Era Teknologi Disruptif Perlu Inovasi Pendidikan

MALANG ( Merdeka News ) : Pada era Revolusi Industri 4.0 dan Teknologi Disruptif sekarang ini dibutuhkan inovasi dalam pendidikan dan pembelajaran. Kondisi ini merupakan tantangan baru yang harus diantisipasi dengan baik oleh lembaga pendidikan tinggi.

Demikian ditegaskan oleh Prof. Dr A.H. Rofi’uddin, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Malang (UM) saat membuka Konferensi Internasional ke-4 tentang inovasi belajar ICLI 2020, Selasa (15 September 2020).

Prof. Dr A.H. Rofi’uddin, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Malang (UM)

Menurut Prof. Rofi’uddin, ICLI merupakan konferensi tahunan International Conference on Learning Innovation ( ICLI) diselenggarakan oleh Universitas Negeri Malang, Indonesia bekerja sama dengan Islamic Development Bank (IsDB) dan Indonesian Consortium for Learning Innovation Research (ICLIR).

Konferensi ICLI 2020 ini dirancang untuk para ahli pendidikan dan pembelajaran, termasuk para dosen dan guru. Semua berupaya mengembangkan pendidikan bersama dengan semangat kerjasama dan kolaborasi.

Dituturkan Prof. Rofi’uddin, pihak Universitas Negeri Malang atau UM, dalam hal ini Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Pembelajaran (LP3) UM telah berupaya mengantisipasi era modern ini. Kampus ini telah menyongsong hadirnya teknologi disruptif dengan pendekatan lintas disiplin keilmuan.

“Universitas Negeri Malang juga telah menginisiasi center of excellence (CoE) untuk pembelajaran inovasi yakni dengan adanya Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) Disruptive Learning Innovation (DLI),” tegas Prof. Dr A.H. Rofi’uddin, M.Pd.

Kepanitiaan Konferensi Internasional ke-4 tentang inovasi belajar ICLI 2020 ini diketuai oleh Dr. Eng Muhammad Ashar ST., MT. Kegiatan konferensi berada di bawah kordinasi Pusat Pengembangan Inovasi dan Sumber Belajar (P2ISB), LP3 Universitas Negeri Malang. Menurut Kapus P2ISB Dra. Surjani Wonorahardjo, Ph.D. konferensi internasional ini merupakan kegiatan yang mewadahi diseminasi hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti kepada khalayak akademis. Dengan demikian hasil hasil inovasi ini bisa diimplementasikan dalam pembelajaran.

“UM menyelenggarakan konferensi internasional yang keempat kalinya untuk ajang para pendidik yang sekaligus peneliti untuk membawakan hasil penelitiannya,” tutur Surjani Wonorahardjo, Ph.D.

Konferensi ini menghadirkan para pemateri internasional dari Jepang (Assoc. Prof. Hasegawa Shinobu), Singapura (Dr. Mark Wong), Pakistan (Assist. Prof. Mazhar Javed Awan), India-Indonesia (Dr. Sachin V. Gopalan), dan Indonesia sendiri (Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd.). Konferensi berlangsung secara daring karena Pandemi Covid-19, diikuti oleh sekitar 120 orang peserta.

Adapun peserta adalah dosen, pengembang IT, perusahaan yang berkaitan dengan IT dan pendidikan, peneliti dan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia dan dari beberapa negara. Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan empat univeristas dari konsorsium Islamic Development Bank (IsDB) yaitu, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Universitas Negeri Jember, Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Negeri Malang.

Tema dalam konferensi ini adalah “Digital Fluency for Educators” yang merupakan trend baru dalam pembelajaran secara umum. Artikel-artikel dari konperensi ini akan direview dan diterbitkan di International Journal of Mobile Technology (iJIM) yang terindeks Scopus Q3, serta beberapa jurnal nasional terindeks Sinta. ( Zen )

Sumber dari: https://merdekanews.link/2020/09/15/rektor-um-era-teknologi-disruptif-perlu-inovasi-pendidikan/