Karya Seni Berbahan Sampah di Pameran November Art Universitas Negeri Malang

SURYA.co.id – November memang seakan-akan bulannya para seniman di Kota Malang.

November ini para seniman selalu menunggu-nunggu kegiatan November Art (Novart) yang setiap dua tahun sekali diadakan oleh HMJ Seni dan Desain (Sedesa) Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM).

Karena agenda dua tahun sekali, pada hari pertama Novart, Selasa (5/11/2019) terlihat para seniman seperti berpesta untuk melepaskan kangennya berkumpul berkarya bersama.

Kegiatan yang dilangsungkan selama tiga hari itu digelar di Gedung Sasana Krida UM.

Karena memang menjadi pestanya para seniman Kota Malang, berbagai karya dipamerkan di November Art 2019.

Seni lukis, patung, hingga musik tumpah-ruah di dalam dan luar gedung.

Tidak hanya itu, beberapa lomba seperti Graffiti Competition pun dihadirkan untuk mewadahi kreativitas para seniman.

“Saya cukup terhibur dengan kegiatan ini,” terang Mustofa, salah satu pengunjung pameran seni ini.

Dengan mengusung tema culture shock dengan judul Mbledoss, pameran seni itu pun membuat lebih sarat akan makna.

Terlebih kata mbledos dalam bahasa Jawa memiliki arti yang luas dalam berbagai konteks.

Mbledos bisa berarti ledakan yang dihasilkan oleh pertemuan, benturan, tabrakan, hingga yang lainnya.

“Cukup dalam artinya, terlebih karya-karya yang merepresentasikan tema pun cukup cadas dan memiliki seni tinggi,” ungkap pengunjung yang merupakan mahasiswa Pascasarjana UM itu.

Tema Mbledoss itu pun dimaknai berbeda-beda dalam pengaryaan para seniman yang ikut pameran.

Itu seperti terlihat beberapa seniman ada yang menggunakan sampah sebagai karya seninya.

Bukan tanpa alasan, sampah bisa dimaknai pertemuan dua budaya yang berbeda sehingga menimbulkan culture shock dan memengaruhi kehidupan bermasyarakat.

“Saya suka dengan seni instalasi yang ditampilkan dan bahan utama sampah. Itu bisa bermakna kritikan sekaligus sidiran pada cara hidup manusia kini,” terang Septian Adi pengunjung dari Kota Batu.

Selain itu, kegiatan semakin semarak karena setiap hari selalu menampilkan seni musik yang membuat para penonton lebih bisa menikmati pameran.

Salah satu yang tampil adalah Band Rumah Serem.

Para pengunjung pun diajak bergoyang menikmati malam Kota Malang yang dingin.

Perhelatan itu tidak hanya menampung kreasi para mahasiswa seni UM.

Namun, berbagai karya perwakilan mahasiswa seni luar UM pun juga ikut dipamerkan sehingga selain kegiatan ini sebagai hiburan masyarakat Kota Malang juga bisa sebagai edukasi para seniman-seniman dengan sharing karya mereka.

Moh Fikri Zulfikar Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Universitas Negeri Malang
fikrizulfikar982@gmail.com

Sumber dari: https://surabaya.tribunnews.com/2019/11/19/karya-seni-berbahan-sampah-di-pameran-november-art-universitas-negeri-malang?page=all

Leave a Reply

Your email address will not be published.