Bentor Nahas Gubes UM Rutin Menjemput

MALANG KOTA – Duka kehilangan salah satu guru besar (gubes) Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM) Prof Dr Gunadi Hari Sulistyo tak hanya dirasakan jajaran rektorat saja. Kalangan mahasiswa juga turut merasakan kehilangan sosok yang dikenal ramah tersebut. Seperti diketahui, Gunadi meninggal saat menaiki becak motor (bentor) bersama istrinya, Dra Hj. Kun Aniroh MM, di Terminal Gombong Kebumen, Jawa Tengah, Jumat (10/1).

Bentor yang ditumpangi keduanya ditabrak sebuah mobil dari belakang. Keduanya diketahui meninggal dalam kondisi berpelukan. Kabar tersebut cukup mengagetkan Dewi Rizky Novianti, salah satu mahasiswi Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra UM. Kepada koran ini, dia menjelaskan bila Prof Gunadi adalah dosen yang humoris. Gaya mengajarnya selalu disisipi sejumlah lawakan khas. ”Beliau itu orangnya humble dan lucu. Mau ke sesama dosen ataupun mahasiswanya,” kata dia.

Setahun, Bangun 109 Ruas Drainase Sepanjang 21.581 Meter

Mahasiswinya yang lain, Maghfira Febri Ayu, mengenal Gunadi sebagai seorang dosen yang teliti dan peduli terhadap mahasiswanya.
”Beliau selalu menekankan, kalau di kelas kalian boleh membuat kesalahan sebanyak mungkin untuk tugas. Supaya kalau sudah keluar dari kelas akhirnya capek membuat kesalahan,” terang dia mengingat-ingat pesan almarhum.

Hal serupa juga dirasakan Jasmine Nur, mahasiswinya yang lain. ”Beliau selalu mengingatkan mahasiswanya untuk selalu berbuat baik. Meskipun terkadang hari sudah hampir gelap, tapi Pak Gun masih semangat dalam mengajar kami,” kenang mahasiswa semester 6 itu.

Sementara itu, ada fakta baru terkait kasus kecelakaan yang melibatkan Prof Gunadi Jumat (10/1). Dari penuturan Wakil Dekan I Fakultas Sastra UM Dr Primardiana Hermilia diketahui bila sopir bentornya sengaja menjemput almarhum.

”Karena sopir bentor itu ternyata teman Pak Gun waktu SMA. Setiap almarhum pulang ke Jawa Tengah, selalu dijemput dia,” terang Primardiana. Dalam kasus kecelakaan itu, sopir bentor dinyatakan selamat dan hanya mengalami sejumlah luka.

Seperti diketahui pula, almarhum saat itu pulang ke kediamannya di Jawa Tengah hendak menuju ke rumah adiknya. Dia juga berniat untuk nyekar ke makam orang tuanya. Kemarin (12/1) sejatinya Gunadi berencana mengantar istrinya untuk reuni SMP di kawasan Muntilan. Namun, takdir berkata lain. Keduanya meninggal bersama saat menumpangi bentor.

Semasa hidupnya, Gunadi merupakan sosok penting di dunia pendidikan nasional. Dia sempat terlibat dalam tim penyusun soal seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBM PTN) dan menjadi asesor di Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Selain menjadi dosen bahasa Inggris di UM, dia juga dikenal aktif menulis. Total sudah ada 10 buku yang disusunnya.

Gunadi juga telah menerima penghargaan dari Presiden RI. Yakni, Penghargaan Satyalancana Karya Satya 10 pada 2005. Juga Penghargaan Satyalancana Karya Satya 20 tahun pada 2011 lalu.

Sementara istrinya, Kun Aniroh, diketahui juga berprofesi sebagai dosen. Dia mengajar di beberapa universitas di Kota Malang. Seperti di Program Studi Diploma IV Pariwisata Universitas Merdeka (Unmer) Malang. Dia juga dosen Jurusan Sastra Inggris di Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Sumber dari: https://radarmalang.jawapos.com/bentor-nahas-gubes-um-rutin-menjemput/

Leave a Reply

Your email address will not be published.