Dosen UM Febry Wijayanti Bagikan Pengalaman Berada di Rusia saat Perang dengan Ukraina

 

SURYAMALANG.COM|MALANG – Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang (UM) Febry Wijayanti sedang menyelesaikan program doktoral (S3) di Ural Federal University di Yekaterinburg, Rusia.

Gonjang ganjing perang Rusia-Ukraina juga membuat teman-teman dan keluarganya mengkhawatirkannya.

Febry sudah lima tahun di Rusia dan akan menyelesaikan ujian disertasinya.

Dosen UM Febry Wijayanti Bagikan Pengalaman  Berada di Rusia saat Perang dengan Ukraina

dok.pribadi/Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang (UM) Febry Wijayanti sedang menyelesaikan program doktoral (S3) di Ural Federal University di Yekaterinburg, Rusia. Ia sudah berada di negara itu selama lima tahun dan akan ujian disertasi, Selasa (8/3/2022). 

Difasilitasi humas dan Hubungan Internasional UM lewat zoom, wartawan bisa berbincang dengan Febry yang sedang libur kuliah karena International Woman Day, Selasa (8/3/2022).

Febry selama ini tinggal di asrama kampusnya. 

Dr Evi Eliyanah, Direktur Hubungan Internasional UM menjelaskan hanya ada satu dosen UM yang berada di Rusia.

“Yang banyak diberitakan itu di perbatasan Rusia-Ukraina yang jauh dari pemukiman,” kata Febry saat ditanya suryamalang.com.

Ia tinggal di tengah-tengah Rusia atau lebih dekat dengan Khazakstan.

Ia pun aktif berkomunikasi dengan teman-teman di wilayah lain Rusia.

“Kalau kuliah di sini sudah offline. Perkuliahan biasa saja. Tapi karena banyak sanksi yang diberikan pada negara barat dan AS, banyak usaha yang hengkang,” kata dia.

Bahkan, lanjut Febry,  FB dan twitter di Rusia sudah 100 persen off.

Sehingga ia terpaksa memakai VPN, sehingga ada tambahan biaya.

Begitu juga dengan Google Meet juga sudah tidak bisa digunakan.

Karena tak bisa memakai Google, maka ia memakai produk mesin pencari informasi buatan Rusia, Yandex.

Sisi baiknya, orang Rusia memakai produk dalam negeri.

Dikatakan, banyak orang Rusia juga menentang invasi ke Ukraina yan disebut sebagai special operation.

Sehingga, banyak terjadi aksi demo atau disebut meeting, yang beberapa di antaranya dibubarkan karena tak mimiliki izin dari kepolisian setempat. 

Tentang pertanyaan teman-teman dan keluarganya, antara lain seperti ada listrik? Makaman? Aman kan? Ia menjawab aman karena special operation tidak berdampak ke wilayah lain.

Ia sudah berada di Rusia sejak 2017.  Dikatakan, dua negara pasti sama-sama mengalami kerugian akibat perang.

Bahkan kini sudah terjadi kenaikkan harga misalkan susu dan sayur mayur.

. “Terasa banget lo. Sayuran juga. Sebab Rusia bukan negara produser sayur. Tapi membeli dari China dll,” kata dosen cantik ini.

Selain itu juga adalah kendal finansial. Dimana Visa dan Mastercard tidak bisa dipakai karena ada sanksi-sanksi.

Ini dampaknya ke mahasiswa internasional juga WNI.

Mahasiswa Rusia yang di luar negeri pasti juga merasakan kesulitan menerima kiriman uang dari orangtuanya di Rusia karena hal ini.

Hingga detik ini, WNI dan teman-teman mahasiswa tidak bisa mengirim dan menerima uang.

Dari KBRI juga mengimbau agar tetap waspada dan menggunakan uang secukupnya.

Sebab negosiasi belum ada titik terang.

“Skenario terburuk nanti, akan ada safe house terdekat dengan tempat tinggal mahasiswa. Tapi semoga tidak ada skenario buruk itu dan saya bisa pulang dengan aman,” jelas Febry.

Hal ini karena Rusia-Ukraina sebenarnya adalah bersaudara.

Jumlah mahasiswa Indonesia di Rusia sangat banyak. Saat ia ikut PPI Rusia, jumlah mahasiswa ada 665 orang.

Ia juga menjelaskan dampak special operation itu juga membuat toko Zara dan H&M juga sudah menutup baik online dan offline. Dikatakan, versi Bank Sentral Rusia yakin negara tetap bisa bangkit karena sebelum-sebelumnya juga pernah kena sanksi.

Dampak lainnya adalah bunga hipotek rumah juga naik. Dari 9,5 persen kini ke 20 persen. 

Febry ketika ditanya mengapa kuliah di Rusia karena negara besar ini adalah kiblat ilmu pengetahuan selain Amerika Serikat. “Keilmuannya sangat dalam. Worth it pokoknya. Apalagi untuk belajar energi,” katanya. 

Stigma tentang Rusia secara umum misalkan suka Vodka juga sama realitasnya. Ada juga yang gak suka. Juga sebagai negara dingin sepanjang tahun juga masih dirasakan kehangatan mataharinya. Hanya 6-8 bulan ia merasakan dingin cuacanya. 

“Sisanya masih ada matahari,” tandas Febry. 

Ditambahkan, ada satu mahasiswa Indonesia yang tinggal di Beograd yang agak dekat Ukraina. Ada rencana dari KBRI untuk ditarik di Moscow dam bisa luoiah daring. Sesang penerbangan keluar Rusia hanya bisa k3 Istambul, Abu Dhabi dan Dubai.

Selain itu, banyak sanksi pernerbangan ke Eropa.

Download MEDIA CETAK HARIAN DI’S WAY MALANG POST

Sumber| https://suryamalang.tribunnews.com/2022/03/08/dosen-um-febry-wijayanti-bagikan-pengalaman-berada-di-rusia-saat-perang-dengan-ukraina?page=all