Critical Language Scholarship 2022 UM Sebagai Bentuk Perluasan Bahasa Indonesia ke Dunia

Senin, 20 Juni 2022 16.34

Program Critical Language Scholarship Universitas Negeri Malang 2022 bertujuan untuk meluaskan bahasa Indonesia ke seluruh dunia

Malang, Radius – Universitas Negeri Malang (UM) membuka program Critical Language Scholarship 2022 yang bekerja sama dengan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dalam pertukaran mahasiswa untuk berpartisipasi dalam studi bahasa intensif pada Senin (20/6/2022).

Program tersebut merupakan kerjasama antara Fakultas Sastra program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) UM dengan American Council yang ke-13. Program pertukaran pembelajaran budaya dan pendidikan ini diikuti oleh 23 mahasiswa Amerika.

img-detail

Program Critical Language Scholarship Universitas Negeri Malang 2022. (kae)

Berasal dari banyak daerah negara bagian Amerika Serikat, seperti Chicago, Florida, dan California, para peserta tidak hanya akan diajarkan mengenai bahasa Indonesia saja, melainkan juga kebudayaan Indonesia.

Tidak hanya itu, agar para mahasiswa asing ini dapat mengembangkan kemampuan pembelajaran bahasa dan budaya Indonesia, pihak BIPA menawarkan empat kelas pilihan, yaitu kelas tari, kelas gamelan atau musik, kelas dangdut, dan kelas batik.

Sehingga, selain mahasiswa diajarkan pembelajaran pokok, mereka juga diberikan kesempatan untuk memilih kelas yang ingin dipelajarinya. Untuk penamaan kelas, juga menggunakan nama-nama alat musik Indonesia, seperti serunai, gamelan, sape, kolintang, dan sasando. Tujuannya agar para mahasiswa asing bisa menambah perbendaharaan kosa katanya masing-masing.

Sawyer Martin, alumni mahasiswa BIPA 2016 yang juga merupakan koordinator mahasiswa Critical Language Scholarship 2022 mengungkapkan bahwa adanya program ini harus dimanfaatkan dalam menumbuhkan kemampuan berbahasa Indonesia dan rasa cinta terhadap Indonesia.

Menurut Sawyer, melalui program CLS ini, khususnya bagi penutur asing dapat memperbaiki berbicara dalam bahasa Indonesia melalui program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing. Hal ini bertujuan untuk meluaskan bahasa Indonesia ke seluruh dunia.

“Tidak hanya masyarakat Indonesia saja yang dipersatukan oleh bahasa Indonesia, tetapi juga seluruh negeri yang tertarik dan mau belajar bahasa Indonesia ini,” ungkapnya.

Yosua Siagian (kiri) dan Nadja Bartlebaugh (kanan). (kae)

Yosua Siagian, salah satu mahasiswa program Critical Language Scholarship 2022 mengaku bahwa keikutsertaannya dalam program ini adalah ingin memperkaya dan memperlancar bahasa Indonesia. Karena sejatinya, Yosua mengungkapkan bahwa dirinya merupakan orang Indonesia asli.

“Saya mau keep budaya saya, saya ingin belajar bahasa Indonesia untuk anak cucu saya nanti,” terang Yosua.

Menurut pengakuannya, Yosua lahir di Jakarta, namun besar di Amerika Serikat karena kedua orang tuanya pindah ketika dirinya masih kecil. Di rumah, Yosua tetap menggunakan bahasa Indonesia untuk percakapan sehari-hari. Tetapi, dirinya mengaku ingin banyak belajar bahasa Indonesia di UM, khususnya bahasa formal.

Pria berumur 21 tahun tersebut mengungkapkan bahwa dirinya ingin masuk ke kelas gamelan. Yosua ingin sekali mempelajari semua alat musik asal Tanah Air. “Saya ingin ikut kelas gamelan karena saya ingin mempelajari semua alat musik dari Indonesia,” jelasnya.

Sebelumnya, Yosua berkuliah di The George Washington University, Amerika Serikat. Dirinya juga menuturkan bahwa untuk ikut dalam program ini ada beberapa proses seleksi, di antaranya adalah menyetorkan nilai dan menulis essay.

Tidak berbeda dengan Nadja Bartlebaugh, salah satu mahasiswa asing program Critical Language Scholarship 2022 ini juga masih memiliki keturunan darah Indonesia dari sang Ibu. Nadja mengaku bahwa dirinya ingin lebih meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa Indonesia. “Saya mau improve bahasa Indonesia saya fluent more,”

Nadja juga menuturkan bahwa dirinya tetap belajar berbahasa Indonesia dengan ibunya untuk percakapan sehari-hari. Namun, selebihnya, Nadja lebih sering menggunakan percakapan dalam bahasa Inggris.

