Dosen Universitas Negeri Malang, Eny Nur Aisyah: Perundungan Tidak Tiba-tiba Datang

 

SURYAMALANG.COM, MALANG – Dr Eny Nur Aisyah SPd I MPd menjadi doktor baru Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Malang (UM).

Dosen Departemen PAUD ini baru saja menyelesaikan S3 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Eny mengangkat disertasi berjudul ‘Perundungan Anak Usia Dini di TK Kawasan Pesisir Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang’. Eny mengambil judul ini bermula dari keprihatinan atas kondisi perundungan saat ini.

“Saya cari akarnya pasti tidak tiba-tiba datang di usia dewasa. Ternyata akarnya sudah muncul sejak usia dini,” kata Eny kepada SURYAMALANG.COM, Senin (13/11).

Perundungan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan keluarga dan teman sebaya di luar rumah. Anak memiliki kemampuan merekam jauh lebih cepat dibandingkan usia dewasa.

Menurutnya, kondisi itu tidak bisa dicegah, namun bisa dikelola agar anak bisa beradaptasi untuk membentuk karakter yang positif.

“Anak-anak perlu keteladanan berbasis teacher parent centre yang berpusat pada orang tua, dan orang dewasa sekitarnya, termasuk guru. Orang dewasa juga harus memanusiakan anak-anak. Butuh strategi mengelola untuk menyikapi anak-anak yang terbiasa menerima aksi rundung atau melakukan aksi rundung,” terangnya.

Karena itu digunakan pembelajaran dengan basis pedagogik humanistik yang di dalamnya ada seni mengajar dan memanusiakan manusia. Orang dewasa juga perlu membangun keterbukaan komunikasi untuk anak korban dan pelaku perundungan. Komunikasi ini untuk mengetahui alasan pelaku memukul, dan sebagainya.

Eny mengakui tidak semua sekolah siap menjadi objek penelitian. “Apalagi temanya terkait perundungan. Makanya saya wanti-wanti jangan sampai nama sekolah dan nama anak terpublikasi,” kata Eny.

Bila nama sekolah sekolah dan pelaku terpublikasi, pelaku bisa menjadi kurang percaya diri ketika tidak ada lagi anak yang bisa menjadi sasaran perundungan. Bisa jadi pelaku akan menjadi sosok lemah dan pribadi yang cenderung tertutup. Kondisi ini mirip dengan korban perundungan.

“Akhirnya pelaku akan menarik diri karena tidak ada yang dirundung. Rata-rata pelaku adalah korban perundungan di lingkungan keluarga,” imbuhnya.

Eny menyebutkan perundungan seperti lingkaran setan. Tapi, kasus perundungan selalu bermula dari rumah.

“Mungkin awalnya pelaku adalah penonton pasif atau menjadi objek aktif. Itu berlaku juga di lingkungan sekolah,” kata dia.

Eny berharap masyarakat menyadari kondisi perundungan. Selama ini banyak penelitian yang mengangkat kasus perundungan di kalangan remaja.

“Sebenarnya perundungan terjadi dari rumah dan sejak usia dini. Namun banyak masyarakat yang tidak paham perundungan,” terangnya.

Sumber| https://suryamalang.tribunnews.com/2023/11/13/dosen-universitas-negeri-malang-eny-nur-aisyah-perundungan-tidak-tiba-tiba-datang.