Gubes UM Bikin Reaktor Biogas Terintegrasi Hasilkan Gas dan Listrik Untuk Peternak Blitar

Program pengabdian masyarakatnya yang telah digarap sejak April 2020 itu untuk penghasil gas dan listrik bagi peternak Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar.

ISTIMEWA/Kegiatan program pengabdian masyarakat dari Universitas Negeri Malang (UM) untuk pembuatan rancang bangun reaktor biogas di Kabupaten Blitar yang memanfaatkan limbah ternak sapi. 

Program mereka didanai dari PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) Universitas Negeri Malang (UM).

Program ini diharapkan bisa dijadikan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan warga sekitar sekaligus mengoptimalkan potensi biogas.

“Kabupaten Blitar mempunyai potensi renewable energy kedua tertinggi pada biogas. Khususnya di Desa Sumberingin,” jelas Purnomo dalam rilisnya suryamalang.com, Minggu (29/11/2020).

Di desa ini, peternak sapi belum memanfaatkan kotoran sapi secara optimal.

Kotoran ternak hanya dimanfaatkan terbatas pada pembuatan pupuk organik saja.

Secara teknis, pada setiap ekor sapi mampu menghasilkan kotoran 25-30 kg per hari.

Untuk mendapatkan biogas yang dapat dimanfaatkan menghidupkan kompor gas dan generator, diperlukan beberapa tahapan yang terdiri dari proses pencampuran kotoran ternak dengan air yang dimasukkan melalui saluran masuk.

Setelah reaktor terisi sesuai dengan kapasitas yang dibangun, maka dilakukan proses fermentasi.

Hal ini setidaknya dibutuhkan waktu hampir 20 hari untuk mendapatkan biogas yang siap pakai.

Pada masa fermentasi, reaktor harus kedap udara agar proses fermentasi dapat terjadi secara optimal.

Sedang spesifikasi reaktor biogas tipe kubah berdiameter 90 cm serta tinggi 220 cm, mampu menghasilkan kurang lebih 0,25 kg elpiji atau 3,6 kwh energi listrik.

Di awal kunjungan tim, mereka mendapatkan beberapa keluhan masyarakat seperti harga jual pupuk organik yang tidak seimbang dengan kenaikan harga pakan ternak.

Hal ini membuat peternak harus mengeluarkan uang tambahan untuk membeli pakan ternak.

Tim Purnomo antara lain Dr Syamsul Hadi MPd MEd, Drs Maftuchin Romlie MPd dan Johan Wayan Dika MPd