Dosen Universitas Negeri Malang Buat Sistem Bioflock untuk Budidaya Lele

Sumber dari: http://suryamalang.tribunnews.com/2017/10/02/dosen-universitas-negeri-malang-buat-sistem-bioflock-untuk-budidaya-lele
Dosen Universitas Negeri Malang Buat Sistem Bioflock untuk Budidaya Lele

IST Dosen Fisika Universitas Negeri Malang, Sutijo SPd MSi bersama kolam budidaya lele sistem Bioflock.

SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU – Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu terus dikembangkan. Salah satunya agar dapat memberikan solusi ekonomi yang kreatif bagi masyarakat lewat pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh akademisi.

Seperti yang dilakukan oleh dosen Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang, Sujito SPd Msi yang membuat sistem Bioflock untuk budidaya ikan lele yang diterapkan dan diajarkan pada warga Jalan Joyosuko Merjosari Lowokwaru Kota Malang.

Budidaya ikan merupakan salah satu peluang usaha yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pendapatan. Hal ini didukung dengan prospek pasar yang bagus. Kebutuhan ikan di Kota Malang sangat tinggi dan juga banyak pasar yang terus dibangun.

Sebelumnya, budidaya dilakukan dengan cara tradisional menggunakan kolam dari tanah. Selain butuh yang luas dan air yang banyak, budidaya dengan cara tradisional membutuhkan air yang cukup banyak. Hal ini menyebabkan tidak efisien dan kurang menguntungkan secara ekonomi.

“Sistem Bioflock adalah pemeliharaan ikan lele menggunakan kolam yang bisa diterapkan pada pemilik lahan sempit dan sumber air terbatas. Pakan ikan dibuat dari kotoran yang ada di kolam selama budidaya dengan menggunakan bakteri pengurai,” jelasnya pada SURYAMALANG.COM, Senin (2/10/2017).

Bakteri pengurai kotoran ditumbuhkan di kolam sebelum ikan dimasukkan. Setelah ikan lele dimasukkan ke dalam kolam, bakteri akan mengurai juga kotoran ikan.

“Karena menggunakan bakteri pengurai kotoran, terjadi penghematan air untuk budidaya selama 3 bulan. Juga meningkatkan produktivitas lele yang sebelumnya membutuhkan 4 bulan untuk panen, kini hanya 2,5 bulan,” tuturnya.

Normalnya, pakan ikan lele menghabiskan sebanyak 30 kg untuk 2.000-3.000 lele sampai masa panen. Sedangkan dengan sistem Bioflock, pakan tersebut tidak dibutuhkan.

“Hemat biayanya bisa sampai 50 persen karena tidak perlu mengganti air dan tidak perlu membeli pakanm belum lagi sistem ini tidak memerlukan lahan luas dan tidak menimbulkan bau,” lanjut Sutijo.

Transfer ilmu pengetahun pada masyarakat dilakukan dengan pelatihan dan pendampingan secara kontinyu.

“Dengan begitu masyarakat juga mmapu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam budidaya lele sistem Bioflock,” katanya.

Pengabdian tersebut tidak hanya pelatihan, namun juga pendampingan dan koordinasi jika ada masalah hingga masa panen.

Leave a Reply

Your email address will not be published.