Pusat Gender LPPM UM Sukses Gelar The 3rd World Conference on Gender Studies

14 September 2022 11:25

MALANG – Pusat Gender dan Kesehatan (PGK), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Malang (UM) sukses menyelenggarakan The 3rd World Conference on Gender Studies dengan tema Surviving and Thriving in the Post Pandemic yang berlangsung hybrid.
 
Peserta luring pada seminar kegiatan ini berasal dari pusat kajian perempuan dan gender dari berbagai kampus di Indonesia.
Rektor UM Prof Dr AH Rofi'uddin MPd (paling kiri) saat membuka acara. Foto/dok UM

Rektor UM Prof Dr AH Rofi’uddin MPd (paling kiri) saat membuka acara. Foto/dok UM

 
Dibuka langsung oleh Rektor UM Prof Dr AH Rofi’uddin MPd, seminar internasional ini menghadirkan para pembicara dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya, dari dalam negeri tampak hadir Prof Dr Yusuf Hanai MFilI, Guru Besar dalam kajian keislaman dan pemerhati gender di Universitas Negeri Malang.
 
Pembicara dalam negeri lainnya adalah Prof Dr Emy Susanti MSi guru besar bidang Sosiologi dari Universitas Airlangga yang sekaligus ketua ASWGI (Asosisasi Pusat Studi Wanita/Gender, dan Anak Indonesia).
 
Serta, Dr Siti Norlina dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM) yang memaparkan tentang relasi Islam dan gender serta posisi perempuan di Malaysia di masa post pandemi ini.
Poster The 3rd World Conference on Gender Studies. Foto/dok UM

Poster The 3rd World Conference on Gender Studies. Foto/dok UM

 
Pada intinya, ketiga narasumber tersebut sepakat bahwa perempuan pada saat ini perlu terus didukung untuk mendapatkan kesetaraannya dalam berbagai bidang. Termasuk ekonomi dan pendidikan di era post pandemi yang banyak mengubah tatanan sosial kemasyaratan ini.
 
Sedangkan, dalam plenary sesi kedua, hadir Prof Dr Bimbika Sijapati Basnet dari Australia Indonesia Partnership for Economic Development (Prospera) yang banyak menyorot tentang data perempuan Indoneisa di masa pandemi dan setelah pandemi.
 
Utamanya terkait peran dan aktivitas mereka yang semakin mendapatkan tempat dalam berbagai bidang, hingga kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dan mempertahankan pekerjaan yang telah mereka dapatkan sebelumnya.
 
Mengingat, tambah Bimbika, jumlah perempuan yang tetap dengan pekerjaannya lebih banyak dibandingkan jumlah laki-laki. Dengan kata lain, PHK lebih banyak dialami oleh kaum laki-laki dibandingkan kaum perempuan.
 
Pembicara berikutnya, Dr Ayang Utriza dari Universite Catholique de Louvan. Sosok yang tinggal di Belgia ini memberikan pencerahan terhadap dunia Eropa seberapa bagusnya perlindungan Islam terhadap wanita.
 
Ia yang banyak memberi gambaran tentang kasus-kasus perceraian dan problematikan di berbagai negara menekankan pentingnya perspektif gender yang berpijak pada kearifan lokal untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang ada di masyarakat.
Berikutnya, seminar dilanjutkan dengan empat kelompok pararel yang terbagi sesuai dengan fokus penelitian masing-masing peneliti. Mulai pendidikan, ekonomi, politik dan lain sebagainya.
 
Kepala PGK LP2M UM Azizatus Zahro’ mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan yang dirangkai dengan kegiatan Rakornas ASWGI. Kegiatan dilaksanakan selama dua hari, pada 6 – 7 September 2022 serta berkolaborasi dengan School of Human Resource Development and Psychology (SHARPS) Universiti Teknologi Malaysia (UTM).
 
PGK sendiri, kata dia, berfokus pada penelitian dan pengabdian dalam bidang yang berkaitan dengan gender, perempuan, anak, dan inklusi sosial, serta bidang kesehatan.
 
Menurut Azizatus, seminar ini berjalan dengan baik dan merekomendasikan agar perempuan tetap mendapatkan perhatian serius terkait posisi dan hak-haknya di era post pandemi ini.
 
“Seminar internasiona ini juga diharapkan menjadi titik awal dari penelitian-penelitian kolaboratif yang melibatkan beberapa peneliti dari lintas negara, khususnya Indoneisa dan Malaysia,” jelasnya.
 
Sumber| https://kumparan.com/tugumalang/pusat-gender-lppm-um-sukses-gelar-the-3rd-world-conference-on-gender-studies-1yr9A8JzWjh/full