N – 219 Kado Kemerdekaan Indonesia

Surya 10 Agustus 2016

Surya 10 Agustus 2016

N – 219

Surya 10 Agustus 2016

Artikel : FAQIH FADILLAH Mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Malang

N – 219 Kado Kemerdekaan Indonesia

RABU (10/8) yang diklaim sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional atau
Hakteknas, pernah mencatat sejarah dengan penerbangan perdana pesawat buatan anak bangsa, N-250i

Kini di tanggal dan bulan yang sama tahun 2016, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan mengulang sejarah dengan menerbangkan pesawat N-219. Keluamya N-219 dari hangar line assembly sekaligus hadiah bagi HUT ke 71 Kemerdekaan Indonesia.

Bila N-250 merupakan pesawat kedua di dunia yang menggunakan system fly by wire setelah Airbus A300 (Eropa), dan Boeing 777 (USA).

N-219 merupakan pesawat anak bangsa, sudah sepantasnya anak bangsa bangga dengan teknologi yang dimiliki negaranya, ujar Sunardi, karyawan PTDI di hangar line assembly N-219.

Berdasarkan fungsinya N-219 ini digunakan sebagai sarana transportasi udara antara kepulauan Indonesia N-219 di desain rmtuk mengangkut penumpang orang dan barang, mampu landing dan take off di landasan relatif pendek membuat infrastruktur yang digunakan lebih murah

Sebagai generasi pesawat terbang baru multimisi dan miltiguna, N 219 mengombinasikan teknologi sisfem pesawat terbang modem dengan struktur pesawat dari metal yang sudah terbukti dan temji.

Dilengkapi volume kabin paling besar dalam kelasnya dan didukung pintu yang fleksibel sebagai pengangkut penumpang dan barang.

Selengkapnya tentang N-219 adalah dirancang sesuai FAR23; pesawat kategori comuter; multiguna, mudah di rekonfigurasi; memuat 19 penumpang dan tiga alur kursi; dapat mengangkut penumpang dan barang secara bersama; lepas landas dan pendaratan dalam jarak pendek; dan biaya operasional rendah.

Proyek N-219 yang bekerjasama dengan LAPAN berharap besar pesawat ini dapat roll out dengan mengantongi sertifikasi layak terbang dan produksi massaL

“Insya Allah N-219 akan roll out pada Hari Kebangkitan Teknologi 10 Agustus 2016,” harap Wisnu Satya karyawan lean and development PTDI.

Melalui Hakteknas, kita mengingat bahwa bangsa Indonesia pernah membuat          pesawat dengan teknologi canggih yang mampu menyaingi industri pesawat terbang sekelas Aairbus dan Boeing.

Di lain sisi euforia reformasi membuat N-250 yang direncanakan mendapat sertifikat FAA, sengaja ‘dibunuh’ menjadi pengalaman pahit dan semoga tak terulang untuk N-219.

Selamat Hakteknas, mari wujudkan kembali, karya nyata yang pemah kita miliki untuk pembangunan peradaban Indonesia yang lebih baik lagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published.