SLB Autis Lab UM Mulai Warming Up Sekolah Luring

 

MALANG KOTA – Pandemi yang hampir 10 bulan lamanya , membuat siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Autis Laboratorium Universitas Negeri Malang (UM) mulai merasa bosan. Sejak awal Desember ini ada treatement berbeda dari civitas akdemik SLB Autis UM agar para siswanya tidak kehilangan semangat pergi ke sekolah nanti ketika tatap muka siap diberlakukan.

Salahs atu siswa SLB Autis Lab UM diajari mencuci tangan dan dikenalkan dengan thermogun. Chosa Ayu Widodo)

Kepala Sekolah SLB Autis Laboraturium UM Luthansyah Nur SPd MPd menyebutkan sebagai bentuk persiapan sekolah tatap muka nanti, sejak Desember sudah menambah intensitas untuk memperbolehkan siswa ikut ke sekolah. ”Jadi selama pandemi anak-anak full melakukan pembelajaran daring, orang tua ke sekolah untuk mengambil Lembar Kerja (LK) tugas. Boleh mengajak siswa supaya tidak jenuh dan tetap tumbuh rasanya kepada sekolah,” ujarnya.

Dia mengungkapkan pada awal pandemi pengambilan LK dilakukan 2 minggu sekali. Beberapa siswa kerap ikut bersama orangtuanya untuk sekadar berkunjung ke sekolah. Namun sejak kabar segera diizinkan kembalinya pembelajaran tatap muka, pihaknya menambah menjadi 1 minggu sekali untuk orangtua mengambil LK dan membawa siswa.

”Tujuannya agak anak tidak kaget, dan tidak kehilangan minatnya untuk berangkat ke sekolah. Yang jadi kendala kan nanti ketika anak sudah terbiasa di rumah jadinya tidak mau pergi ke sekolah lagi,” terang pria yang sudah 15 tahun mengajar di SLB Autis Laboraturium UM tersebut.

Tak hanya itu dengan mengizinkan siswa ikut ke sekolah, Luthansyah menuturkan hal ini sebagai bentuk pembiasaan siswanya tentang protokol kesehatan. Keistiwewaan yang mereka miliki membuat mereka perlu beradaptasi lebih. ”Supaya anak-anak terbiasa cuci tangan, terbiasa dicek dulu suhunya sebelum masuk sekolah. Karena anak-anak kan takut apa itu kok kayak ditembakkan jadi kami mulai membiasakan ke mereka supaya tidak takut,” ujarnya.

Namun guna tetap menjaga protokol kesehatan, SLB Autis Laboraturium UM memberi batasan serta jarak kedatangan bagi orangtua yang membawa siswanya ke sekolah. Dalam sehari tak lebih dari 3 siswa yang boleh datang ke sekolah. Tak hanya itu sekolah tersebut juga membatasi tamu yang mengunjungi sekolah.

Selama pandemi pembelajaran siswa dilakukan full secara daring, berbeda dengan sekolah lain yang menggunakan aplikasi zoom untuk mempermudah proses pembelajaran. SLB yang berada di kawasan Jalan Surabaya tersebut memilih untuk menggunakan Video Call Whatsapp untuk pembelajaran. .

”Kalau zoom ketika sudah keluar harus masuk lagi, kalau tiba-tiba dikeluarkan oleh anak-anak kita kesulitan untuk memanggil mereka lagi. Kalau WA kan kalau dimatikan guru bisa memanggil lagi,” terangnya.

Perlu kesabaran yang lebih menjadi tenaga pendidik di sekolah luar bisa. Luthansyah mengungkapkan dalam pembelajaran daring para guru di sekolahnya perlu mengikuti mood dari para siswanya. Kenyamanan belajar siswa menjadi poin penting yang menjadi perhatian mereka selama ini.

Sumber| https://radarmalang.jawapos.com/pendidikan/17/12/2020/slb-autis-lab-um-mulai-warming-up-sekolah-luring/