Dua Profesor UM Temukan Indikator Air dan Herbal DM

UM Kukuhkan Prof Dr Susriyati Mahanal, MPd dan Prof Dr Abdul Gofur, MSi

Kota Malang, SERU – Memenuhi tuntutan dan amanah Kemenristekdikti, agar civitas akademika terus menerus melahirkan profesor. Universitas Negeri Malang (UM) mengukuhkan dua guru besar dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Yaitu Prof Dr Susriyati Mahanal, MPd dan Prof Dr Abdul Gofur, MSi, di Graha Rektorat  Selasa (17/12/2019)

Keduanya merupakan guru besar dalam 2 bidang yang berbeda. Prof Dr Susriyati Mahanal, MPd, sebagai Guru Besar FMIPA UM bidang Pendidikan Biologi, sekaligus guru besar ke-14 FMIPA UM. Sementara Prof Dr Abdul Gofur, MSi, sebagai Guru Besar FMIPA UM bidang Biologi murni, sekaligus guru besar ke-15 FMIPA UM.

Dalam pidato pengukuhannya, Prof Dr Susriyati Mahanal, MPd, mengusung judul “Pembelajaran Deteksi Kualitas Air Sederhana Dengan Indikator Biologi Bentos Makroinvertebrata.” Secara ideal upaya mengelola dan mengatasi masalah ekosistem sungai (perairan) dilakukan secara simultan melalui teknologi, regulasi, dan pendidikan. Salah satunya pendidikan, dengan melibatkan guru dan siswa dalam program pemantauan kualitas sungai atau air, melalui biomonitoring menggunakan bentos makroinvertebrata, sekaligus praktikum mata pelajaran Biologi SMA.

Prof Dr Susriyati Mahanal, MPd. (ist)


“Untuk memudahkan dan menyenangkan, saya gunakan Instrumen Deteksi Kualitas Air Sederhana dengan Indikator Biologi Bentos Makroinvertebrata untuk siswa SMA dalam biomonitoring. Dengan melibatkan guru dan siswa, dapat memahami dampak aktivitas manusia terhadap ekosistem perairan dan melindungi kuatitas air di masa depan,” papar Susriyati.

Sampel organisme makroinvertebrata pada sungai/danau, selanjutnya dihitung dan dicocokkan dengan gambar penggolongan organisme toleran, moderat atau sensitif pada amplop bagian belakang. Arahkan kartu pengintip lurus dengan kategori yang diperoleh. Dengan begitu, warna yang ada pada kartu pengintip menunjukkan kualitas air yang telah diamati.

“Keakuratan Instrumen Deteksi Kualitas Air Dengan Indikator Biologi Bentos Malcoinvertebrata ini sudah teruji secara empirik melalui beberapa penelitian di Sungai Metro dan sungai Brantas, dengan cara membandingkan hasil analisis kualitas air berdasar parameter fisiko-kimia dengan parameter biologi menggunakan instrument yang deteksi kualitas air,” tandas Susriyati.

Sementara itu, Prof. Dr. Abdul Gofur memaparkan “Potensi Kekayaan Alam Hayati Indonesia Sebagai Alternatif Terapi Diabetes Mellitus Dan Sudut Pandangnya Di Bidang Biologi Reproduksi.”

Indonesia merupakan negara subur yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi nomor 2 setelah Brazil. Menyadari potensi ini, dapat digunakan sebagai altematif (herbal) untuk berbagai penyakit di bidang medis. Salah satunya, kombinasi ubi jalar ungu (telo ungu) dan kedelai hitam sebagai altematif pengobatan kencing manis (diabetes mellitus).

Prof Dr Abdul Gofur, MSi. (ist)


“Penggunaan kedua bahan tersebut karena mengandung antioksidan berupa antosianin yang dapat menurunkan radikal bebas dalam tubuh. Dimana radikal bebas disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat, konsumsi makanan tinggi lemak, polusi, dan sebagainya,” papar alumni S-3 Universitas Airlangga ini.

Menurut dosen Biologi FMIPA UM ini, pola makan 4 sehat 5 sempurna yang dianut selama ini kurang benar. Pasalnya tidak menyertakan informasi jumlah yang harus dikonsumsi dalam sehari. Selain itu, pola hidup  ‘kebarat-baratan’ mengkonsumsi junk food, makanan ‘instant‘, minuman bersoda, dan kurang berolahraga. Hal semacam ini diduga menjadi penyebab kencing manis (diabetes mellitus).

Pria kelahiran 7 Juli 1954 yang telah mengabdi di UM selama 34 tahun ini, menambahkan, melalui percobaan hewan mencit yang dibuat menyandang diabetes, kemudian diberi pengobatan tanaman herbal berupa ubi jalar ungu dan kedelai hitam/tempe kedelai hitam maupun kombinasinya yang sudah diekstrak. Hasil penelitiannya, menunjukkan adanya perbaikan kondisi dan penurunan kadar gula darah mencit model diabetes.

“Harapannya, penelitian yang kami lakukan bermanfaat bagi pengidap diabetes. Namun, sebagai tahap rehabilitasi, masyarakat juga harus memperbaiki gaya hidup yang sehat untuk menghindari berbagai macam penyakit demi kelangsungan hidup yang lebih baik,” tandasnya. (rhd)

Sumber dari: http://seru.co.id/dua-profesor-um-temukan-indikator-air-dan-herbal-dm/

Leave a Reply

Your email address will not be published.