Bahasa Indanesia Paling Diincar di Mesir

Surya 13 September 2016

Surya 13 September 2016

scan kliping0013_1

 

 

 

 

 

 

 

 

Surya 13 September 2016

Surya 13 September 2016

NANANG SYAIFUL ROHMAN Pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur  Asing di Universitas Negeri Malang/sedang bertugas di Pusat Kebudayaan Informasi nIndonesia Kairo dan Pusat Studi Indonesia Ismailia Mesir

Bahasa Indanesia Paling Diincar di Mesir

DUTA Besar RI di Kairo, Helmy Fauzy membuka kelas baru pembelajaran bahasa Indonesia periode ketiga tahuri ajaran 2016, Minggu (4/9), di Pusat Studi Indonesia (PSI) Suez Canal University (SCU) di Ismailia, Mesir.

Hadir Atdikbud KBRI Kairo, Usman Shihab, Wakil Rektor SCU, Prof Dr Atif Abo el Nour, Dekan Fakultas Sastra dan ilmu-ilmuhumaniora Adel Assaadani, Direktur PSI, Hassan Yussif, dan para pengajar kursus bahasa Indonesia.

Dubes RI mengucapkan selamat dan terima kasih kepada para calon peserta yang akan mengikuti pembelajaran selama 3 bulan di PSI Ismailia.

KBRI dan SCU bekerjasama membuka kelas bahasa Indonesia sejak 2005. Baru tahun 2012, PSI di SCU rcsmi dibuka. Program pertama adalah pembelajaran bahasa dan budaya Indonesia bagi mahasiswa dan masyarakat ’ Mesir.

Program ini menjadi salah satu jalan bagi mahasiswa mendapat beasiswa studi ke Indonesia melalui program darmasiswa dan beasiswa. Kemitraan Negara Berkembang (KNB).

Selain pembelajaran bahasa dan budaya-Indonesia, SCU juga mengadakan sarasehan tehtang Indonesia, mencakup ’ sosial, budaya, pendidikan, dan pariwisata, rutin setiap bulan. sedang berupaya meningkatkan program pembelajaran
bahasa Indonesia menjadi Program Studi Indone¬ sia. Jadi, selain belajar bahasa Indonesia, mahasiswa juga bisa mangampu mata kuliah tentang Indonesia.

Menurut Atdikbud KBRI, Usman Shihab, sejarah panjang hubungan Indonesia dan Mesir berdampak positif terhadap minat masyarakat Mesir memelajari bahasa
Indonesia.

Selain PSIdi SCU, pemerintah melalui KBRI berusaha membuka pusat-pusat
studi Indonesia lainnya. Nantinya pusat-pusat Indonesia ini, diharapkan.dapat membantu keinginah masyarakat Mesir untuk memelajari bahasa dan budaya Indonesia.

Kewalahan

Jumlah peserta yang begitu banyak membuat penyelenggara kewalahan, terutama bagian fasilitas dan kapasitas belajar mengajar.

Maklum, di universitas ini hanya memiliki dua pengajar dengan jumlah peserta setiap angkatan mencapai 80-an.

Itu sebabnya Dubes RI dan Atdikbud RI Kairo menyambut hangat pengiriman empat pengajar bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) ke Mesir oleh pemerintah Indonesia melalui Pusat Pengembangan Strategi Diplomasi Kebahasaan (PPSDK).

Nantinya keempat pengajar ini termasuk penulis akan membantu mengajar di PSI, SCU Ismailia dan Pusat Informasi Kebudayaan Indonesia yang sudah membuka program ini satu bulan sebelumnya. (http://surabaya.tribunnews.com/2016/09/lllwow-bahasa-indonesia-paling-diincar-mahasiswa-Mesir)

Leave a Reply

Your email address will not be published.