Jurusan Manajemen-Akuntansi Masih Jadi Favorit

Jurusan Manajemen-Akuntansi  Masih Jadi Favorit , Jawa Pos Radar Malang 10 Maret 2017

Jurusan Manajemen-Akuntansi Masih Jadi Favorit , Jawa Pos Radar Malang 10 Maret 2017

Jurusan Manajemen-Akuntansi  Masih Jadi Favorit , Jawa Pos Radar Malang 10 Maret 2017

Jurusan Manajemen-Akuntansi Masih Jadi Favorit , Jawa Pos Radar Malang 10 Maret 2017

Jawa Pos Radar Malang 10 Maret 2017

Jawa Pos Radar Malang 10 Maret 2017

MALANG KOTA – Dari tahun ke tahun, jurusan manajemen dan akuntansi masih menjadi pilihan favorit calon mahasiswa baru (camaba). Itu terlihat dari tingginya pendaftar Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di kedua jurusan tersebut.

Di Universitas Negeri Malang (UM )misalnya. Dari total 37.472 pendaftar SNMPTN, sebanyak 3.455 camaba memilih jurusan manajemen. Sementara itu, peminat tertinggi kedua, yakni pendidikan gum sekolah dasar (PGSD) yang hanya 2.278 pendaftar. “Peminat jurusan bidang ekonomi (akuntansi dan manajemen) selalu tertinggi,” ujar Wakil Rektor IUM Prof Dr Hariyono MPd kemarin.

Demikian juga Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki), jurusan manajemen juga diburu pendaftar SNMPTN. Dari total 4.418 pendaftar SNMPTN, sebanyak 1.017 pendaftar atau sekitar 23 persen memilih jurusan manajemen. Sisanya, dibagi ke semua jurusan.

Kepala Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama UIN Maliki Malang Achmad Hem Achadi Hari menyatakan, pendaftar
jurusan manajemen selalu tertinggi. Namun, tahun ini ada penurunan jumlah bila dibanding tahun 2016. Sebab, tahun lalu, pendaftar jurusan
manajemen mencapai 1.578 orang. “Pengurangan tersebut sesuai dengan berkurangnya pendaftar UIN tahun ini,” kata dia.

Meskipun berkurang, Heru menyatakan, calon mahasiswa di jurusan manajemen bakal menghadapi persaingan yang lebih ketat. Sebab, kuotanya hanya 113 kursi. Artinya, satu pendaftar bersaing dengan 12 pendaftar lainnya.

Berbeda dengan UIN dan UM, Universitas Brawijaya (UB) didominasi pendaftar jurusan akuntansi, yakni mencapai 1.786 pendaftar. Kemudian, posisi kedua disusul jurusan agribisnis dengan 1.664 pendaftar. Padahal, pada 2016, jurusan teknikinformatika (TI) sangat mendominasi dengan 4.429 pendaftar. “Mungkin, tren pendidikan sekarang lebih pada bidang ekonomi,” kata Wakil Rektor I UB Prof Dr Ir Kusmartono.

Menumt dia, persaingan masuk jurusan akuntansi sangat sengit dan selektif. “Sebab, 1.876 pendaftar itu memperebutkan 69 kuota jurusan akuntasi pada SNMPTN 2017 ini,” imbuhnya.

Pakar Pendidikan UM Prof Bambang Budi Wiyono MPd menyatakan, tingginya pe¬minat jurusan manajemen dan akuntasi terjadi sejak tiga tahun terakhir. Setelah itu, baru diikuti jurusan teknik. Menurut Bambang, ada beberapa faktor yang menyebabkan jurusan ekonomi dan teknik lebih diminati. Pertama, banyaknya lulusan SMK yang melanjutkan kuliah di universitas. Sebab, kebanyakan lulusan SMK tidak langsung kerja. Dengan begitu, bidang ekonomi dan teknik menjadi sasaran siswa SMK, selain politeknik. “Apalagi, jurusan manajemen kan hampir semua keilmuan bisa mengaksesnya,” beber dia.

Faktor lainnya, camaba berpendapat bahwa kuliah berorientasi untuk bisa langsung kerja. Camaba ingin langsung bisa mengaplikasikan ilmuanya di dunia kerja. Misalnya, masuk ke perusahaan. Hal itu sudah dibangun sejak mereka duduk di bangku SMA/SMK. ”Hal tersebut wajar saja dalam dunia pendidikan,” terang laki-laki yang juga dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UM itu.

Faktor berikutnya adalah pengaruh dari adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dia menambahkan, fenomena itu tidak hanya terjadi di Kota Malang. Namun, juga terjadi di berbagai kampus besar di seluruh Indonesia. Di antaranya, Universitas Gadja Mada (UGM) dan Universitas Indonesia (UI).

Sementara itu, pakar pendidikan dari UM Prof Djoko Saryono menambahkan, banyaknya mahasiswa yang memilih bidang ekonomi tidak hanya dari faktor tunggal. Ada faktor dari camaba, keluarga, dan bisa jadi dari unsur kampus.

Dari sisi orang tua misalnya. Untuk camaba yang berasal dari keluarga yang mementingkan peluang kerja, maka lebih mendorong anaknya memilih bidang ekonomi, khususnya manajemen dan akuntansi. Mereka menganggap, jurusan ekonomi lebih menjamin masa depan dibanding dengan jurusan lainnya. “Padahal, belum tentu bidang ekonomi bisa menjamin masa depan dan lebih prospek,” kata dosen yang mengajar Sastra Indonesia itu.

Dia menyatakan, ada pula faktor dari sekolah, biasanya melalui guru. Saat bimbingan konseling, guru memberikan arahan yang berpengaruh. Misalnya, menyarankan anak didiknya memilih jurusan tertentu.

Selanjutnya, untuk faktor kampus, dia membeberkan, biasanya terpengaruh akibat promosi gencar-gencaran. Jurusan yang paling gencar promosi sekaligus menjanjikan lapangan pekerjaan, biasanya berpeluang mendapatkan camaba lebih banyak. Menurut dia, tren camaba berbondong-bondong memilih bidang ekonomi itu sah-sah saja. (kis/c3/dan)

Leave a Reply

Your email address will not be published.