Wali Kota Malang Sutiaji Ingin Perguruan Tinggi Membantu Sertifikasi Halal Bagi UMKM

 

SURYAMALANG.COM|MALANG- Universitas Negeri Malang (UM) menggelar seminar “Literasi Jaminan Produk Halal dalam Mendukung Pengembangan Ekonomi Pariwisata Halal Indonesia” di Gedung A20 Universitas Negeri Malang (UM), Selasa (8/2/2022).

Wali Kota Malang Sutiaji menjadi pembicara dalam seminar tersebut.

Ia meminta agar perguruan tinggi berperan membantu, terutama sertifikasi halal bagi UMKM yang ada.

Wali Kota Malang Sutiaji Ingin Perguruan Tinggi Membantu Sertifikasi Halal Bagi UMKM

Rektor UM Prof Dr AH Rofi’uddin MPd memberikan cinderamata pada Wali Kota Malang Sutiaji dalam kegiatan seminar literasi produk halal, Selasa (8/3/2022). 

“Di Kota Malang, ada lima perguruan tinggi yang memiliki halal centre. Yaitu UM, Universitas Brawijaya, UIN Maulana Malik Ibrahim dan dua PTS yaitu Unisma dan UMM,” kata Walikota.

Menurutnya, jika sertifikasi halal dikenakan biaya tidak masalah, asal tidak terlalu mahal.

Sebab, sertifikasi halal merupakan bagian dari pengabdian masyarakat.

Hingga saat ini, sudah ada sembilan hotel bersertifikat halal, 72 restoran dan UMKM.

Dan ada 100 usaha yang mendaftar untuk mendapat sertifikat halal.

“Permintaannya tinggi,” kata walikota. Maka sosialisasinya akan terus dilakukan agar makin banyak yang melakukan sertifikasi hal. 

Dr M Aqil Irham, Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) mengatakan, sertifikasi halal dilakukan bertahap pada usaha seperti produk makanan dan penyembelihan. Pada 2024-2026, semua produk kena kewajiban memiliki sertifikat halal. 

Menurut walikota, memang perlu dikuatkan terus menerus sertifikasi halal

“Di Malaysia saja yang sudah 50 tahun ada sertifikasi halal, demand nya masih 40 persen. Isu global terkait pendapatan negara dari produk halal diprediksi bisa mencapai 5000 triliun dolar,” kata Sutiaji pada wartawan usai acara. Jika ini dikerjakan, maka menjadi pasar yang luar biasa. 

“Malang sebagai kota miniatur Indonesia dan dunia harus mengambil peluang itu,” katanya.

Sehingga tidak perlu ada kekhawatiran tentang Malang Halal itu dikaitkan pada satu agama. 

Sebab, menurut walikota, pasar menghendaki itu dan Pemkot Malang harus melayani.

“Intinya, ketika datang ke Malang itu terjamin,” katanya. 

Ia menyebut bahkan narasumber dari Jepang sampai menangis karena begitu sulitnya mencari sertifikat halal di Kota Malang.

“Saya sering dikirimi makanan teman saya non muslim. Ia bilang ini halal, ya saya makan. Tidak ada kaitan dengan sentimen agama. Bahkan di misi saya yang ketiga adalah menguatkan kota toleran,” jelasnya

Usaha yang harus memiliki sertifikasi halal yang banyak pada makanan, obat, juga minumam dll.

“Jika tidak mencatumkan halal, kan konsumen ragu. Nanti produser juga rugi karena produknya tidak halal. Sedang Dr Puji Handayati SE MM Ak CACMA, Ketua Seminar Nasional Literasi Halal menjelaskan bahwa kegiatan digagas halal centre UM.

“Ini karena potensi wisata di Kota Malang. Di seluruh dunia menggagas halal tourism. Sehingga bisa dioptimalkan juga ke Malang. Sehingga kami menggagas untuk memberi  literasi untuk pentingnya halal ini,” kata dosen FE UM ini. Dikatakan, definisi harafiah halal adalah boleh. 

Tapi bukan berarti pemerintah dijalankan dengan syariat Islam. “Halal ini untuk semua kebutuhan sebagai muslim. Sehingga produk perlu disertifikasi halal agar makan juga nyaman,” jelas Puji. Ia berharap agar literasi dari perguruan tinggi bisa memberikan pencerahan. 

Rektor UM Prof Dr AH Rofi’ddin MPd, mengapresiasi kegiatan ini. Apalagi mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim yang harusnya taat pada aturan-aturan agama.

Sehingga bisa makan yang halal. Meski yang agak mengherankan adalah justru yang menang adalah industri di negara non muslim.

Rektor senang jika ada tempat makan non halal yang memberitahu konsumen dengan memasng tulisan makanan yang dijual mengandung babi.

Sumber| https://suryamalang.tribunnews.com/2022/03/08/wali-kota-malang-sutiaji-ingin-perguruan-tinggi-membantu-sertifikasi-halal-bagi-umkm?page=all