Banyak Negara yang Ingin Belajar Pancasila

Banyak Negara yang Ingin Belajar Pancasila, Malang Post 19 Oktober 2017

Banyak Negara yang Ingin Belajar Pancasila, Malang Post 19 Oktober 2017

Download Malang Post 19 Oktober 2017

MALANG – Bangsa Indonesia harus bangga dengan nilai-nilai pancasila. Terbukti, kerukunan yang terjalin antar warga negara dengan berbagai suku dan ras menjadi nilai tersendiri yang dilirik oleh kepala negara lain.

“Minggu lain, dubes Roma datang dan menyatakan ingin belajar pancasila. Sekitar satu bulan yang lain pula presiden Afghanistan menemui presiden Jokowi dan menyatakan hal yang sama. Di sana hanya ada tujuh suku namun ada perselisihan. Padahal di Indonesia, ada ratusan namun bisa bersatu,” ujar Deputi Bidang Advokasi Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP), Prof Dr Hariyono MPd ditemui di UM, kemarin.

Nilai-nilai pancasila yang tertanam dengan baik dalam diri seorang warga negara akan membantunya menghadapi berbagai persoalan, salah satunya untuk tidak reaktif dalam suatu gejolak pernyataan mengenai pribumi dan bukan pribumi yang sempat bergulir beberapa waktu terakhir ini.

Dalam kesempatan tersebut, Haryono juga mengungkapkan kekagumannya pada budaya dan kesenian Indonesia yang luar biasa. Sebagi seorang yang belajar sejarah, dia mengungkapkan bahwa tarian merupakan sebuah matrial art, tarian kemiliteran.

“Karena pada zaman VOC dan Hindia Belanda, orang Indonesia tidak diperkenankan punya kemampuan militer. Jdi untuk menyamarkan, mereka menyembunyikannya dalam tarian. Itulah mengapa saya bangga dengan kesenian kita yang luar biasa. Bahkan Orang Jepang dan Amerika pun mengimpor gending, tapi untuk media penyembuhan,” sambungnya.

Lebih lanjut, Haryono mengajurkan akademisi di bidang seni tari untuk berkolaborasi dengan bidang psikologi untuk suatu metode penyembuhan stress melalui menari.

“Orang-orang yang stress, diajak menari bersama dalam waktu tertentu, akan sembuh. Akan lebih hebat lagi kalau bisa bekerja sama dengan mereka yang bergelut di bidang fisika, karena mereka lah yang paham ilmu bahwa suara keras bisa masuk ke dalam pikiran dan pikiran ke perasaan,” imbuhnya.

Memasuki kurikulum belajar berbasis kehidupan dan kurikulum transdisipliner oleh UM, Haryono berharap orang-orang di bidang ekonomi tak hanya berada di bidangnya. Dia menyontohkan beberapa waktu yang lalu ada seorang ekonom yang juga belajar psikologi dan atas kehebatannya, dia menerima hadiah nobel.

“Orang-orang sukses adalah mereka yang ikut jalan tinggi, penuh reflcksi dan tidak ikut arus, sehingga bsia melampaui kepentingannya sendiri. Untuk hal-hal menarik itulah yang perlu kita contoh,” sambungnya. (ras/oci)

Leave a Reply

Your email address will not be published.