeliaran di tempat judi, bertemu penjudi Bango Samparan, dan tumbuh jadi penjudi,” beber Dwi.  Arkeolog yang mengajar di Universitas Negeri Malang ini, menyebut bahwa fakta sejarah soal identitas Arok, belum ditemukan lagi di sumber lain.  Sehingga, belum ada bukti sejarah  yang membenarkan anggapan bahwa Arok adalah anak selir raja yang dari kecil hidup di istana, serta terasir dan melakukan balas dendam setelah kerajaannya ditumbangkan Tunggul Ametung dari Kerajaan Kediri.

“Penggambaran Arok di Pararaton itu adalah penggambaran manusiawi, di mana dia adalah manusia biasa, yang bisa berbuat buruk dan baik. Dalam hidupnya, dia tidak hanya dikelilingi kejahatan. Dia bertemu tokoh positif. seperti rohaniawan Hyang Lohgawe,” tutup Dwi.(fin/lim)

Leave a Reply

Your email address will not be published.