Jalur Mandiri UB-UM Pakai SBMPTN

Jalur Mandiri UB-UM Pakai SBMPTN, Jawa Pos Radar Malang 1 April 2017

Jalur Mandiri UB-UM Pakai SBMPTN, Jawa Pos Radar Malang 1 April 2017

Jawa Pos Radar Malang 1 April 2017

UIN Maliki Tetap Gunakan Sistem Lawas

MALANG KOTA – Ada aturan baru dalam penerimaan mahasiswa baru (maba) jalur mandiri di Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Negeri Malang (UM). Yaitu, siswa harus mendaftar di Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Sebab, nilai SBMPTN akan dijadikan sebagai acuan masuk jalur mandiri. Dengan begitu, siswa yang tidak lulus seleksi tubs lewat SBMPTN masih ada harapan diterima lewat jalur mandiri.

Menurut Rektur UB Prof Dr Ir Muhammad Bisri MS, sistem baru tersebut berlandaskan Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nurnur 126 Tahun 2016 tentang Penerimaan Mahasiswa Bam Program Sarjana di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Dalam aturan itu dijelaskan, seleksi mandiri yang dilaksanakan oleh masing-masing PTN menggunakan atau memanfaatkan nilai basil tes SBMPTN yang difasilitasi panitia pusat. “Tahun ini, UB akan menerapkan sistem tersebut. Sebab, beberapa kampus besar seperti ITS juga sudah menerapkan peraturan itu sejak 2016,” kata Bisri, kemarin (31/3).

Dia melanjutkan, sistem ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dia pun menyatakan, tidak ada tes tulis pada 2017 ini, “Galen maba yang sudah ikut SBMPTN tapi tidak lulus, cukup mendaftar lewat jalur mandiri UB. Setelah itu, pendaftar tinggal menunggu pengumuman diterima atau tidak,” beber dia.

Namun, peraturan ini hanya berlaku untuk UB Malang. Sementara itu, untuk UB Kediri, tetap menggunakan jalur tes tulis. “UB Kediri memanfaatkan jalur tes tubs. Tujuannya untuk mengenalkan calon maba pada kampusnya. Jika tidak kerasan, bisa mundur. Sebab, apabila pindah, akan dikenakan syarat tertentu,” bebernya.

Wakil Rektor I Bidang Akademik Prof Dr Ir Kusmartono menegaskan, meskipun mekanisme jalur mandiri berbeda, kuota rnahasiswa yang akan diterima tetap 30 persen atau 3.000 mahasiswa dan 10 ribu yang ditentukan UB. Jadi, soal kuota tetap sama, tapi jika dibanding dengan tahun lalu, saat ini memang dikurangi, dari 12.650 mahasiswa menjadi 10 ribu mahasiswa,” jelasnya.

Saat ditanya berapa nilai minimal yang bisa masuk jalur mandiri, guru besar fakultas peternakan itu menyatakan, sesuai dengan passing grade. “Tapi, akan ada pemeringkatan otomatis. Jadi, orang dengan nilai tertinggi yang bakal masuk,” jelasnya.

Dia menerangkan, jurusan yang dipilih saat mendaftar jalur mandiri harus sesuai dengan bidangnya waktu ikut SBMPTN. Contohnya, bila saat SBMPTN mendaftar di bidang MIPA, maka mahasiswa tersebut harus mendaftar MIPA waktu mendaftar lewat jalur mandiri. Jika sosial humaniora, harus mendaftar bidang sosial humaniora. Terkecuali bidang campuran, bisa menentukan bidang MIPA atau sosial humaniora. Perlu diketahui, dalam peraturan SBMPTN 2017, orang yang bisa mendaftar hanya lulusan 2015,2016, dan 2017.

Selain UB, UM pun bakal menerapkan sistem tersebut. Menurut Wakil Rektor I Bidang Akademik UM Prof Dr Hariyono MPd, UM akan memanfaatkan nilai SBMPTN sebagai acuan masuk atau diterima di UM. Kemudian, ditambah dengan jalur tes tulis. “Jadi, tetap ada tes tubs dan basil dari SBMPTN juga menjadi acuan,” ucapnya.

Kebijakan penerimaan mahasiswa jalur mandiri di UM masih tahap penggodokan. “Sore ini (kemarin), kita akan membahas secara detail terkait seleksi masuk, jalur SNMPTN SBMPTN, dan jalur mandiri. Jika disepakati, UM akan menerapkan sistem baru itu

Berbanding terbalik dengan UB dan UM, Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) MalangDr Zainuddin MA menjelaskan, sistem penerimaan masuk di UIN tetap menggunakan mekanisme yang sama dengan tahun 2016. Siswa yang dapat mendaftar dibatasi lulusan sejak 2015-2017. “Jalur mandiri tetap menggunakan tes tulis, tanpa menggunakan acuan nilai SBMPTN,” pungkasnya. (Ids/c3/lid)

Leave a Reply

Your email address will not be published.