Branding Kembali Pakisjajar Sebagai Desa Batik, Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang Adakan Pelatihan Batik Tulis Motif Daun Pakis

29 Maret 2022 12:43 Diperbarui: 29 Maret 2022 13:17 14 2 1

Pakisjajar, Malang (29/03/2022). Batik merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan. Kita juga tahu bahwasannya batik sudah go internasional. Seperti yang muncul di berbagai portal berita akhir-akhir ini, batik asal Blitar, Jawa Timur dikenakan oleh Justin Holiday pemain basket tenar asal Amerika yang bermain di klub NBA Indiana Pacers. Selain itu batik juga mendapat pengakuan internasional yang didapuk sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lidan dan Non Bendawi oleh UNESCO. Atas dasar itulah sebanyak 12 mahasiswa KKN Reguler Universitas Negeri Malang 2021/2022 melakukan kegiatan pelatihan pembuatan batik tulis di Dusun Trajeng, Desa Pakisjajar, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.

Selain atas dasar hal di atas, Desa Pakisjajar sebelumnya juga dikenal sebagai Desa Batik terutama di kalangan masyarakat sekitaran malang. Akan tetapi karena pandemi covid-19 dan adanya kendala biaya mengharuskan berhentinya produksi yang terhitung cukup lama. Melihat adanya potensi tersebut, kegiatan pelatihan batik tersebut kami jadikan sebagai salah satu proker utama KKN kami, dengan kata lain kami ingin mem-branding kembali desa pakisjajar ini menjadi desa batik, ucap Abu Emir, koordinator proker pelatihan baik.

Kegiatan tersebut berlangsung selama 3 hari, yaitu kamis-sabtu (24-26 Maret 2022) bertempat di rumah Kepala Dusun Trajeng Bapak Ahmad Sof’an. Sasaran dari pelatihan ini adalah ibu-ibu warga dusun tersebut yang minat dengan kegiatan membatik selain itu turut hadir Ibu Nunung yang juga merupakan pengrajin batik tulis di desa tersebut. Total peserta dari kegiatan tersebut terhitung kurang lebih sebanyak 6-10 orang. Di hari pertama rangkaian acara terdiri dari pembukaan dan menggambar motif batik di kain.

Turut hadir juga Ibu Dr. Zihan Novita Sari, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Lapangan KKN tersebut. Tiap daerah di Indonesia masing masing memiliki motif batik yang khas, seperti motif mega mendung di Cirebon, motif kawung di Yogya, dan lain sebagainya. Begitu pula di kegiatan pelatihan ini, mahasiswa KKN sebagai penyelenggara kegiatan berdiskusi dengan DPL dan pihak desa untuk mengusung motif daun pakis agar identik dengan Desa Pakisjajar.

Di hari kedua, kegiatan pelatihan yang dilakukan yaitu mencanting motif yang sudah digambar di hari sebelumnya. Mencanting sendiri merupakan kegiatan pemberian malam/lilin batik sesuai motif yang sudah digambar. Setelah seluruh motif selesai dicanting, kegiatan di hari tersebut selesai dan dilanjutkan keesokan harinya.

Dan di hari ketiga, melakukan pewarnaan kain yang selesai dicanting. Pewarnaan kain menggunakan bahan remasol sebagai pewarna dalam hal ini menggunakan warna kuning dan ungu. Selain itu digunakan waterglass sebagai pengikat warna dan campuran air. Komposisi dalam pewarnaan adalah 50 gram bubuk remasol ditambah 800 mL air dan 200 mL waterglass, komposisi tersebut bisa digunakan untuk mewarnai kain sepanjang 2 meter, ucap narasumber. Batik dicelupkan ke pewarna lalu didiamkan kurang lebih 2 jam agar warna meresap yaitu dengan memasukkan kain ke dalam kantong kresek yang dipotong ujung bawahnya lalu digantung. Setelah 2 jam kain dimasukkan ke dalam air panas yang sudah dididihkan sebelumnya. Proses tersebut disebut proses nglorot untuk melorot atau mengilangkan bekas malam/lilin. Setelah itu batik yang sudah diwarna dijemur hingga kering di bawah terik matahari.

Di hari kedua dan ketiga turut hadir narasumber yang merupakan penggiat batik di Kabupaten Malang yaitu Ibu Widji Walujati bersama rekannya. Dengan adanya narasumber penggiat batik, kami berharap dapat memberikan ilmu dan menyalurkan semangat motivasi kepada ibu-ibu warga pakisjajar sehingga harapan mem-branding kembali desa pakisjajar ini menjadi desa batik dapat terwujud, tutur wahyu koordinator KKN. Setelah pewarnaan selesai dan batik yang dijemur sudah kering. Kegiatan pelatihan pun diakhiri dengan foto bersama antara mahasiswa, peserta, dan narasumber. Saya berterimakasih kepada mahasiswa KKN sudah diberi kesempatan membagi ilmu dan saya juga sangat senang karena ibu-ibu warga disini sangat ramah, semangat, antusias dan harapan saya semoga kegiatan ini dapat terus berlanjut serta bisa menjadi UMKM Batik yang dikenal masyarakat luas, ucap Ibu Widji dan rekan.

Sumber| https://www.kompasiana.com/wahyupamungkas27/62429c8afa29e2797f3d1132/branding-kembali-pakisjajar-sebagai-desa-batik-mahasiswa-kkn-universitas-negeri-malang-adakan-pelatihan-batik-tulis-motif-daun-pakis?page=all