“Saya mau belajar bahasa Indonesia. Di rumah saya belajar bahasa Indonesia sama Mama, tapi saya lebih sering menggunakan bahasa Inggris,” imbuh Nadja.

Dr. Gatut Susanto, M.M., M.Pd, Institute Director of CLS Indonesia. (kae)

 
Dr. Gatut Susanto, M.M., M.Pd, Institute Director of CLS Indonesia mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan program pembelajaran kedua yang diajarkan secara luring kepada mahasiswa asing Amerika. Gatut mengatakan bahwa lamanya proses pembelajaran ini adalah dua bulan.

“Pembelajaran ini sudah dua tahun terbelenggu Covid-19 dan mulai semester ini program BIPA sudah kembali dilaksanakan secara tatap muka,” jelas Gatut.

Jika dibandingkan dengan tahun 2019 lalu, Gatut mengatakan ada penurunan jumlah murid. Pada tahun tersebut, total mahasiswa program ini sebanyak 26 murid. Adanya penurunan tersebut disebabkan karena faktor biaya.

“Tahun 2019 lalu, mahasiswa asing ditempatkan di rumah keluarga Indonesia. Namun, untuk menjaga protokol kesehatan saat ini, mereka ditempatkan di hotel. Jadi ada perbedaan biaya,” terangnya.

Hubungan yang baik antara Indonesia dan Amerika inilah yang membuat program Critical Language Scholarship 2022 ini terlaksana. Sehingga, bahasa Indonesia dianggap penting untuk dipelajari oleh orang-orang Amerika.

“Oleh karena itu, pemerintahan Amerika melalui Departemen Luar Negeri Amerika Serikat membiayai mahasiswa untuk belajar bahasa Indonesia,” imbuh Gatut.

Topik yang diusung dalam program Critical Language Scholarship 2022 adalah social development. Tema atau topik tersebut menitikberatkan pada pembelajaran bahasa dan budaya Indonesia yang diarahkan pada pengembangan sosial.

“Materi secara umum yang diberikan adalah bahasa dan budaya. Tentu kalau belajar bahasa itu tidak bisa terhindar dari budaya. Dan, tema social development ini akan disisipkan di pembelajaran tersebut,” ungkap Gatut.

Selain itu, menilik dari Yosua dan Nadja, Gatut menuturkan bahwa banyak juga mahasiswa asing yang memiliki keturunan Indonesia. Namun, penerapan tuturan bahasa Indonesia terbilang bukan bahasa utama.

“Banyak sekali dari mereka yang juga memiliki darah Indonesia. Tetapi pajanan yang didapat dalam belajar bahasa itu kurang. Sehingga, kemampuan bahasa Indonesia mereka rendah,” jelasnya.

Maka, melalui program Critical Language Scholarship 2022, para mahasiswa asing tersebut berupaya untuk meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa, fenomena ini disebut sebagai language heritage learner, yaitu pembelajaran bahasa warisan.

Pada kesempatan yang sama, Gatut menuturkan selamat kepada para mahasiswa asing yang telah terpilih untuk berpartisipasi dalam program CLS UM 2022 ini. “Kami mengucapkan selamat datang dan selamat belajar di Universitas Negeri Malang,” pungkas Gatut.

Para mahasiswa asing juga diperkenalkan dengan para guru pengajar yang nantinya akan mendampingi mereka. Untuk mengakrabkan diri satu sama lain, mereka juga diminta untuk maju satu per satu ke depan untuk memperkenalkan diri.

Dalam pembukaan Critical Language Scholarship 2022 yang diselenggarakan di Aula Fakultas Sastra, para pelajar asing disuguhkan dengan penampilan Tari Jejer Gandrung Jaran Dawuk sebagai perlambangan selamat datang.

Upaya tersebut dilakukan pihak Universitas Negeri Malang sebagai salah satu bentuk pengenalan kepada mahasiswa asing mengenai kebudayaan tari yang ada di Indonesia. Selain itu, sebagai sambutan peresmian program Critical Language Scholarship 2022.

Sumber|https://getradius.id/news/33382-critical-language-scholarship-2022-um-sebagai-bentuk-perluasan-bahasa-indonesia-ke-dunia