Manfaatkan Kebiasaan Pandemi, Mahasiswa Bioteknologi UM Ciptakan Masker Berteknologi Enzim

Malang, SERU.co.id – Tiga mahasiswa tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) 2021 dari Program Studi Bioteknologi Universitas Negeri Malang (UM) berinovasi menciptakan masker wajah berteknologi enzim, yaitu Bidara High Calcium and Enzyme Peel Off Mask.

Tim bernama Rasium Beauty Care ini beranggotakan Salsabila Kasta Hygiea Iswara (2019), Baiq Feby Zulfiani (2019), dan Muhimmatul Aliyah (2019). Ketiga mahasiswa di bawah dosen pembimbing Dr Hj Evi Susanti, SSi, MSi ini, tidak menyangka bahwa produknya dapat mengantarkan mereka lulus pendanaan PKM 2021.

“Berawal dari tugas mata kuliah studi literatur pada tahun 2020, kami diwajibkan membuat draf proposal PKM. Dari beberapa literasi, lahirlah ide tersebut untuk dikembangkan dalam proposal PKM-K,” ungkap Salsabila Kasta Hygiea Iswara, menceritakan ihwal latar belakang inovasi tersebut.

Salah satunya, dikutip dari jurnal (Rohmalia, 2021), penjualan masker wajah atau skincare secara online meningkat sejak pandemi covid-19. Lantaran masker wajah merupakan salah satu produk kosmetik yang banyak digemari masyarakat.

“Terlebih di kondisi pandemi covid-19 ini, mampu menggeser kebiasaan masyarakat untuk menghabiskan waktu di rumah. Sehingga mereka mempunyai waktu untuk merawat kulit,” ucap Sasa, sapaan akrab dara semester 5 ini.

Kemudian mereka mengajukan proposal PKM berjudul “ Bidara High Calsium and Enzyme: Masker Peel Off Perawatan Jerawat Berteknologi Enzim dengan Sentuhan Kearifan Lokal Indonesia”.

Ketiga mahasiswa Bioteknologi UM ini membuat produk masker berteknologi enzim dari ekstrak daun bidara, cangkang telur, dan getah pepaya. Diolah menjadi masker wajah yang praktis, ramah lingkungan, dan aman serta menjadi sebuah produk kewirausahaan. Yaitu Bidara High Calcium and Enzyme Peel Off Mask.

“Indonesia kan kaya bahan-bahan alami biodiversitas, dimana banyak senyawa yang dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan maupun perawatan tubuh. Ada banyak potensi, salah satunya dari daun bidara dan getah pepaya,” beber Mojang Priangan ini.

Dikutip dari sebuah jurnal, kandungan mineral pada cangkang kulit telur ayam sangat tinggi yaitu kalsium karbonat sebesar 98,2 persen. Dimana kalsium berperan dalam regenerasi sel dan mengatur pigmentasi kulit, sehingga membuat kulit lebih putih dan cerah.

“Manfaat lain dari kalsium untuk kulit, yaitu membantu mengecilkan pori-pori, mencegah tanda-tanda penuaan, melembabkan kulit, dan mengobati iritasi,” papar Baiq Feby Zulfiani.

Dosen pembimbing Dr Hj Evi Susanti, SSi, bersama tim Rasium Beauty Care beranggotakan Salsabila Kasta Hygiea Iswara (2019), Baiq Feby Zulfiani (2019), dan Muhimmatul Aliyah (2019). (ist) - Manfaatkan Kebiasaan Pandemi, Mahasiswa Bioteknologi UM Ciptakan Masker Berteknologi Enzim
Dosen pembimbing Dr Hj Evi Susanti, SSi, bersama tim Rasium Beauty Care beranggotakan Salsabila Kasta Hygiea Iswara (2019), Baiq Feby Zulfiani (2019), dan Muhimmatul Aliyah (2019). (ist)

Selain itu, lanjut Feby, sapaan akrabnya, pada membran kulit telur terdapat protein berupa kolagen sebesar 10 persen. Dimana kolagen berfungsi mempertahankan kekencangan kulit. Untuk itu, mereka memilih cangkang telur sebagai salah satu bahan baku masker ini.

Sementara, pada daun bidara mengandung alkaloid, flavonoid, polifenol, tanin, dan terpenoid. Senyawa fenol dan flavonoid berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan (Servina, 2018), sehingga baik untuk proses penyembuhan kulit berjerawat. 

“Untuk mendapatkan ekstrak daun bidara yang banyak mengandung senyawa fitokimia secara maksimal, kami melarutkan daun bidara dengan pelarut organik berupa etanol,” beber mahasiswi asal Lombok ini.

Sedangkan, pada getah pepaya mengandung enzim papain yang berfungsi untuk mempercepat pengelupasan kulit mati. Dan merangsang regenerasi pembentukan jaringan kulit baru, sehingga berpotensi untuk mengobati bekas jerawat. 

“Kombinasi ketiga bahan alami tersebut memberikan efek positif, sehingga tidak menimbulkan efek samping bagi penggunanya,” tutur Muhimmatul Aliyah.

Terbukti ketika dilakukan uji antibakteri, lanjutnya, produk ini mempunyai sifat antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes yang merupakan bakteri penyebab infeksi jerawat.

“Produk masker ini dihargai Rp15.000 per 20 gram dalam bentuk sachet atau gel peel off dan dijual pre order secara online. Sasaran produk ini, masyarakat berusia 15-30 tahun,” imbuh Aliyah, sapaan akrabnya.

Untuk saat ini, penjualan masker dilakukan melalui Instagram, Whatsapp, dan Shopee. Rencana selanjutnya, tim akan mencoba mempromosikan ke e-commerce lainnya, agar menjangkau pasar yang luas. (rhd)

Sumber|https://seru.co.id/manfaatkan-kebiasaan-pandemi-mahasiswa-bioteknologi-um-ciptakan-masker-berteknologi-enzim/