Wike Sakdiyah, Duta Hijab Radar Malang 2018,

Download Jawa Pos Radar Malang 6 Maret 2018

Penobatan Duta Hijab tanpa Dihadiri sang Ayah, Kenapa?

Setelah bersaing dengan 197 kontestan, Wike Sakdiyah akhirnya dinobatkan sebagai Duta Hijab Radar Malang 2018. Siapa sebenarnya sosok Wike?  Dan apa yang akan dia lakukan selama satu tahun ke depan?

SUARA detak jarum jam terdengar melalui backsound di hall Malang City Point (MCP), Minggu malam (4/3). Ratusan pengunjung diam. Pandangan mereka tertuju pada tangan Hepy Mandiana Sari, Duta Hijab Radar Malang 2017. Sambil memegang mahkota, Hepy berputar-putar mengelilingi dua finalis Duta Hijab Radar Malang di panggung grand final malam itu, Wike Sakdiyah dan Hikmatul Uyun.

Wike Sakdiyah, Duta Hijab Radar Malang 2018, Jawa Pos Radar Malang 6 Maret 2018

Wike Sakdiyah, Duta Hijab Radar Malang 2018, Jawa Pos Radar Malang 6 Maret 2018

Para pendukung kedua finalis saling bersahutan, berharapHepy menyematkan mahkota yang dipegangnya ke kepala finalis yang didukungnya. “Wikeeeee….Wikeee….. ” sebut salah satu pendukung. “Uyuun… Uyuuun…” teriak pendukung yang lain.

Tapi, Hepy tidak terpengaruh dengan teriakan pendukung kedua finalis. Mahasiswi Universitas Negeri Malang (UM) itu tetap berjalan mengelilingi kedua finalis sambil menenteng mahkota

“Dan duta hijab tahun ini jatuh kepada… Wike Sakdiyah!” teriak Rully Suprayugo, master of ceremony (MC) grandfinal Duta Hijab Radar Malang 2018.

Para pendukung Wike sontak berteriak kegirangan. Mereka bahagia. Akhirnya finalis yang mereka dukung dinobatkan sebagai Duta Hijab Radar Malang 2018.

Sementara itu, mata Wike terpejam ketika Hepy menyematkan mahkota perak di kepala dan mengalungkan selempang ke badannya. Dia tampak terharu dan bangga. Mengenakan busana muslimah berwarna cokelat muda keemasan, Wike akhirnya dinobatkan sebagai Duta Hijab Radar Malang 2018.

Tangannya melambaikan salam kepada pendukungnya, yang sebagian besar teman kuliahnya di UM. Pendukungnya pun membalas salamnya dengan teriakan yang semakin keras, metnanggil-manggil Wike.

Sekitar pukul 22.00, satu per satu tamu beranjak pulang setelah berjabat tangan dan meng-abadikan foto bersama sang pemenang, Perlahan, kaki Wike melangkah, turun dari panggung.

Senyumnya masih terpancar dari bibirnya yang tipis itu. “Bahagia sekali. Tidak menyangka bisa terpibh di ajang ini (Duta Hijab Radar Malang 2018),” kata Wike saat ditemui koran ini.

Kelelahannya berdiri di atas panggung seolah terbayar lunas dengan penampilannya malam itu. Saat duduk di kursi selepas penobatannya, mahasiswi Ju-rusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UM ini seolah masih tak menyangka dirinya terpilih menjadi kontestan terbaik.

Maklum, malam itu pengalamannya keduanya tampil di stage yang disaksikan ratusan pasang mata. Wike masih tampak terheran-heran, Lidahnya seperti sulit menyampaikan sesuatu. Matanya terns memandang bunga-bunga yang berada di pelukannya. “Sayang sekali, ayah dan ibu nggak bisa datang ke sini (menghadiri pemilihan Duta Hijab),” tuturnya lirih.

Orang tuanya tidak bisa hadir karena ada kegiatan di rumahnya, Kabupaten Lumajang. Meski begitu, Wike tetap bersyukur. Kedua orang tuanya pun sudah mengucapkan selamat padanya.

“Ucapan selamat (dari orang tua) ini menjadi spesial buat saya,” kata putri pasangan Suyono dan Endang Sulistiyowati itu.

Pada 19 Maret mendatang, Wike akan merayakan hari kelahirannya yang ke-21. Penganugerahan yang diterimanya itu kemudian dimaknai sebagai kado spesial untuk ulang tahunnya.

Wike mengaku sempat tak percaya diri bersaing dengan finalis lain. Mengapa? Menurutnya, rasa mindernya muneul
saat dirinya bersaing dengan 197 peserta yang mengikuti event tahunan ini. Apalagi, beberapa kontestan sudah berkali-kali mengikuti kontes serupa. Sementara, Wike hanya dua kali. Yang pertama, saat dia mengikuti ajang Duta Kampus UM. Saat itu, Wike hanya lolos 20 besar. Yang kedua, ya Duta Hijab Radar Malang. “Yang lain kan lebih
banyakpengalamannya. Kadang saya malu dan minder,” ungkap perempuan asal Lumajang ini.

Ketika ditanya apa saja yang ingin dicapai setelah mendapat-kan penghargaan ini, Wike tak langsung menjawabnya. Kepalanya mengangguk-angguk. Kemudian, dia memaparkan beberapa program yang ingin dicapainya. Misalnya, memperkenalkan wisata dan gencar menggelar kegiatan sosial.

Menurut Wike, banyak tempat yang bisa dijadikan sebagai “Halal Tourism” Itu adalah lokasi yang bisa membawa kebaikan bagi anak muda. Sementara, kegiatan sosial yang akan dilakukan adalah membantu anak-anak yang kekurangan ekonomi. “Mungkin nanti bisa mendapatkan donatur dengan menggalang dana dan memberi motivasi kepada anak-anak itu,” sambung anak bungsu dari tiga bersaudara ini.

Wike juga mendapatkan tantangan dari juri tentang kemampuannya berkomunikasi dengan industri pariwisata. Bekal selama karantina diminta tidak boleh dibiarkan menguap begitu saja. Wike pun ingin, bersama rekan-rekannya, menjadi tim yang solid dalam mengembangkan potensi pariwisata yang berbasis halal dan baik. “Angan-angan saya seperti itu. Jadi, nanti kami akan coba berusaha bersama, biar duta hijab ini semakin kompak dari tahun lalu,” pungkasnya. (*/cl/dan)

Leave a Reply

Your email address will not be published.