Universitas Negeri Malang (UM) Krisis Guru Besar

SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Universitas Negeri Malang (UM) krisis guru besar. Sebab jumlahnya saat ini jauh dari ideal.

Dengan jumlah dosen sebanyak 1061, idealnya ada 200 lebih.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Senat UM, Prof Dr Suko Wiyono SH MHum saat acara pengukuhan gubes baru Prof Dr Sutopo MSi, Senin (14/1/2019).

“Minimal jumlah gubes 20 persen dari jumlah dosen, ya harusnya 200 lebih.”

“Sekarang jumlah gubes tinggal 78 orang karena ada yang meninggal dan pensiun,” ungkap Suko.

Dia mendorong dosen bergelar doktor agar segera menjadi guru besar.

“Apa mungkin karena jurnal terindeks scopus ya?” ujar Suko.

Sementara itu karya ilmiah para gubes akan dipublikasi agar bisa jadi pijar  penerang bagi dunia dan pembelajaran bagi generasi muda.

Kurang idealnya jumlah gubes juga disentil lagi oleh Rektor UM, Prof Dr Rofi’uddin MPd.

Katanya, dari 1061 jumlah dosen UM, jumlah dosen PNS ada 871 orang. Kemudian dosen non PNS ada 190 orang.

“Dosen non PNS juga saya minta berperan karena sudah ber Nomer Induk Dosen Nasional (NIDN),” kata rektor.

Sebab mereka juga berkesempatan jadi guru besar. Karena itu perasaan sebagai kelas dua di jurusan atau fakultas tak boleh dibiarkan.

Yang membuatnya prihatin, pada 2018 tidak ada gubes baru. Sedang 2017 hanya dua.

Sementara yang pensiun sampai lima tahun ke depan ada 15 orang.

Rinciannya, pensiun 2019 ada dua orang. 2020 ada tiga orang. 2021 ada tiga orang. 2022 ada empat orang. 2023 ada tiga orang.

“Ya ini tantangan kita bersama. Jika tanpa kontestansi, maka bisa jadi UM tak ada guru besar. Tantangan dosen adalah dirinya sendiri,” ujar rektor.

Ia minta dosen-dosen dibawah 40 tahun bergerak. Sebab jika usia yang maju 60-65 tahun, dalam kurun waktu lima tahun sudah pensiun.

Usia pensiun guru besar adalah 70 tahun.

Untuk menjadi guru besar, ia minta para dosen mengecek persyaratannya sesuai peraturan kemenristekdikti.

Sehingga untuk menjadi gubes, yang dipilih adalah yang memenuhi syarat.

Jika selesai prosesnya, dari kemenristekdi akan memberitahukan.

Pada 2018 ada tiga calon gubes yang diajukan UM. Namun ternyata jurnal scopusnya tak bereputasi.

“Upaya UM sendiri tak habis-habisnya. Termasuk menyiapkan anggaran Rp 25 miliar dari penerimaan negara bukan pajak.”

“Namun hanya terserap separuh,” papar dia.

Sehingga sempat ada pemikiran jangan-jangan ini bukan yang dibutuhkan.

Karena itu untuk memenuhi 20 persen agar berat namun akan terus berupaya.

Dikatakan, ia mendorong dosen melaksanakan tridarma perguruan tinggi.

Jika jam mengajarnya melebihi, maka bisa mengajukan tambahan dosen non PNS.

Sebab ia juga tak ingin dosen hanya menghabiskan waktu buat mengajar tanpa ada riset, karya publikasi.

Karena yang membawa nama perguruan tinggi menjadi hebat karena riset.

Lahan UM sebagaimana di platform Kemerinstekdikti adalah pada inovasi belajar.

Sehingga sudah jelas akan yang bisa dilakukan UM. Meski peran juga sempat diambil oleh Ruang Guru dimana meski hanya digerakkan 10 orang namun memiliki siswa 10 juta lewat daring.

Ini sebagai contoh inovasi belajar untuk siswa SD sampai SMA.

Sumber dari: http://suryamalang.tribunnews.com/2019/01/14/universitas-negeri-malang-um-krisis-guru-besar?page=all

Leave a Reply

Your email address will not be published.