Pipamas Energy Talk UM Kaji Untung Rugi BBM Bersubsidi

Jumat, 17 Maret 2023, 02:04 WIB

Pipamas Energy Talk, kaji untung rugi BBM bersubsidi di A20 UM (Foto: Afnani/beritajatim.com)Pipamas Energy Talk, kaji untung rugi BBM bersubsidi di A20 UM (Foto: Afnani/beritajatim.com)

Malang (beritajatim.com) – Direktorat Inovasi Universitas Negeri Malang (UM) bersama PT Pipamas menghelat diskusi bertemakan ‘Untung Rugi BBM Disubsidi’. Diskusi tersebut dikemas dalam acara bertajuk Pipamas Energy Talk yang berlangsung di aula gedung A20 UM pada Kamis (16/3/2023) siang.

Ada dua narasumber yang dihadirkan untuk memantik jalannya diskusi, yaitu Taufiq Kurniawan yang saat ini menjadi Section Head Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Prof. Dr. Nandang Mufti, S.Si., M.T., akademisi UM, dan Dr. Imron Mawardi, S.P., M.Si pakar ekonomi Universitas Airlangga. Sementara itu, ada wartawan CNN Putri Ayuningtyas yang menjadi moderator kegiatan ini.

Direktur Direktorat Inovasi UM, Prof. Dr. Nandang Mufti, S.Si., M.T. menuturkan bahwa sejauh ini langkah dari pemerintah memberi subsidi BBM sudah tepat. Namun, masih harus dilakukan kontrol untuk proses distribusinya.

“Prioritas subsidi BBM idealnya dialokasikan pada transportasi publik dan produksi berkaitan dengan bahan pokok, sehingga dapat memberi manfaat kepada masyarakat. Namun nyatanya, para pemilik kendaraan mewah masih banyak yang memakai BBM subsidi,” ujar Prof Nandang kepada awak media.

Diskusi ini, sambungnya, merupakan upaya untuk sosialisasi terkait revisi Perpres 191 tahun 2014. Hal tersebut penting karena akan berisi aturan teknis terbaru terkait ketentuan kelompok masyarakat yang berhak memakai Jenis BBM Tertentu (Solar) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (Pertalite).

“Pada revisi perpres sebaiknya memastikan ketersediaan dan distribusi BBM bersubsidi yang efektif, adil, dan transparan. Ini perlu sistem pengawasan ketat agar bisa meminimalisir penyalahgunaan subsidi BBM. Perlu juga dukungan kuat untuk penggunaan energi alternatif seperti biofuel, kendaraan listrik, dan transportasi publik massal,” sambung Guru Besar FMIPA UM tersebut.

Dia berharap adanya Pipamas Energy Talk bisa membuat lebih jelas pihak yang berhak memperoleh BBM bersubsidi. Menurut Prof Nandang hal tersebut sangat sensitif dan perlu pemahaman dari masyarakat termasuk juga dari mahasiswa.

Foto bersama pemateri, moderator, dan panitia Pipamas Energy Talk (Foto: Afnani/beritajatim.com)

“BBM bersubsidi perlu dibatasi agar anggaran pemerintah tidak habis di BBM saja, dan bisa berguna pada alokasi program sosial ekonomi lain yang lebih bermanfaat. Selain itu, pemerintah harus bijak menyalurkan subsidi BBM agar lebih merata. Melalui pembatasan BBM ini, dana subsidi dapat dialihkan pada kepentingan lebih mendesak dan bermanfaat seperti kesehatan, pendidikan, pengentasan kemiskinan dan infrastruktur,” pungkasnya.

Saat sambutan, Wakil Rektor III UM, Dr. Ahmad Munjin Nasih, S.Pd, M.Ag memandang jika saat ini program pemerintah untuk menangani pengguna BBM di Indonesia sudah membludak. Hal itu perlu disiasati dengan beralih pada bahan bakar selain fosil.

“Melalui kegiatan semoga dapat memberikan berbagai perspektif terkait subsidi BBM di Indonesia, dari perspektif PT. Pertamina, akademisi universitas, dan pakar ekonomi. Mudah-mudahan kebijakan pemerintah soal subsidi bisa disalurkan secara tepat sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Indonesia,” kata Dr. Munjin saat sambutan[dan/but]

Sumber: https://beritajatim.com/pendidikan-kesehatan/pipamas-energy-talk-um-kaji-untung-rugi-bbm-bersubsidi/