Underpass Blimbing, Sutiaji: Gak Pakai Lama

Malang, SERU.co.id – Komitmen Pemkot Malang dalam menangani kemacetan perlu diapresiasi. Underpass di wilayah utara tepatnya di simpang Blimbing tengah dikejar supaya bisa terealisasi ke tahap pembuatan  Detail Engineering Design (DED).

Walikota Malang, Drs H Sutiaji menghadiri  ‘Laporan Akhir Kajian Teknis Penanganan Persimpangan Blimbing Kota Malang oleh Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang’. Dirinya berkomitmen agar segera direalisasikan ke tahap selanjutnya dan dikerjakan oleh dinas terkait.

“GPL, gak pakai lama, kami mengucapkan terima kasih dari fakultas teknik dengan kerja keras, cerdas, cepat dan ikhlas. Tinggal penyempurnaan di lapangan, sehingga asa dan realita tidak jauh jauh. Harapan kami 2023 sudah bisa dilaksanakan,” seru Sutiaji di Lantai 9 Graha Rektorat UM, Kamis (7/4/2022).

Dirinya mengaku, setelah mendengar pemaparan ada underpass, kemungkinan pengurangan volume 64 persen dari kondisi normal sudah luar biasa. Ditambah lagi alasan memilih underpass tidak mengganggu estetika kota.

“Selain itu juga dalam proses pembangunan tidak mengganggu ekonomi masyarakat. Serta dan cost/beaya tidak tinggi dibanding dengan overpass,” ungkapnya.

Penyerahan Laporan Akhir Underpass Blimbing dari Tim Universitas Negeri Malang kepada Pemkot. (jaz) - Underpass Blimbing, Sutiaji: Gak Pakai Lama

Penyerahan Laporan Akhir Underpass Blimbing dari Tim Universitas Negeri Malang kepada Pemkot. (jaz)


Sutiaji sudah menyampaikan kepada Rektor UM bahwa pertemuan yang pernah dilakukan ada hasil dan sudah ada kajian berkaitan dengan underpass. Tidak lanjut ini akan segera membuat DED lebih detail dan disesuaikan dengan existing (jalur yang ada).

“Idealnya memang jalurnya yang ada 6 jalur, yang saat ini kan hanya dua jalur. Jalur samping kanan dua jalur, samping kiri dua jalur bawah dua jalur berarti ada enam jalur,” paparnya.

Pemkot masih akan mengkaji ulang lebih detail, karena dari pihak UM membutuhkan ukuran tujuh meter kiri, tujuh meter kanan dan bagian bawah underpass sembilan meter. Bisa jadi Pemkot akan merubah enam atau enam setengah di samping dan bagian underpass tujuh meter.

“Insyaallah idealnya tadi tujuh meter itu mobil truk simpangan bisa. Tetapi ini kan tidak. Hanya mungkin truk engkel yang bisa masuk dan itu insyaallah enam meter bisa tidak ada himpitan,” ujar penyuka makanan pedas ini.

Sutiaji tidak mempermasalahkan panjang underpass, karena sudah sesuai dengan kajian tim. Akan tetap disampaikan kepada pusat mengenai kondisi di lapangan supaya ada dukungan.

“Saya juga minta dukungan dari provinsi tentu, juga mengajukan. Kabupaten juga mendorong karena pintu masuk ke kabupaten juga. Insyaallah mudah-mudahan diinventarisir,” imbuhnya.

Senada, Rektor UM, Prof Dr AH Rofi’uddin MPd mengaku, setelah melihat detail rencana underpass melalui gambar dan animasi cukup luar biasa. Tinggal bagaimana mengeksekusi tindaklanjut kedepan oleh pihak terkait.

Kontribusi UM ikut mengkaji melalui tim dari Fakultas Teknik merupakan sumbangsih kampus dalam menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi. Terlebih UM berada dalam wilayah Kota Malang.

“UM sebagai bagian dari Kota Malang bisa memberikan Kota Malang bisa lebih baik, ini wujudnya kita lakukan kajian teknis,” ungkap Prof Rofi’uddin. (jaz/rhd)

Sumber| https://seru.co.id/underpass-blimbing-sutiaji-gak-pakai-lama/