Sivitas UM Serukan Jokowi Jaga Cita-Cita Proklamasi dan Reformasi

Malang (beritajatim.com) – Civitas akademika Universitas Negeri Malang (UM) menyerukan pada presiden Joko Widodo agar menjaga cita-cita proklamasi dan reformasi. Seruan ini dibacakan oleh Prof. Dr. Hari Wahyono bersama dengan civitas akademika UM pada Senin (5/2/2024) di halaman depan gedung Rektorat UM.

“Mengawali seruan ini, izinkan kami mengutip seruan Bung Hatta, Bapak Proklamator kita mengingatkan kepada agar manusia Indonesia, tentang pengakuan kepada dasar Ketuhanan Yang Maha Esa, yang disampaikan pada saat menerima gelar doktor Honoris Causa dari Universitas Indonesia pada tanggal 30 Agustus 1975,” ungkap Prof Hari.

Foto Berita Jatim

Pengakuan itu mewajibkan manusia dalam hidupnya menikmati keindahan, dengan kelanjutannya: melenyapkan segala yang buruk. Nilai yang ditegaskan oleh Bung Hatta selaras dengan nilai Pancasila yang dirawat dan diperjuangkan oleh Universitas Negeri Malang dalam mengemban tugas membangun insan mulia, manusia Indonesia.

Pihaknya sebagai civitas akademika UM menyatakan keprihatinan mendalam atas perilaku kurang terpuji yang mengancam sendi kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis dan bermartabat. Dia juga prihatin pada praktik culas orang yang mabuk kekuasaan yang mengoyak nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial.

“Kami prihatin terhadap perilaku yang menjauh dari nilai keberadaban, kejujuran, tanggung jawab, kekonsistenan, dan keteladanan yang mencederai nilai kemanusiaan dan pendidikan bangsa,” ungkap Prof Hari.

Oleh karena itu, civitas akademika Universitas Negeri Malang menyerukan kepada Presiden Joko Widodo. Terdapat 5 poin seruan civitas UM yang dibacakan oleh Prof Hari Wahyono.

Foto Berita Jatim

Seruan civitas akademika UM di halaman depan Rektorat (Foto: Dani Alifian/beritajatim.com)


Pertama, bersikap tegas dan bertindak konsisten untuk menegakkan sendi kehidupan bernegara yang demokrasi, beradab, bermartabat, dan berkeadilan substansial, melampaui sekadar proses demokrasi formal dan prosedural;

Kedua, mengembalikan kepercayaan sebagai pemegang kekuasan yang selalu berlandaskan nilai-nilai. Pancasila dan UUD 1945 demi keutuhan bangsa dan keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

Ketiga, menunjukkan sikap kenegarawanan dengan berdiri di atas semua golongan dan menjauhkan diri dari sikap partisan dalam Pemilu 2024 serta perilaku nepotisme dan oligarki dalam menyelenggarakan pemerintahan;

Keempat, memelopori netralitas aparatur negara (ASN, TNI, dan POLRI) dan menghentikan segala bentuk upaya yang mendukung dan memihak untuk pemenangan salah satu Pasangan Capres/Cawapres.

Kelima, menjadi panutan perilaku berakhlak mulia dan menjauhkan diri dari perilaku tidak terpuji dalam mengelola pemerintahan, termasuk dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum 2024.

“Dengan ini kami menjunjung pentingnya keadilan, integritas, kredibilitas, dan transparansi dalam  kepemimpinan nasional,” ungkap Prof Hari.

Prof Hari menegaskan bahwa seruan dari civitas akademika UM tidak untuk memihak salah satu paslon. Seruan ini juga bukan tuntutan, civitas UM berupaya untuk mengetuk pintu hati presiden Jokowi agar melakukan seruan tersebut.

“Kita tidak sekedar ikut ikutan, tetapi bentuk kepedulian terhadap Indonesia yang tidak baik baik saja. Sejauh ini tak ada intimidasi, memang ada koordinasi dari Kepolisian. Kita tidak memihak salah satu paslon, murni seruan untuk jalannya reformasi kita. Ini sebagai upaya kita untuk kembali ke relnya, ” ungkap Prof Hari saat diwawancarai. [dan/beq]

Sumber|https://beritajatim.com/pendidikan-kesehatan/sivitas-um-serukan-jokowi-jaga-cita-cita-proklamasi-dan-reformasi/