Jejak Peradaban Purba di Selatan Jawa

Surya 3 Agustus 2016

Surya 3 Agustus 2016

Surya 3 Agustus 2016…

Jejak Peradaban Purba di Selatan Jawa

Artikel : RINTAHANI JOHAN PRADANAMahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang fb.com/joe pradana

TEORI fenomenal Qarwin tentang evolusi manusia justru telah membuka pintu kajian lebih lanjut terkait dinamika evolusi manusia. Tak terkecuali Eugene Dubois, pakar anatomi yang juga peneliti jejak manusia purba.

Dubois, sosok di balik temuan kerangka manusia purba di Tulungagung pengujung abad 19. Basil rise ini kemudian melahirkan data sejarah tentang Homowajakensis. Manusia purba dengan volume otak berkisar 1.300 cc hingga 1.600 cc dan hidup di antara 40.000 hingga 25.000 tahun sebelum masehi.

Kata Wajakensis ini merujuk pada Desa Wajak (kini ada di Kecamatan Boyolangu), tempat yang dipercaya sebagai lokasi Dubois melakukan risetnya.

Akan tetapi monumen untuk menjaga titik pijak keberadaan jejak manusia purba yang ditaksir mempunyai tinggi badan sekitar 130 hingga 210 cm, berat badan antara 30 hinggalSO kg ini justru ada di Desa Gamping, Kecamatan Campurdarat, Tulungagung.

Cukup melelahkan dan membingungkan menelusurinya karena tak ada papan penunjuk  menuju lokasi. Bertanya Jr pada warga adalah solusinya.

“Silakan menuju Desa Gamping, tak jauh dari sekolah dasar ada tugu peringatan industri manner, dan tak jauh dari Sana sampean akan menemukan tugu Homo      wajakensis,” kata Rudiyanto,warga Desa Boyolangu.

Tugu peringatan industri marmer terlihat tak jauh dari monumen Homowajakensis. Monumensangat sederhana untuk menandai jejak peradaban yang luar biasa. Berada punggung bukit, kondisi sekitar cukup sepi. Tak banyak informasi yang bisa digali tentang monumen ini, kecuali prasasti peresmian oleh Bupati Tungagung Ir

Hem Tjahjono serta tiga relief  yang menggambarkan riset Dubois. Namun saya bangga masih ada sang saka berkibar di beranda depan monumen.

Keberadaan bangunan yang menjaga memori akan asal-usul manusia modem ini sebenarnya memiliki peranan luar biasa. Bangunan sederhana yang dipeluk sunyi ini mampu menjadi jembatan untuk memahami proses* evolusi manusia.

Sudah sewajamya serta wajib bagi manusia untuk mengetahui akar kesejarahannya. Bila dikelola baik, bisa jadi ke depan lokasi ini mampu menjelma sebagai pusat studi peradabanmanusia di selatan Jawa.(http;//sumbaya.tribun-news.cotn/2016/08/02/menelusuri-jejak-pur-ba-di-selatan-jawa)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.