UTBK di Malang, Tak Ada Ruang Khusus untuk Difabel

MALANG KOTA – Sebanyak 47 siswa berkebutuhan khusus (difabel) mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) sejak Senin (8/5). Namun panitia tidak menyediakan ruangan khusus untuk mereka. Sebab, secara kemampuan mereka bisa disamakan dengan peserta reguler.

Untuk Kota Malang, pelaksanaan UTBK-SNBT dilaksanakan di dua titik. Yakni Universitas Negeri Malang (UM) dan Universitas Brawijaya (UB).

Sekretaris Direktorat Administrasi dan Layanan Akademik UB Heri Prawoto mengatakan, ada 23 peserta difabel yang melakukan tes di UB. Tak ada ruang dan jadwal khusus bagi mereka. Semua melakukan tes di ruang yang sama dengan peserta reguler. Sebab, peserta difabel yang tes rata-rata tunadaksa. “Sehingga tidak memerlukan sarana khusus,” ujar Heri kemarin.

TUNARUNGU: Seorang peserta berkebutuhan khusus sebelum memasuki ruang tes UTBK-SNBT kemarin. (Suharto/Radar Malang)

Dia mengatakan, beberapa peserta sudah ada yang mengikuti ujian di hari pertama Senin lalu (8/5). Dia mengungkap, ada beberapa kesalahan klik selama UTBK-SNBT. Misalnya, peserta reguler masuk dalam daftar difabel lantaran salah klik.

“Ada beberapa peserta yang salah klik saat mendaftar. Di sistem tercatat peserta disabilitas, tapi saat hadir ternyata kondisinya bukan disabilitas,” ungkapnya. Meski begitu, lanjut Heri, peserta tetap bisa mengikuti ujian.

Senada dengan UB, UM juga menerima peserta difabel. Jumlahnya tak jauh berbeda. Kepala Sub Direktorat Seleksi UM Rizky Firmansyah mengatakan, ada 24 peserta difabel yang menjalani ujian di UM. Meski tak ditempatkan di ruang khusus, katanya, UM menyiapkan tenaga pendamping bagi peserta disabilitas. “Hal itu untuk mengantisipasi apabila ada kendala yang dihadapi peserta yang tidak bisa ditangani sendiri,” terang Rizky.

Kemarin, Rektor UM Prof Hariyono menyempatkan meninjau lokasi UTBK-SNBT yang memiliki peserta difabel. Pihaknya menyebut, peninjauan dilakukan untuk memastikan hak layanan tes untuk masuk perguruan tinggi negeri (PTN) dapat diakses oleh siapa pun, tanpa diskriminasi. “Untuk itu, saya ingin memastikan bahwa peserta difabel mendapat layanan yang lebih, mengingat mereka memiliki keterbatasan,” pungkasnya. (dre/dan)

Sumber|https://radarmalang.jawapos.com/malang-raya/kota-malang/11/05/2023/utbk-di-malang-tak-ada-ruang-khusus-untuk-difabel/