BUTIR-BUTIR PENGAMALAN PANCASILA LAHIR DI MALANG

BUTIR-BUTIR PENGAMALAN  PANCASILA LAHIR DI MALANG, Malang Post 2 Juni 2017

BUTIR-BUTIR PENGAMALAN PANCASILA LAHIR DI MALANG, Malang Post 2 Juni 2017

Malang Post 2 Juni 2017

Mengenal Laboratorium Pancasila UM

MALANG – Universitas Negeri Malang (UM) mempunyai Pusat Pengkajian Pancasila, yang dulunya discbut Laboratorium Pancasila. Laboratorium ini, menjadi salah satu  scjarah lahirnya Pancasila. Sebab dulunya, laboratorium yang terletak di Jl. Veteran Malang ini. bcrperan dalam merumuskan 36 butir-butir pengamalan Pancasila.

Menurut cerita Kepala Laboratorium UM, Dr. A. Rosyid Al Atok, M.Pd, MH, founding father dari laboratorium ini yaitu Prof. Dr. Dardji Darmodihardjo, SH, yang juga sebagai Rektor UM (IKIP Malang pada saat itu) sangat berperan dalam hal ini. la turut menyumbangkan ide gagasan, melalui kajian yang dilakukan dalam forum di laboratorium itu, dan dibawa ke Jakarta.

Karena scjarah tersebut, lanjutnya, membuat Laboratorium Pancasila UM sebagai salah satu objek scjarah yang patut dijaga hingga kini. “Karena dulu, lab ini adalah pertama dan satu-satunya di perguruan tinggi. Para pelaku scjarah di masa itu menganggap, laboratorium UM layak untuk dijadikan sebagai salah satu penyumbang ide dari sisi akademis,” imbuh dia.

Walaupun sekarang diubah namanya menjadi pusat pengkajian, namun Rosyid menginginkan agar nama laboratorium tetap tersemat di benak hingga sekarang. “Dulu namanya Laboratorium Pancasila. Sekarang jadi Pusat Pengkajian Pancasila,” ulangnya lagi.

Namun ia ingin scjarah itu tetap dikenang. Jasa laboratorium itu dan seisinya, yang telah digunakan untuk memberikan masukan-masukan kepada pemerintah dan negara tetap dijaga. Menurutnya, Prof Dardji selain pernah menjadi Rektor UM juga sempat
menjabat Rektor Universitas Brawijaya.

“Semangat founding father kita kala itu. Prof. Dardji sangatlah tinggi. Sehingga fungsi lab ini pun berkembang terns hingga kini. Untuk kajian, diskusi, dan terus mengembangkan pemikiran dan gagasan,” papar dia.

Ia menjelaskan, saat ini, sehari-hari lab itu tetap dipakai diskusi dan menjadi perpustakaan Pancasila. Menyajikan perkembangan pemahaman Pancasila kepada generasi muda, terutama yang berada di sekitar UM dan Kota Malang. Ia ingin agar Pancasila tetap dijaga kesaktiannya. Dan menurutnya pemuda adalah pelaku paling berperan untuk hal tersebut.

“Pancasila sebagai kepribadian melekat sangat identik dengan anak muda yang harus terus aktif. Memang kadang-kadang ada dinamika, ada pengaruh dan godaan. Seringkali pemuda tergoda. Namanya kepribadian, dia yakin itu pasti ada dalam jiwanya,” kata Rosyid sambil berpesan kepada para genersi muda untuk tetap menjaga Pancasila. la senang, karena hari lahir Pancasila untuk kali pertama ini diapresiasi oleh pemerintah dengan menjadikannya hari libur nasional pada1 Juni.

Momen Mempersatukan Bangsa
Hari Lahir Pancasila, merupakan momen tepat untuk mempersatukan bangsa, di tengah maraknya perpecahan dan isu SARA yang
terjadi belakangan ini. Pesan ini disampaikan Bupati Malang, Dr H Rendra Kresna, saat memimpin Upacara Peringatan Hari Lahir
Pancasila, di halaman Pendopo Agung, Kabupaten Malang, kemarin pagi.

Di hadapan ratusan peserta upacara dari berbagai elemen ini, bupati berpesan supaya masyarakat semakin mempererat rasa persatuah dan kesatuan. “Sebenarnya, Pancasila dibuat sebagai alat pemersatu bangsa. Sesuai dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang artinya meski berbeda-beda, namun tetap satu jua,” ujar Rendra Kresna.

Dia menjelaskan, dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman, dari Miangas sampai Rote. Begitupula di Kabupaten Malang yang juga memiliki aneka ragam agama, suku dan ras. Sehingga, kenekaragaman ini patut dijaga dengan mengedepanka Pancasila dan semboyan Bhineka Tunggal Ika.

“Meski memiliki kenakeragaman serta berbeda-beda, Kabupaten Malang tetap utuh dan situasi keamanan berlangsung kondusif. Ini menandakan, bahwasanya masyarakat menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila,” paparnya.

Dia melanjutkan, tidak bisa dipungkiri Indonesia memang memiliki keanekaragaman tersebut. Seperti Berbagai etnis, aneka bahasa lokal, adat istiadat, agama, kepercayaan. serta golongan, bersatu padu membentuk Indonesia. Dia mengatakan, masyarakat harus menjunjung tinggi nilai Ihur Pancasila dan Kebhinekaan. Tanpa terlepas dari keanekaragaman maupun perbedaan yang menjadi bumbunya.

“Seperti agama sudah diwadahi melalui sila pertama ketuhanan yang maha esa. Seharusnya, melalui perbedaan ini, membuat kita semakin kuat,” kata Ketua DPW NasDem Jawa Timur tersebut. Sehingga, di tengah maraknya isu perpecahan yang mengatasnamakan agama dan suku diharapkan tidak terjadi lagi di masa mendatang.

“Jalan satu-satunya, adalah kembali ke Pancasila. Sehingga, hal tersebut tidak terjadi lagi,” terangnya. Upacara Bendera yang diselenggarakan di halaman Pendopo Agung Kabupaten Malang berlangsung khidmat.(ica/big/han)

Leave a Reply

Your email address will not be published.