Harapan Wali Kota UTBK-SBMPTN di UB dan UM Untuk Peserta Malang Raya Saja Kandas, Hanya Diperketat

SURYAMALANG.COM, MALANG – Usulan Wali Kota Malang Sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kota Malang, Sutiaji supaya UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer)-SBMPTN hanya untuk peserta dari Malang Raya rupanya tak terwujud.

Pelaksanaan UTBK-SBMPTN di Universitas Negeri Malang (UM) dan Universitas Brawijaya (UB) nampaknya akan tetap berjalan tanpa batasan asal peserta. 

Nampaknya peserta yang ikut ujian tak hanya dari Malang Raya. Namun juga dari daerah lainnya di Jatim.

Nur Widianto, Kabag Humas Pemkot Malang menyatakan, Walikota Malang selaku Ketua Gugus Satgas Covid-19 telah mengajukan keberatan dan permohonan untuk tidak dilakukan secara langsung kehadiran peserta.

“Namun karena kewenangan pusat, maka UB maupun UM tetap mengacu pada aturan pusat. Cuma dilakukan pengetatan protokol covid oleh panitia,” jelas Wiwid, panggilan akrabnya pada suryamalang.com, Kamis (2/7/2020).

Maka UB dan UM mengambil langkah pengendalian. Ini bisa dilihat dari aturan-aturan yang dibagikan lewat media sosial tiap UTBK.

Di UB dan UM mensyaratkan peserta memakai masker medis (bukan kain). Namun tidak ada syarat harus melampirkan surat keterangan sehat atau rapid test bagi peserta.

Tetapi peserta sebelumnya diminta menjaga kesehatan sebelum pelaksanaan ujian.

Di UB, kendaraan pengantar untuk luar Malang Raya juga disediakan lokasi parkirnya di dalam kampus dan hanya boleh di area itu.

Mereka disarankan membawa makanan minuman sendiri.

Selain itu juga disiapkan drop zone buat mengantar peserta di beberapa titik.

Menurut Kotok Gurito, Kasubag Humas dan Kearsipan UB, selama pelaksanaan UTBK-SBMPTN akan dikerahkan 900 pengawas.

Dari data yang disampaikan panitia dari dua Pusat UTBK, jumlah peserta UTBK UM sekitar 12.000 an yang disebar di empat titik, yaitu UM, UMM, Unisma dan Unmer Malang.

Sedang di UB, memakai lokasi di dalam kampus dengan peserta ujian 19.000.

Setiap hari ujian hanya dua sesi, yaitu pagi dan siang.

Sedang Dr Moch Yunus, Ketua Panitia SBMPTN UM menyampaikan, setiap ruang dan setiap sesinya nanti ada dua petugas yaitu petugas teknisi dan satu petugas pengawas ruang.

“Di UTBK UM direncanakan kegiatan ada 12 Sesi. Tanggal 5-9 masing masing dua sesi. Sesi pagi dan siang,” jelas Yunus. Sedangkan pada Jumat (10/7/2020), hanya satu sesi pagi.

Untuk Sabtu (11/7/2020) hanya satu sesi itupun hanya beberapa ruang.

Adapun jumlah ruang yang disiapkan sebanyak 87 ruang. Di UM dengan 37 ruang, kapasitas maksimalnya 470 peserta.

Di UMM, memakai 19 ruang dengan kapasitas maksimal 285. Di Unisma memakai 21 ruang dengan kapasitas maksimal 210 peserta.

Di Unmer memakai 10 ruang dengan kapasitas peserta 150. Total per sesi sebanyak 1115 peserta.

UM sudah melakukan pelatihan teknis baik pada petugas pengawas maupun pada petugas teknisi.

” Untuk petugas teknisi personelnya tetap tiap ruang. Dimana ia bertugas sesi pagi dan siang mulai awal pelaksanaan pada 5 Juli sampai terakhir,” jelasnya. Namun untuk petugas pengawas bisa berubah personelnya.

Ditanya suryamalang.com apakah tidak ada pencocokan wajah peserta karena semua memakai masker dan rawan disusupi joki, ia menjawab berbaik sangka saja.

“Ya namun tetap waspada dengan mencocokkan data dukung lain. Misal KTP , ijasah atau surat keterangan lulus,” jelas Yunus.

Saat ujian, peserta memang harus membawa kelengkapan data, seperti kartu identitas, kartu peserta terbaru hasil perubahan dll.

Sumber dari: https://suryamalang.tribunnews.com/2020/07/02/harapan-wali-kota-utbk-sbmptn-di-ub-dan-um-untuk-peserta-malang-raya-saja-kandas-hanya-diperketat?page=all

Leave a Reply

Your email address will not be published.